Bantu Pengidap Disleksia Mengakses Teknologi, Dicoding Indonesia Kembangkan Fitur Adaptive Learning
Dicoding Indonesia, sebuah perusahaan teknologi yang mengedepankan edukasi memperkenalkan fitur yang menunjang inklusifitas pada platform belajarnya
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Dicoding Indonesia, sebuah perusahaan teknologi yang mengedepankan edukasi memperkenalkan fitur yang menunjang inklusifitas pada platform belajarnya, yakni adaptive learning.
Fitur ini dirancang khusus untuk meningkatkan keterbacaan dan pemahaman pengidap disleksia, yakni kondisi neurobiologis, di mana seseorang memiliki cara yang berbeda dalam memproses bahasa lisan dan tulisan, sehingga mempengaruhi kelancaran dalam membaca.
Fitur itu diperkenelkan bersamaan dengan peringatan hari kesadaran aksesibilitas global, yang merupakan ajang kampanye yang diinisiasi GAAD Foundation untuk mendukung literasi digital oleh semua orang tanpa terkecuali.
"Ini upaya kami untuk memastikan penyandang disabilitas, termasuk diantaranya disleksia untuk dapat memperoleh keberhasilan/kesuksesan yang sama dalam menggunakan layanan berbasis web," kata Narenda Wicaksono, CEO Dicoding Indonesia, Minggu (26/5/2024).
Riset Dicoding Indonesia di awal 2024, mereka menemukan bahwa 79 dari 633 respponden terindikasi memiliki gangguan belajar disleksia.
Baca juga: Viral Sosok Fitria Siswi SD Ciptakan Game Edukatif "Jelajah Lampung", Kesenangan Belajar Coding
“Dicoding memahami pentingnya aksesibilitas dalam pembelajaran. Oleh karenanya, bertepatan dengan Hari Kesadaran Aksesibilitas Global, Dicoding menjadi platform pembelajaran pertama di Indonesia yang menghadirkan fitur Adaptive Reading sebagai wujud komitmen kami untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi seluruh pengguna, termasuk para penyandang disleksia,” ungkap dia.
Adapun Adaptive reading ini terdiri dari empat komponen yang bisa membantu penyandang disleksia. Yakni, opsi penggunaan font open dyslexic.
"Sebuah font dengan bentuk unik yang dapat mencegah masalah pertukaran dan pembalikan huruf, sehingga memudahkan pembaca dengan disleksia," kata dia.
Kemudian ada opsi ukuran teks yang disesuaikan dengan preferensi pengguna untuk membantu mengurangi stres visual dan memberikan kenyaman dalam membaca.
Lalu ada opsi warna teks dan latar belakang untuk membantu pengguna dapat memilih kombinasi warna teks dan latar belakang yang paling nyaman untuk membaca karena kontras warna yang tepat dapat mengurangi ketidaknyamanan visual dan meningkatkan fokus.
"Serta opsi lebar bacaan yang bisa disesuaikan dengan preferensi pengguna karena full-width membuat pembaca lebih terlibat dalam konten visual, menciptakan pembelajaran yang modern, dan meminimalkan gangguan dengan fokus sepenuhnya pada konten pembelajaran," katanya.
Dicoding Indonesia
perusahaan teknologi
pengidap disleksia
hari kesadaran aksesibilitas global
literasi digital
Disleksia
Perpustakaan Digital Hadirkan Harapan Baru bagi Literasi Masyarakat Desa |
![]() |
---|
Pelatihan Literasi Digital dan Kewirausahaan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya 2025 |
![]() |
---|
Buntut Kasus Mahasiswinya Sempat Ditahan Bareskrim Polri, ITB Pastikan Perkuat Literasi Digital |
![]() |
---|
Kisah Ruslan Sarjana Penjual Nasi Bungkus, Curhat Susah Cari Kerja, SPP Anak di SLB Kadang Nunggak |
![]() |
---|
Tingkatkan Literasi Digital Generasi Muda, Telkom Regional II Selenggarakan Indibiz Goes To School |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.