Berita Viral
Kisah Kakek Penjual Telur Asin 22 Tahun Ditelantarkan Anak Kandung, Pantang Ngemis, Alasannya Mulia
Meski hidup sebatang kara, kakek berusia 72 tahun di Bekasi ini memilih berjualan dan pantang mengemis, selama 22 tahun ditelantarkan anak-anaknya
TRIBUNJABAR.ID - Meski hidup sebatang kara, kakek penjual telur asin berusia 72 tahun di Bekasi ini memilih pantang mengemis.
Padahal kisah hidupnya pilu, sudah 22 tahun ia ditelantarkan anak-anaknya.
Namun, ia tak menyerah pada hidup dan memilih berjualan telur asin dengan alasan mulia.
Kisah ini dialami oleh Agus (72) seorang kakek berasal dari Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Kisah Karyawati di Sumedang Rela Resign Demi Jual Seblak, Omzet Rp60 Juta Sebulan, Bisa Beli Tanah
Sehari-hari kakek Agus mencari nafkah sebagai penjual telur asin dan pempek di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Ia hidup sebatang kara, setelah ditelantarkan anak-anaknya selama 22 tahun.
Setelah ditinggal dua putra kandungnya, kakek Agus kian nelangsa ditinggal mati istri tercinta di tahun 2016.
Kini hidup seorang diri tanpa sanak saudara sama sekali, kakek Agus terpaksa berjualan demi menyambung hidup.
Tiap hari kakek Agus berjalan kaki dari rumahnya di Bekasi menuju Stasiun Manggarai sejak subuh.
Setibanya di Stasiun, kakek Agus langsung menggelar dagangannya di area pintu masuk.
Beruntung, kakek Agus diperbolehkan berjualan di sana lantaran kenal dengan petugas keamanannya.
Meski begitu, nasib kakek Agus tak lantas membaik.
Sebab dagangan kakek Agus sering tak laku bahkan setelah seharian ia menunggu pelanggan.
Ditemui konten kreator Donny Ramadhan, kakek Agus tampak antusias menjajakan dagangannya.
Kepada Donny, kakek Agus pun mulai bercerita soal keluarganya.
Diakui kakek Agus, ia sudah ditelantarkan anak-anaknya sejak tahun 2002.
Kala itu anak-anak kakek Agus mengaku akan merantau ke Papua.
Tak disangka hingga kini mereka tidak jua mengabari sang ayah yang tinggal seorang diri di Bekasi.
"Punya keluarga udah pada kagak ada, saya hidup sendiri, di Bekasi ngontrak," kata kakek Agus.
"Anak ke mana?" tanya Donny.
"Di Papua, enggak ada ceritanya. Udah (berusaha dihubungi) tapi enggak ada (respon). Dari tahun 2002, sampai sekarang. Nama (Anak) Jefri sama Deni. Kita mau kangen gimana, seolah, udah lah bebasin aja lah," imbuh kakek Agus.
Hidup sendirian, kakek Agus pasrah jika hidupnya nelangsa.
Diungkap Agus, ia sudah tidak bayar kontrakan selama dua bulan.
Hal itu karena jualannya sepi pembeli.
Baca juga: Kisah Pilu Arif Ditinggal Pergi Ortu, Bertahan Hidup Cari Rongsokan Demi Makan dan Bayar Kontrakan
Meski begitu, kakek Agus tak sekalipun melebih-lebihkan harga telur asin dan pempek yang dijualnya.
Kakek Agus menjual telur asin seharga Rp15 ribu dan pempek seharga Rp13 ribu.
"Saya udah dua bulan enggak bayar-bayar kontrakan, dari pagi sampai sekarang belum ada yang laku," ujar kakek Agus.
Ogah mengemis
Selain usianya sudah renta, kakek Agus rupanya juga punya kecacatan di kakinya.
Ya, Agus kesulitan berjalan karena pernah mengalami insiden saat dulu muda.
Bukan cuma kaki, tangan Agus juga tampak bengkok.
Kendati demikian, Agus mengaku masih semangat berjualan.
Ditanya kenapa tak mengemis seperti orang kebanyakan, Agus mengurai alasan mengejutkan.
Ditegaskan Agus, ia tidak akan pernah mau mengemis karena hal itu dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Agus, selama ia masih diberikan kesehatan dan bisa berjalan, ia anti meminta-minta kepada orang lain.
Karenanya, Agus tetap ceria meski dagangannya tak laku seharian.
"Enggak boleh (mengemis), Allah tuh enggak ngizinin. Kita masih bisa jalan, masih bisa cari makan, sepanjang umur kita jalani apa adanya. Orang muslim, nikmati, syukuri, kita kumpulin duit ya kita makan," imbuh Agus.
Bukan cuma rajin jualan, Agus juga masih mengingat ibadah.
Diungkap Agus, ia akan tetap menjalankan ibadah sebelum ajal menjemput.
"Dari subuh saya udah jalan, sholat subuh dulu (baru jualan)," pungkas Agus.
"Kenapa bapak masih sholat?" tanya Donny.
"Sholat dong, ya ajaran Tuhan, tua kan sebelum kuburan (meninggal). Sebelum kita disembahyangin orang kan kita harus sembahyang," imbuh Agus.
Terenyuh mengetahui kisah hidup Agus, pintu hati Donny Ramadhan pun terketuk.
Donny lantas memberikan uang cash Rp2 juta kepada kakek Agus untuk ia membayar utang kontrakan dan kehidupan sehari-hari.
Dagangannya diborong dan diberi uang, kakek Agus pun menangis dan mengucapkan terima kasih.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul 22 Tahun Ditelantarkan Anak Kandung, Kakek Ini Pilih Jualan Daripada Ngemis, Alasannya Sungguh Mulia
Viral Emak-emak Jilbab Pink Gagah Berani Lawan Aparat saat Demo DPR, Pulang ke Rumah Soft Spoken |
![]() |
---|
Indonesia Memanas, Para Artis Sesali Pilihan Politik, Minta Maaf Insiden Ojol Tewas Dilindas Brimob |
![]() |
---|
Sempat Dikabarkan Tewas saat Demo, Umar Driver Ojol Asal Sukabumi Selamat, Alami Luka Serius |
![]() |
---|
Sosok Affan Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Dibawa ke RS Pakai Motor, Tulang Punggung Keluarga |
![]() |
---|
Sosok Gus Irfan Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama yang Disebut-sebut Bakal Jadi Menteri Haji dan Umrah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.