Tragedi Longsor Pekalongan

Daftar Korban Tewas Longsor di Petungkriyono Pekalongan Hingga Sore Ini, Sudah 20 Jenazah Ditemukan

Petugas kembali mengangkat 3 jenazah korban longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Rabu 22 Januari 2025.

Editor: Ravianto
Istimewa
Banjir dan tanah longsor melanda Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Berita terakhir 16 orang dinyatakan tewas. 

TRIBUNJABAR.ID, PEKALONGAN - Petugas kembali mengangkat 3 jenazah korban longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Rabu 22 Januari 2025.

Dari tiga jenazah itu, satu di antaranya seorang bayi.

Bayi yang ditemukan itu diketahui bernama Abian.

Dia ditemukan oleh anjing pelacak yang diturunkan tim.

Abian ditemukan setelah kedua orangtuanya ditemukan meninggal pada Senin.

Sementara jenazah kedua dan ketiga ditemukan di tempat terpisah.

Baca juga: Detik-detik Mengerikan Kesaksian Korban Tertimbun Longsor di Pekalongan, 2 Kali Selamat dari Maut

Dandim O710 Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya mengatakan, dua jenazah yang ditemukan masing-masing bernama Nur Aisyah (17), warga Songodadi, dan Ta'ari (41), warga Yosorejo

Rizky mengatakan, dua jenazah tersebut ditemukan terpisah.

Nasirin, korban selamat yang sempat tertimbun longsor di Pekalongan, Jawa Tengah mengurai kesaksian mengerikan. Nasirin ungkap caranya bertahan hidup. 
Nasirin, korban selamat yang sempat tertimbun longsor di Pekalongan, Jawa Tengah mengurai kesaksian mengerikan. Nasirin ungkap caranya bertahan hidup.  (kolase Youtube)

 "Satu di antara jenazah ditemukan tim saat menyusuri Sungai Welo."

"Untuk itu, tim gabungan masih terus melakukan pencarian dengan menyusuri sungai karena ada kemungkinan korban terbawa arus sungai," ujarnya.

Dengan ditemukannya jenazah Ta'ari, Nur Aisyah dan Abian, maka korban yang hilang saat ini tinggal 7 orang.

Daftar Korban Meninggal

Berdasarkan data yang diterima dari Posko Longsor Petungkriyono, berikut daftar nama korban tewas dalam longsor Pekalongan di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono:

1. Revalina (P) 19 thn
2. Suyati (P)
3. Kiki Pramudita (L) 23 thn
4. Sutar (L) 49 thn
5. Riyanto (L) 50 thn
6. Ayat (L) 27 thn
7. Sumeri (L) 30 thn
8. Doni (L) 27 thn
9. Winarko (L) 27 thn
10. Supari (L) 37 thn
11. Sularso (L) 44 thn
12. Inawati (P) 23 thn
13. Afkar (L) 4 thn
14. Husnul Cholifah (P) 35 thn
15. Rokhim (L) 40 thn
16. Joni Yulianto (L) 45 thn
17. Rahmono (L) 24 thn
18. Aisah (P)
19. Ta’ari (L)
20. Abian, bayi berumur 5 bulan

Tiga jenazah yang ditemukan hari ini merupakan bagian dari daftar warga yang dilaporkan hilang akibat longsor yang terjadi pada Senin (20/1/2025) malam itu.

Kisah Mengerikan Korban Selamat Longsor Pekalongan

Dalam peristiwa longsor di Pekalongan, Senin (20/1/2025), seorang pria bernama Nasirin ini menjadi korban selamat.

Nasirin mengurai kesaksian detik-detik mengerikan saat longsor menghantam pemukiman dan dirinya.

Ia mengaku saat kejadian, dirinya seperti bertubi-tubi dihantam tanah longsor.

Namun, meski berkali-kali tertimbun tanah longsor hingga disapu banjir bandang, bak keajaiban Nasirin berhasil selamat dari maut dan musibah tersebut.

Nasirin pun mengurai cerita saat menyelamatkan diri di tengah bencana longsor dahsyat yang menimpanya tersebut.

Diwartakan sebelumnya, tanah longsor dan banjir bandang menghantam wilayah Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Akibat bencana tersebut, 18 orang termasuk Sekretaris desa Kasimpar ditemukan meninggal dunia.

Diungkap Nasirin, awalnya ia tidak menyangka bakal mengalami musibah luar biasa di hidupnya.

Sebab di hari itu, Nasirin bersama 10 temannya sempat berteduh di sebuah kafe lantaran kondisi hujan deras.

Bersama 18 orang di kafe, Nasirin menunggu hujan reda hingga Maghrib.

Namun tak disangka, ternyata jalanan menuju ke rumahnya tertutup longsor.

"Kita aturan pulang jam 4, tapi jam 4 itu hujan deras beserta petir. Kita berteduh sampai maghrib. Lampu mati. Ada teman saya mau pulang hujan masih deras-derasnya, ternyata balik lagi katanya ada longsor, akhirnya neduh lagi di situ," ungkap Nasirin dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube tv one news, Rabu (22/1/2025).

Saat maghrib, Nasirin syok mendengar bunyi letusan dari arah belakang kafe.

Ternyata bunyi tersebut adalah suara runtuhan tanah longsor.

Nasirin dan belasan orang lainnya pun tergulung tanah longsor hingga tertimbun.

"Tiba-tiba ada bunyi letusan dari dalam, begitu (bunyi) dos langsung, lumpur berselibat, tergulung semua. Saya alhamdulillah masih dikasih umur. Ketika saya bangun, saya udah (terlempar) 200 meter dari kafe itu, saya lihat kafe udah rata semua, ke mana ini larinya," pungkas Nasirin.

Langsung bangkit dari timbunan tanah, Nasirin berdiri.

Nasirin tersentak melihat temannya juga ikut bangun.

"Kebetulan teman saya bangun (Nasirin bilang) 'kita mau nyari hidup ke mana za?'. Ya udah kita lari, kita neduh ke pemancingan, kita merangkak, lumpur udah segini (dada orang dewasa)," kata Nasirin.

Langsung melarikan diri dari kafe tersebut, Nasirin dan temannya pun berjalan merangkak ke arah pemancingan.

Di sana Nasirin bertemu dengan puluhan orang yang juga sedang berteduh.

Namun rupanya di momen itu, Nasirin kembali terancam maut meski sempat bernapas lega.

Nasirin dan temannya kembali tertimpa longsor dan banjir.

"Kita ke pemancingan, ada yang neduh 30 orang, histeris lihat kita masih hidup, akhirnya dikasih minum, disuruh masuk ke pemancingan. Enggak lama setelah itu 5 menit, ada bunyi lagi, air masuk semua, banjir, akhirnya histeris, di jalanan numpuk. Saya sama teman saya berdua 'ini mau ke mana za, kalau di sini kita mati'," ujar Nasirin.

Tak menungu waktu lama, Nasirin akhirnya memutuskan lari bersama temannya sambil bergandengan tangan lantaran banjir bandang menerjang kawasannya.

Nasirin dan temannya pun berlari guna menyelamatkan diri.

Awalnya Nasirin sempat berpikir hendak berlindung di rumah sekretaris desa.

Tapi melihat kondisi rumah dan areanya, Nasirin memutuskan untuk terus berlari.

"Di persimpangan rumahnya Pak Sekdes, kita mau naik tapi masih rawan, begitu kita lurus, lari sejauh mungkin. Begitu sampai di tembelan, jembatan itu udah putus. Udah kita pasrah. Kita balik pasti udah tertimbun longsor jalanannya, ternyata betul udah rata. Jadi pemancingan udah tertutup, rumah Sekdes dan pendeta udah pindah sejauh mungkin, enggak ada manusia udah hilang semua," ungkap Nasirin.

Hampir menyerah, Nasirin dan temannya akhirnya pasrah merangkak menuju ke desa lain.

Dengan sisa napas dan tenaga, Nasirin dan temannya pun berhasil menyelamatkan diri dengan kondisi tubuh penuh lumpur.

"Akhirnya kita lewat jalan setapak ke Kasimpar, kita merangkak lewat jalan pintas. Sampai di bibir desa Kasimpar, alhamdulillah sampai situ. Di situ pada histeris, belum tahu orang situ ada longsor, sampai ke rumahnya (teman), histeris. Pokoknya yang tadinya pakai sarung, celana udah hilang, hanyut, jadi enggak pakai baju pulang ke situ," imbuh Nasirin.

Akibat bertubi-tubi dihantam tanah longsor, Nasirin mengalami luka-luka di wajahnya dan tubuh memar.

Meski begitu, Nasirin bersyukur sebab bisa berkali-kali selamat dari maut.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved