Berita Viral

Fakta-fakta Tes Kehamilan Viral di SMA Cianjur, Disdik Jabar Panggil Kepsek Sayangkan soal Privasi

Kepala KCD VI Disdik Jabar, Nonong Winarni menilai tes kehamilan bersifat privasi dan menyayangkan viralnya video di salah satu SMA Cianjur tersebut.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
istimewa
Viral rekaman video sejumlah siswi SMA di Kabupaten Cianjur antre di depan toilet sekolah. Sejumlah siswi tersebut mengantre untuk menjalani tes kehamilan. 

TRIBUNJABAR.ID - Warganet dihebohkan dengan adanya tes kehamilan bagi siswi di SMA Sulthan Baruna, Kabupaten Cianjur, yang videonya viral di media sosial.

Dalam video yang beredar di media sosial, para siswi mengantre di depan toilet sekolah bersama guru yang mendampingi.

Kemudian, tes kehamilan dilakukan dengan test pack yang dicelupkan ke urine.

Sejak video tersebut viral, pro dan kontra pun terjadi di kalangan warganet.

Lantas, seperti apa fakta-fakta dari tes kehamilan di SMA Sulthan Baruna, Kabupaten Cianjur itu?

1. Kepsek tidak mau sebut "tes kehamilan"

Kepala Sekolah SMA Sulthan Baruna, Sarman membantah bahwa pemeriksaan yang dilakukan para siswinya adalah tes kehamilan.

Menurut Sarman, tes tersebut adalah pemeriksaan kesehatan rutin yang sekolahnya lakukan pada dua tahun terakhir.

Baca juga: Heboh Tes Kehamilan di SMA Sulthan Baruna Cianjur, Kepsek Bilang Disetujui Komite dan Orang Tua

"Jadi bahasanya bukan tes kehamilan ya, terlalu gimana gitu, tapi kita lebih menyebut checkup," kata Sarman melalui sambungan telepon, Rabu (22/1/2025).

"Checkup itu dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan," lanjut dia.

2. Antisipasi kehamilan

Sarman mengatakan, pemeriksaan itu pihaknya lakukan sebagai cara mengantisipasi adanya siswi yang mengandung karena pergaulan bebas maupun korban pemerkosaan.

"Iya kita tidak ingin lagi kecolongan, karena sekitar 3 tahun lalu, ada seorang siswi yang memang mengandung," ungkap Sarman.

"Kondisi siswi itu diketahui ketika orangtua bersangkutan datang untuk menikahkan anaknya," jelas dia.

3. Kepsek sebut disetujui orang tua

Sarman menambahkan, kegiatan pemeriksaan urine ini sudah mendapatkan persetujuan dari komite sekolah dan orang tua siswi.

"Tes check up atau kehamilan siswi dilakukan di lingkungan sekolah yang telah berjalan selama dua tahun terakhir," kata Sarman.

"Kegiatan tersebut juga atas persetujuan komites sekolah serta para orangtua," tambahnya.

4. Panggil orang tua jika siswi ada yang hamil

Sarman mengungkapkan, pihak sekolah akan memanggil orang tua jika terdapat siswi yang hamil. Namun, ia memastikan siswi itu masih bisa tetap bersekolah.

"Apabila ditemukan adanya siswi yang mengandung atau hamil hasil dari test tersebut, tentunya pihak sekolah bakal memanggil orang tua," tutur Sarman. 

"Namun saya pastikan siswi yang mengandung akan bisa menyelesaikan sekolahnya," katanya. 

Baca juga: KCD VI Disdik Jabar Sayangkan Tes Kehamilan Siswi SMA di Cianjur Bocor, Akan Panggil Kepala Sekolah

5. Disdik Jabar panggil kepsek

Kantor Cabang Dinas (KCD) VI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) menyayangkan rekaman video sejumlah siswi SMA Sulthan Baruna yang tengah menjalani tes kehamilan viral di media sosial. 

Kepala KCD VI Disdik Jabar, Nonong Winarni mengatakan, pihaknya akan segera memanggil Kepala Sekolah Sulthan Baruna untuk mengklarifikasi hal tersebut.

"Saya sudah mengumpulkan para kepala sekolah SMA atau SMK baik negeri atau swasta di Cianjur. Kecuali yang jarak sekolah cukup jauh," kata Nonong Winarni kepada Tribunjabar.id, Rabu (22/1/2025).

Nonong mengungkapkan, pihaknya sudah mengkonfirmasi Kepala SMA Sulthan Baruna melalui sambungan telepon terkait rekaman video viral sejumlah siswi dites kehamilan.

"Saya sudah memanggil kepala sekolah SMA Sulthan Baruna untuk datang ke Kantor KCD VI, untuk mengklarifikasi seluruhnya, tidak hanya rekaman video viral saja, tapi juga soal urgensi tes kehamilan kepada para siswinya," katanya. 

6. Disdik Jabar tegur soal privasi

Lebih lanjut, Nonong juga menilai viralnya video tes kehamilan itu tidak mengedepankan etika dalam menggunakan media sosial.

"Kalaupun ada kegiatan yang bersifat privasi dan ada dokumentasi hanya cukup untuk kebutuhan internal saja," ucap Nonong.

"Jangan seperti saat ini, tes kehamilan itu sifatnya privasi, tapi malah tersebar luar rekaman videonya, dan ini tentu bakal menjadi bola liar serta memunculkan berbagai pandangan," lanjutnya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah sering memberikan edukasi etika penggunaan media sosial di lingkungan sekolah kepada guru dan siswa atau siswi. 

"Ketika tidak memiliki etika dalam penggunaan media sosial yah seperti ini. Bagimana ketika jika wajah dari para siswi itu terekspos atau tersebar luas, itu bakal berdampak juga terhadap psikologis siswinya," katanya. 

Selain itu, Nonong mengatakan, pihaknya tidak memiliki wewenang dalam untuk memberikan sanksi kepada guru yang telah mengupload rekaman video sejumlah siswi yang tes kehamilan

"Terkait dengan saksi kita serahkan kepada pihak sekolah. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita bermedia sosial dengan etika yang baik serta tujuan baik juga," kata dia. 

(Tribunjabar.id/Rheina, Fauzi Noviandi)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved