Jelang Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain, Pengamat Bilang Erick Thohir Siap Hadapi Risiko

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA – Publik sepakbola Indonesia tengah menunggu kejutan seperti apa yang bakal disajikan Timnas Indonesia setelah PSSI mengganti pelatih kepala dari Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert.

Hal itu akan terlihat setidaknya dalam dua pertandingan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C kontra Australia dan Bahrain pada Maret mendatang.

Pengamat sepakbola, Anton Sanjoyo memandang dua pertandingan tersebut layaknya dua sisi mata koin bagi PSSI, khususnya Ketum PSSI, Erick Thohir.

Apabila berhasil meraih target, imbag di Australia dan menang lawan Bahrain, pastinya publik akan mengelu-elukan keputusan tepat Erick Thohir.

Sebaliknya, apabila hasil yang diraih tidak sesuai yang diharapkan, pastinya publik akan menyerang PSSI.

“Kalau hasilnya negatif di sana, sudah pasti PSSI diserang. Cuma ya saya dengar sendiri kemarin kebetulan saya ketemu Erick Thohir kan."

Baca juga: Timnas Indonesia Gatot di Piala Asia U20 2025, FIFA Beri Sindiran untuk Hal Ini

"Ada pertanyaan seperti itu dan dia bilang ya sudah itu risiko yang harus diambil dan dihadapi. Saya kira itu ya memang jawaban yang harus dia berikan,” ujar Anton saat dihubungi Tribunnews, Jumat (21/2/2025).

“Karena keputusan sudah diambil, dia pasang badan untuk menerima apapun hasilnya,”

“Tapi dia juga pasti akan menerima kredit poin kalau misalnya pertandingan ini berhasil. Kan kita tidak pernah tahu juga di Australia bisa saja kita menang” terangnya.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia kini berada di peringkat ketiga grup C sementara dengan torehan enam poin dari enam laga.

Target empat poin pun telah Patrick Kluivert pada pertandingan di Bulan Maret nanti, yakni imbang lawan Australia dan menang atas Bahrain.

"Kami harus tajam saat melawan Australia dan Bahrain. Dari dua pertandingan itu saya ingin mendapatkan empat poin. Tentu kami ingin mendapatkan enam poin tapi kami juga harus menghormati lawan," kata Kluivert di Jakarta, Minggu (12/1/2025).(*)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid