Kekerasan Perempuan dan Anak di Jabar Tembus 2.550 Kasus, Ketua Fraksi PPP DPRD Jabar Angkat Bicara

Zaini Shofari mengaku prihatin dengan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Padahal, kata dia, peristiwa itu sebenarnya dapat dicegah

istimewa
Anggota Komisi V DPRD Jabar, Zaini Shofari 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk perundungan atau bullying di Jawa Barat masih tinggi. 

Hal itu diungkapkan Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Barat, Zaini Shofari, Rabu (25/12/2024). Semua pihak, kata dia, harus lebih peka dan peduli terhadap kasus tersebut.

Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), tercatat ada 2.550 kasus kekerasan sepanjang 2024 dan menjadi tertinggi dari Provinsi lain seperti Jawa Timur dengan 2.316 kasus dan Jawa Tengah dengan 2.104 kasus.

Kasus paling banyak terjadi di Kabupaten Bekasi dengan 283 kasus, Kota Bekasi 215 kasus, dan Kabupaten Cianjur 172 kasus.

Zaini Shofari mengaku prihatin dengan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Padahal, kata dia, peristiwa itu sebenarnya dapat dicegah.

“Ini harus menjadi perhatian bersama, semua pihak harus terlibat,” ujar Zaini, Rabu (25/12/2014).

Berbagai upaya pencegahan, kata dia, perlu lebih masif dilakukan, tidak hanya menyerahkan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) atau Dinas Pendidikan. 

“Semua pihak harus peduli, ikut mengawasi,” katanya.

Di lingkungan sekolah misalnya, kata dia, guru juga perlu membekali edukasi terkait pencegahan aksi perundungan.

Kemudian saat di luar sekolah, peran keluarga hingga tokoh masyarakat menjadi penting untuk ikut mengawasi. Itu untuk mencegah aksi perundungan atau kekerasan di luar sekolah.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved