PKM UNPI Cianjur

Optimalisasi Pemanfaatan Website untuk Mengangkat Potensi Batik Cianjur

Motif batik Cianjur banyak menggambarkan hasil pertanian, terutama padi pandan wangi, motif ayam pelung dan lampu gentur..

Editor: Arief Permadi
PKM UNPI CIANJUR
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Putra Indonesia (PKM-UNPI) melihat pembuatan batik bersama komunitas perajin batik “Dahlia Batik”, Kabupaten Cianjur. 

Program PMP LPPM Universitas Putra Indonesia (UNPI) – Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristek 2024.

GELIAT perkembangan batik di Cianjur mulai muncul kembali seiring dengan dikukuhkannya batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO. 

Para perajin batik di Cianjur mulai bermunculan dengan ragam motif yang terinspirasi dari keanekaragaman alam Cianjur dan budayanya. 

Didasarkan pada pola kehidupan agraris, motif batik Cianjur lebih banyak menggambarkan hasil pertanian, terutama padi pandan wangi, motif ayam pelung dan lampu gentur yang menjadi ikon Cianjur. 

MOTIF BATIK CIANJUR
Beragam motif batik Cianjur.

Saat ini ada sekitar kurang dari 100 perajin batik di Cianjur yang fokus memproduksi batik khas Cianjur, baik dalam teknik batik tulis maupun batik cap. 

Hanya saja banyak juga di antara para perajin tersebut yang berhenti berproduksi karena terkendala pemasaran. 

Terutama para perajin yang hanya mengandalkan manajemen tradisional dalam strategi pemasarannya dan kendala lainnya adalah kurangnya modal produksi. 

Padahal rata-rata usia para perajin batik ini sekitar 20 sampai 45 tahun. 

Secara keterampilan/skill, para perajin batik ini sudah sangat mumpuni untuk menghasilkan batik dengan kualitas yang bersaing dengan para perajin batik di daerah-daerah produsen batik seperti Pekalongan, Cirebon, atau Tasikmalaya.

Hanya saja mereka masih belum optimal menguasai strategi pemasaran dan pengadaan permodalan. 

Seperti juga yang terjadi pada komunitas perajin batik “Dahlia Batik” yang mayoritas terdiri dari para perajin batik usia produktif. 

Secara teknik pewarnaan, pemilihan bahan kain, desain/gambar sudah sangat diterima oleh pasar lokal.

Hanya saja mereka terkendala dengan manajemen pemasaran dan adaptasi media promosi dan pemasaran digital untuk memperluas area pemasaran. 

MEMBATIK
Seorang perajin tengah membuat batik Cianjur.

Saat ini omzet pertahun yang dihasilkan  komunitas perajin batik “Dahlia Batik” mencapai 420 juta rupiah dengan didukung SDM/ anggota komunitas sebanyak 25 orang. 

Omzet tersebut masih dinilai rendah jika dibandingkan dengan jumlah anggota yang tergabung dalam komunitas tersebut. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved