Potensi Kopi Tasikmalaya, Komunitas Sebut 1 Roastery Lokal Bisa Hasilkan 3 Kuintal Per Bulan
Komunitas Ngopi di Tasikmalaya secara rutin membuka diskusi terkait kopi, salah satunya pembahasan yang digelar di Yellowbox, Kamis (23/5/2024).
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNJABAR.ID, KOTA TASIKMALAYA - Komunitas Ngopi di Tasikmalaya secara rutin membuka diskusi terkait kopi, salah satunya pembahasan yang digelar di Yellowbox, Kamis (23/5/2024).
Wakil Ketua Ngopi di Tasikmalaya, Irwan Adon menyebut, Kota Tasikmalaya memiliki kurang lebih 10 roastery atau pemanggangan kopi yang menghasilkan 30 kuintal per bulan.
"Roastery di Kota Tasikmalaya sekira 10, lah, ada, tapi untuk ukuran Kota Tasik, ya, cukup banyak, karena persaingannya kami sama Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta, jadi udah cukup padatlah 10. Per roastery bisa produksi 3 kuintal," ucapnya kepada TribunPriangan.com di lokasi pada Kamis (23/5/2024).
Baca juga: Kemenkumham Jabar Damping DJKI Beri Pelatihan Marketplace Pada PPPIG Kopi Arabika Java Sukapura
Terkait kuantitas kopi di Tasikmalaya, tambah Adon, dirinya menilai sudah siap menyerap.
"Kalau ngomongin kuantitas kopi di Tasikmalaya, sebenarnya Tasikmalaya sudah siap menyerap. Tapi ada missing link, apakah petani belum tahu ada demand di Tasikmalaya? Atau mungkin akses dari hilir ke hulu itu terhambat?" paparnya.
Hulu yang dimaksud Adon yakni petani kopi, sedang hilir yakni kedai kopi, sedangkan yang berada di antaranya adalah pihak roastery.
"Jadi, tujuan acara di sini tuh untuk mengumpulkan semua pelaku industri kopi mulai dari hulu sampai hilir," jelasnya.
Baca juga: Prestasi Ryan Wibawa Bawa Kopi Excelsa Sumedang Juarai World Brewers Cup 2024 Dipuji Bey Machmudin
Saat ini, tambah Adon, secara global permintaan kopi sangat tinggi sekali, terutama Robusta.
"Karena Vietnam gagal panen, akhirnya nyedot ke Indonesia juga. Kami kehabisan barang sehingga harga melambung tinggi hampir 300 persen. Dari Rp 35 ribu, sekarang harganya di angka Rp 90 ribu," terangnya.
Adon juga meyebut, jika ada kopi Tasikmalaya yang siap dikonsumsi oleh Tasikmalaya sendiri, para roastery dan kedai kopi sangat siap untuk hal tersebut.
"Kopi yang Tasikmalaya banget jenisnya Typica. Sangat bisa hidup di Tasikmalaya, salah satunya proyeknya di Bunar, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Tapi nanti harus nunggu 2 tahun lagi untuk berbuah. Kebunnya sudah siap, sudah sistem pagar. Sekarang masih belajar berbuah," jelasnya.
Typica sendiri pernah diproduksi, namun Adon menyebut saat ini pohonnya tengah mengalami penurunan produktivitas.
"Sudah pernah diproduksi, tapi karena produktivitasnya kurang, pohonnya semakin tua jadi menurun," tutupnya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.