Tahun Baru Islam 1446 H

Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun Sambut Tahun Baru Islam 2024, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Berikut inilah doa akhir dan doa awal tahun menyambut Tahun Baru Islam 2024 / 1446 H. Dijelaskan Ustaz Adi Hidayat mengandung pesan dan hikmah

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
SpiritualRay
Ilustrasi - Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun Sambut Tahun Baru Islam 2024, Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah doa akhir dan doa awal tahun menyambut Tahun Baru Islam 2024 / 1446 H.

Ternyata menyambut Tahun Baru Islam dijelaskan Ustaz Adi Hidayat mengandung pesan dan hikmah luar biasa bagi umat Islam.

Sebagaimana diketahui di bulan Juli 2024 ini umat muslim kembali menyambut Tahun Baru Islam.

Tahun Baru Islam 2024 atau 1 Muharam 1446 H jatuh pada Minggu 7 Juli 2024.

Momen pergantian tahun dan menyambut bulan Muharam merupakan momen istimewa bagi muslim.

Baca juga: 30 Kata-kata Bijak Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2024 & 1 Muharam 1446 H, Bagikan di Media Sosial

Bagi umat muslim bisa menyambut tahun baru hijriah ini dengan memanjatkan doa akhir tahun dan doa awal tahun.

Adapun kutamaan menyambut bulan Muharam pergantian tahun menjadi momen bermuhasabah diri merenungkan segala dosa yang diperbuat serta bertaubat.
 
Sahabat muslim juga menjadikan momen tahun baru hijriah untuk memperbanyak doa dan zikir.

Termasuk membaca doa akhir tahun dan doa awal tahun memohon keberkahan di tahun yang akan dijalani ke depannya.
 
Berikut bacaan doa akhir tahun dan doa awal lengkap huruf arab dan latin beserta artinya.
 
Bacaan doa akhir tahun

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اللهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ عَنْهُ، وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلِمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلى عُقُوْبَتِيْ، وَدعَوْتَنِيْ إِلى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلى مَعْصِيَّتِكَ، فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ.

Allohumma ma ‘alimtu fi hadzihis sanah mimma nahaitani ‘anhu fa lam atub ‘anhu, wa lam tardhohu wa lam tansahu, wa halimta ‘alayya ba‘da qudrotika ‘ala ‘uqubati, wa da’utani ilat taubati mim ba’di jaro’ati ‘ala ma’shiyyatika, fa inni astaghfiruka faghfirli.

Artinya:

"Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

"Ya Allah, apa yang kulakukan di tahun ini berupa yang Engkau larang, aku belum bertobat darinya. Dan Engkau (tentu) tidak meridhai perbuatan itu lagi dan tidak (akan) melupakannya."

"(Namun) Engkau begitu lembut meski Engkau mampu membalas perilaku aku."

"Engkau mengajak aku untuk bertobat setelah aku larut dalam perbuatan maksiat kepada-Mu. Maka, sungguh, aku memohon ampunan-Mu, ampunilah Aku."

Bacaan doa awal tahun

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim.
Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam.

Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam."

Artinya:

"Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau."

"Ya Allah, Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba."

"Kami mohon kepada-MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan."

"Serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-MU dengan sedekat-dekatnya."

"Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih."
 
Nah, itulah doa akhir tahun dan doa awal tahun yang dibaca saat menyambut Tahun Baru Islam 1446 H / 2024 M.

Gambar menarik ucapan selamat Tahun Baru Islam 2024 dan 1 Muharam 1446 H
Gambar menarik ucapan selamat Tahun Baru Islam 2024 dan 1 Muharam 1446 H (freepik.com)

Baca juga: 6 Amalan di Bulan Muharam 1446 H Termasuk Puasa Tasua dan Puasa Asyura hingga Berpahala Melimpah

Hukum Membaca Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun

Pada dasarnya, membaca doa akhir tahun atau doa awal tahun tidak semua dilakukan umat Islam.

Pasalnya, hukum membaca doa akhir dan awal tahun tersebut sebenarnya tidak ada tuntutannya.

Rasulullah SAW, para sahabat, dan ulama besar tidak pernah melakukan doa awal dan akhir tahun.

Dilansir dari rumaysho.com, amalan seperti doa awal dan akhir tahun tidak ditemui pada kitab hadis atau musnad.

Umat muslim hendaknya berpatokan pada hadis dan firman Allah SWT dalam menjalankan ibadah.
 

Meski begitu, sebagian muslim mengerjakannya karena memanjatkan doa pergantian tahun merupakan bentuk dari tafakur.

Lalu, apa sebenarnya pesan dan hikmah menyambut Tahun Baru Islam atau Hijriah tersebut?

Pesan dan Hikmah Menyambut Tahun Baru Islam

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan penanggalan dalam kalender Islam kerap kali menghadirkan momentum pesan dan hikmah.

Penanggalan dalam Islam mengingatkan dalam suatu momentum Hijrah Nabi Muhammad SAW hingga disebut Hijriah.

Hijrah bukan sekadar berpindah atau beralih tempat tapi komitmen yang dibagun oleh kesadaran, nurani dan spiritual kepada keadaan yang lebih baik yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ustaz Adi Hidayat pun menceritakan kisah hijrah Nabi yang saat itu situasi Mekkah tidak kondusif untuk bisa beribadah dan mempraktikan Islam.

Saat itu Islam belum kondusif dipraktikan karena melihat hubungan masyarakat dengan nilai-nilai keislaman belum terjalin baik.

Karena hal itulah Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke Madinah.

Sementara saat itu Madinah dinilai cukup kondusif mampu membangun kedekatan kepada Allah dan ibadah bisa dipraktikan lebih baik.

Baca juga: 20 Gambar Menarik Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2024 Bisa Dijadikan Poster Bagikan di Media Sosial

Menurut Ustaz Adi Hidayat, spirit hijrah itulah memberikan kesan bahwa sepanjang berkomitmen menjadi seorang muslim maka buktikan komitmen tersebut dengan menghadirkan suasana yang lebih baik terlebih dahulu.

“Maka berhijrah bukan sekadar berpindah tempat, tapi berhijrah menghadirkan suasana yang lebih mulia, baik elok dibandingkan sebelumnya,” tutur Ustaz Adi Hidayat dikutip dari tayangan Youtube Adi Hidayat Official, Sabtu (6/7/2024).

Ustaz Adi Hidayat pun mencontoh upaya hijrah dengan menghadirkan suasana yang lebih baik tersebut.

Semisal orang yang belum pernah ke masjid maka berhijrah dengan mengadirkan suasana dekat dengan masjid.

Contoh lainnya, yang jarang tahajud berhijrah dengan mencoba membiasakan menunaikan tahajud.

Lalu, orang yang belum dekat dengan Al Quran maka hijrah dengan membiasakan diri berinteraksi dengan Al Quran.

Begitu juga dengan seorang muslim yang hijrah ingin menampilkan Islam dengan baik maka menampilkan keadaan Islam dalam setiap lini kehidupan sehari-hari.

Mulai dari hal sederhana, menjaga lisan, mata, telinga hingga ujung kaki untuk melangkah kepada ajaran Islam yang baik dan benar.

Menurut Ustaz Adi Hidayat itulah puncak hijrah seorang muslim yang sesungguhnya.

Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa berhijrah juga menghadirkan tantangan tersendiri.

Seperti keadaan umat Islam di Mekkah di zaman Nabi yang menghadapi banyak tantangan dan cobaan yang menguji kesungguhan untuk mendekat kepada Allah.

Dari sejarah Islam itu kata Ustaz Adi Hidayat memberikan pesan dan hikmah kepada umat Islam di masa sekarang dan mendatang bahwa hijrah tidak semudah membalik telapak tangan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved