Berita Viral

Kisah Sudarno Veteran yang Terpaksa Tinggal Seatap Bersama Sapi, Kini Didatangi Pejabat dan TNI

Kisah pilu seorang veteran yang tinggal serumah dengan sapi tengah menjadi sorotan.

(KOMPAS.COM/SUKOCO)
Veteran Seroja Sudarno bersama istrinya Hartini tinggal seatap dengan sapi peliharananya karena tidak memiliki cukup biaya untuk melanjutkan membangun rumahnya di Desa Sumberdodol, Kabupaten Magetan. Kandang sapi terletakkan di tengah ruangan tersebut untuk menjaga sapi agar tidak dicuri orang. Selama mejadi TNI AD sejak tahun 1964 Sudarno 4 kali menjalani operasi di Timor Timur dan mengalami luka tembak di bagian perut dan kaki. 

Ayah 2 anak

Hartini, istri Sudarno mengaku mempunya dua anak yang kini sudah berkeluaga.

Kedua anaknya tinggal di Sragen dan Jakarta.

Hartini mengatakan, anaknya jarang pulang karena sibuk kerja dan telah memiliki keluarga masing-masing.

Biasanya, ia berkomunikasi dengan mereka melalui sambungan telepon.

“Anak saya dua, cucu saya lima. Saya tinggal berdua saja karena jarang pulang ke rumah, paling ya telpon karena sibuk kerja,” kata Hartini.

Hartini mengaku memelihara sapi merupakan pekerjaan sampingan untuk mengisi kegiatan dan  menjaga kebugaran tubuhnya. 

Setiap pagi dia yang mencari rumput untuk pakan sapi peliharaannya. Suaminya tidak bisa lagi mencari rumput karena untuk berjalan kini harus dibantu kruk.  

“Saya tiap pagi bawa jarik untuk gendong rumput. Rumputnya di sekitar rumah saja cukup banyak. Memelihara sapi itu agar kami tidak nganggur, biar sehat,  kalau tidak beraktivitas malah sakit,” ucapnya.

Tertembak di Timor Timur

Sudarno mengaku pensiun sebagai anggota TNI AD dengan pangkat Sersan Mayor. 

Ketika menjadi anggota prajurit Batalyon 501 Banteng Raiders Madiun, ia sempat bertugas di Timor Timur 4 kali. 

Pada pengiriman tugas ke Timor Timur yang kedua di tahun 1976 dia tertembak di bagian perut dan kaki oleh gerombolan pengacau keamanan. 

“Saya bertugas berjaga di gereja, gereja diserang, kondisinya porak poranda, pohon pada tumbang. Saya selamat tidak tertimpa pohon. Saat duduk, saya merasa ada yang hangat di bagian perut.  Pas diraba ternyata darah sudah banyak keluar,” kenangnya. 

Pada saat itu dari satu peleton pasukan yang dikirim ke Timor Timur ada 9 orang yang tertembak. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved