Menilik Peringatan World Mental Health Day di Telkom University
Acara tersebut menjadi momen penting dalam mengedukasi peserta tentang kesehatan mental lewat berbagai sesi inspiratif
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Peringatan world mental health day di Telkom University atas inisiasi minds united community dan program studi psikologi berhasil menarik lebih 300 peserta dari kalangan mahasiswa, termasuk puluhan penyandang disabilitas, himpunan psikologi Indonesia dan komunitas parenting ayah hebat.
Acara tersebut menjadi momen penting dalam mengedukasi peserta tentang kesehatan mental lewat berbagai sesi inspiratif dan diskusi mendalam guna mendukung kesejahteraan mental generasi muda. Tak hanya itu, kegiatan tersebut mendukung pembangunan berkelanjutan, yakni kesehatan yang baik dan kesejahteraan serta pendidikan berkualitas.
Wakil Rektor III Telkom University, Dida Diah Damayanti mengatakan bahwa kesehatan mental mahasiswa sebagai aspek penting menunjang proses belajar dan perkembangan dirinya.
"Kami sangat mendukung kegiatan yang bisa membuka wawasan dan menguatkan mental generasi muda di tengah tantangan hidup yang semakin kompleks, salahsatu kegiatannya seperti world mental health day," katanya, Kamis (31/10/2024).
Kepala Prodi Psikologi Tel-U, Maulana Rezi Ramadhana menambahkan jika tema yang diangkat sangat relevan dengan kondisi terkini. Dia berharap program itu bisa mengubah pandangan bawah selfcare bukan sekedar me-time, tapi kebutuhan untuk menjaga kesehatan mental di tengah rutinitas yang menuntut.
"Acara ini menjadi langkah awal kami guna terus memperkenalkan prodi psikologi yang baru kami hadirkan tahun ini dengan harapan ke depan bisa berkolaborasi dengan berbagai elemen, salahsatunya bersama minds united community," katanya.
Penggiat parenting dari komunitas ayah hebat, Kang Acel menyampaikan tentang pentingnya peran ayah utama di era yang sering disebut fatherless di mana sebuah kondisi anak-anak tumbuh tanpa peran atau kehadiran ayah yang aktif.
"Kondisi fatherless bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan pembentukan karakter anak. Sebab, anak-anak membutuhkan kehadiran ayah sebagai panutan dan inspirasinya," ujar Kang Acel.
Pasalnya, lanjutnya, tanpa kehadiran sosok ayah yang peduli dan mendukung, anak bisa kehilangan araj dan merasa kurang percaya diri. Maka, kata Acel, penting peran ayah dalam membentuk karakter dan mental anak sejak dini.
"Saya juga imgatkan setiap anak memiliki tugas penting ke orangtuanya. Tugas kalian sebagai anak ialah menghargai, memahami, dan memberikan cinta sekaligus dukungan tulus. Mari saling mendukung, baik sebagai orangtua maupun anak, untuk menciptakan hubungan yang sehat dan penuh kasih,” ujarnya.
Department Strategic Collaborator dari Minds United, Liza Fitria Syar Sella mengungkapkan pihaknya selalu berusaha menciptakan kegiatan yang inspiratif dan kolaboratif.
Minds United terbuka untuk bekerja sama dengan komunitas, institusi pendidikan, dan berbagai perusahaan. Dengan dukungan bersama, dia yakin bisa membuat dampak yang lebih luas bagi perkembangan pemuda Indonesia. (*)
Gita Wirjawan Bicara Pendidikan Berkualitas di Global Parenting Summit 2025 |
![]() |
---|
Mengasuh Anak tanpa Marah di Era Digital: Belajar Gentle Parenting di Festival Ceria |
![]() |
---|
Festival Ceria Hadirkan Talkshow Gentle Parenting: Edukasi Pola Asuh di Era Digital |
![]() |
---|
Pemprov Jabar Gandeng Perguruan Tinggi Tangani Sampah Perkotaan Bandung |
![]() |
---|
Sosok Bos Daycare Sekaligus Influencer Parenting di Depok Diduga Aniaya Balita di Depan Guru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.