VIRAL Biaya Rp 500 Ribu untuk Angkut Sampah di Sukabumi, Kadis DLH: Itu Bukan Sampah Biasa
Dalam video viral berdurasi 1 menit 15 detik terdengar suara ibu-ibu diduga perekam video bernegosiasi dengan petugas pengangkut sampah.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Viral di media sosial facebook, petugas kebersihan meminta uang Rp 500 ribu untuk mengangkut sampah yang ada di lingkungan pemukiman warga.
Dalam video viral yang diposting akun Insan K*** di salah satu grup facebook terdengar suara ibu-ibu diduga perekam video berkomunikasi dengan petugas kebersihan.
Dalam postingannya, akun Insan K*** juga menuliskan caption tentang kejadian tersebut.
"Saya pengen tahu dari teman-teman Baraya Sukabumi.. Sampah dikami karena baru ada acara jadi agak menumpuk..biasa nya diangkut tiap hari Selasa ini, karena banyak kami diharuskan bayar 500 RB, biasa nya kami bayar per Selasa 50 RB, tapi karena sekarang banyak jadi harus 500 rb, ketika kami tawar 300 RB juga para petugas sampah bilangnya tidak bisa," tulis akun Insan K*** dalam postingannya dilihat Tribunjabar.id, Rabu (29/1/2025).
"Apakah Baraya pernah mengalami seperti ini..? Bukan tidak bisa membayar, tapi kalau dibiasakan nanti kasihan tetangga yang lain .. Mungkin ada yang bilang , sodakoh saja kok hitung-hitungan ...nggak juga sih..tadi juga saya mau bayar, cuma kata tetangga2 jangan segitu... nanti kalau kami hajat , bayar nya segitu juga.... @dinas kebersihan Pemda Sukabumi mohon penjelasannya," tutup tulisan Insan K*** dalam postingannya.
Dalam video viral berdurasi 1 menit 15 detik terdengar suara ibu-ibu diduga perekam video bernegosiasi dengan petugas pengangkut sampah.
"Eta we kana mobil nu sanes we mang nya pang etakeun, pang nyanakeun, sabaraha sabaharaeun namah gampang meren (Itu aja ke mobil yang lain mas tolong bantu tanyain, berapa berapanya gampang)," ucap ibu-ibu dalam video viral.
Petugas kebersihan pun dalam video itu terdengar meminta bayaran Rp 500 ribu untuk mengangkut sampah seperti diminta ibu-ibu dalam video itu.
"Teu araya mobil na, mun gope mah daek cenah (pada gak ada mobilnya, kalau Rp 500 ribu mau katanya)," ucap petugas kebersihan berseragam dengan logo Pemda.
"Gope mah geude teuing (Rp 500 ribu terlalu besar)," jawab ibu-ibu itu.
"Paling 500, kanggo solar, nu damel meren, paling 500 (paling Rp 500 ribu, buat solar, buat yang kerja, paling Rp 500 ribu)," timpal petugas kebersihan.
"Tong 500 teuing atuh, 300 we atuh 300," ucap ibu-ibu itu kembali menawar.
"Duka, ka sopir we nyariosna (gak tahu, ke sopir aja bilangnya)," jawab petugas kebersihan.
Penelusuran Tribunjabar.id, hal itu terjadi di wilayah Kecamatan Cicantayan. Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, mengatakan, sampah yang diminta diangkut oleh ibu-ibu itu merupakan sampah bekas acara Isra Miraj.
Menurutnya, saat itu pelayanan pengangkutan sampah di jalur itu sudah penuh. Sehingga, warga meminta sampah diangkut dengan sistem borongan.
"Itu sampah info bekas acara rajaban (Isra Miraj) atau haol, kebetulan di jalur pelayanan tersebut sampah sudah penuh. Jadi warga meminta diangkut/borongan. Jadi supir dengan kru harus ektra perjalanan dua rit," katanya.
Ia mengatakan perjalanan Cisaat ke Tempat Pembuangan Akhir, pulang-pergi 64 kilometer. Perjalanan ini membutuhkan solar 40 liter, yakni Rp 272.000. Kemudian dibutuhkan Rp 228.000 untuk biaya 5 pekerja.
"Untuk 5 orang, masing-masing Rp 45.500, kondisi lelah dan cuaca hujan. Jadi yang posting maunya apa," kata Prasetyo dalam keterangannya.
Prasetyo menjelaskan, biaya pelayanan sampah memang seharusnya dibayar oleh dinas. Namun, sampah yang ingin diangkut dalam video viral itu bukan sampah rumah tangga, sehingga petugas di lapangan harus lembur dan tidak mendapatkan upah dari dinas.
"Seharusnya dinas membiayai pelayanan sampah, dikarenakan untuk BBM terbatas dan tidak ada jatah lembur, alangkah baiknya si pemilik sampah membuang sampahnya sendiri ke TPA karena sampahnya juga tidak biasa (bukan sampah rumah tangga biasa) yang skalanya keluarga," ucap Prasetyo. (M Rizal Jalaludin)
Derita Puluhan Siswa SDN Cipaku Sukabumi, Sekolahnya Ambruk, Terpaksa Belajar di Lantai |
![]() |
---|
Imbas Kasus Kesehatan Raya di Sukabumi, Amusi Laporkan Empat Dinas ke Kejaksaan |
![]() |
---|
Layanan Kesehatan di Sukabumi Dinilai Amburadul, Amusi Sebut Pemda Gagal Jalankan Tugas Dasar |
![]() |
---|
Fakta di Balik Bayi Meninggal Usai Dirawat 3 Hari di IGD: RSUD Palabuhanratu Sukabumi Tak Punya PICU |
![]() |
---|
KDM Bakal Banyak Bangun Jembatan agar Anak Tak Perlu Lagi Seberangi Sungai seperti di Sukabumi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.