Berita Viral
Kisah Pilu Ibu Setelah Rumahnya Dirobohkan, Kaget Sang Anak di Atas Buldoser, Kini Terus Menangis
Kesedihan masih dirasakan oleh Sugiati setelah rumahnya dirobohkan oleh sang anak.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Kesedihan masih dirasakan oleh Sugiati setelah rumahnya dirobohkan oleh sang anak.
Kini, rumah yang berada di Dusun Gadungan, Desa Karanganyar, Kecamatan Poncokusumo rata dengan tanah dan tersisa puing-puing bangunan dan ruang dapur di sisi belakang.
Rumah wanita 43 tahun itu dirobohkan dengan alat berat jenis backhoe pada Jumat (17/5/2024).
Baca juga: Sosok Anak Viral Robohkan Rumah Ibu Kandung Pakai Buldozer di Malang, Tak Mau Warisan Dibagi ke Adik
Perobohan rumah itu atas permintaan anaknya sendiri, Khoirul Ramadani (24) warga kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Kini, Sugiati dan keluarganya tinggal di rumah prang tuanya, Tono (73) yang berdampingan dengan rumah tersebut.
Tono mengatakan, Sugiarti masih menangis sedih akibat pembongkaran rumah yang dilakukan anak kandungnya.
"Kalau masalah bangunan rumahnya, kami sudah ikhlas. Lagipula selama kita sehat, kita bisa usaha untuk membangunnya kembali," ungkapnya Tono, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Tono, kesihan yang dirasakan Sugiati karena ketegaan anaknya yang membongkar rumah itu menggunakan buldoser.
"Kalau pembongkaran rumah ini sudah kami rundingkan dan kami sepakati antara Sugiati dan Dani (sapaan akrab Khoirul Ramadani)."
"Namun bayangan kami pembongkaran itu dilakukan secara manual, agar sisa-sisanya masih digunakan lagi oleh Dani untuk membangun rumah di Kecamatan Pagelaran," terangnya.
"Namun ternyata pembongkaran itu dilakukan dengan menggunakan backhoe," imbuhnya.
Keluarga pun terkejut saat backhoe sekonyong-konyong datang dan membongkar rumah Sugiati.
Bahkan, beberapa kali keluarga mengalihkan Sugiati dari lokasi pembongkaran agar tidak melihat proses pembongkaran tersebut.

"Saat itu, Dani naik di atas backhoe itu. Kami alihkan ibunya ke rumah keluarga yang jauh, agar tidak bersedih melihat proses pembongkaran," jelas Tono.
Toni mengatakan, sebelum pembongkaran tersebut, Khoirul memang sempat datang ke Sugiati, meminta bagian harta gono-gini atas ayahnya, Yono Mitro.
Sugiati dan Yono Mitro dulunya adalah pasangan suami istri, hingga dikaruniai seorang anak, Khoirul Ramadani.
Namun, mereka bercerai dan Khoirul Ramadani tinggal bersama ayahnya di Kecamatan Pagelaran.
Diketahui, Sugiati menikah lagi dan tinggal di rumah yang dibongkar pada Jumat lalu.
Dari hasil pernikahan yang kedua, Sugiati dikaruniai seorang anak perempuan.
"Beberapa waktu lalu, Dani datang meminta bagian harta gono gini kepada ibunya (Sugiati) sebesar Rp 50 juta karena ia bilang hendak membangun rumah di Pagelaran."
"Namun, ibunya tidak sanggup, dan menawarkan senilai Rp 25 juta," terang Tono. Namun, saat itu Khoirul Ramadani menolak tawaran dan mengusulkan untuk membongkar rumah yang ditinggali oleh ibunya. Karena merasa rumah itu dibangun dari hasil usaha Sugiati dan suami yang pertama, Yono Mitro.
"Ibunya mengiyakan kalau memang keinginan anaknya membongkar rumah ini. Bayangan kami pembongkaran dilakukan secara manual, agar sisa-sisanya masih digunakan lagi oleh Dani untuk membangun rumah di Kecamatan Pagelaran. Tidak tahunya dibongkar menggunakan alat berat," pungkasnya.
Buat Surat Kesepakatan
Kepala Desa Karanganyar, Edi Suprapto menjelaskan masalah antara Sugiati dan Khoirul Ramadani telah dimediasi di Polsek Poncokusumo, Minggu (19/5/2024).
Dari hasil mediasi tersebut, keduabelah pihak pun sepakat berdamai dibuktikan dengan adanya Surat Kesepakatan Bersama.
"Keduanya sama-sama sepakat untuk berdamai. Pihak Sugiati ikhlas dengan pembongkaran itu dan tidak akan menuntut di kemudian hari."
"Sedangkan pihak Khoirul Ramadani telah meminta maaf dan tidak akan menuntut harta gono goni lagi kepada ibunya di kemudian hari," jelas Suprapto.
Kesepakatan itu dihadiri kedua belah pihak, antara keluarga Sugiarti dan keluarga Khoirul Ramadani. "Juga dihadiri oleh ayah Khoirul Ramadani, Yono Mitro," jelasnya.
Berikut poin-poin Surat Kesepakatan Bersama itu:
1. Pihak Khorul Ramadani mengaku salah dan khilaf atas perbuatan yang dilakukan kepada pihak Sugiati.
2. Pihak Sugiati memaafkan atas perbuatan pihak Khoirul Ramadani.
3. Pihak Sugiati dengan kesadaran penuh tidak akan melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum dan sanggup diselesaikan secara damai dan kekeluargaan.
4. Pihak Khoirul Ramadani bersedia membersihkan sisa bongkahan bangunan yang telah dirobohkan.
5. Pihak Khoirul Ramadani berjanji di kemudian hari tidak akan menuntut lagi kepada pihak Sugiati.
(Tribunjabar.id/Salma dinda) (Kompas.com/Imron Hakiki)
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
Viral Kurir Paket COD di Bekasi Dianiaya Pakai Sajam setelah Tagih Rp30 Ribu, Bukan Pertama Kali |
![]() |
---|
Sosok Chandra, Driver Ojol Viral Nyanyi "Starlight" di Luar Venue Konser Muse, Fans Berat Coldpay |
![]() |
---|
Polisi Hong Kong Sukses Jinakkan Bom Sisa PD II, Viral di Indonesia gara-gara Namanya Suryanto |
![]() |
---|
Yana Mulyana Jadi Manusia Silver di Cimahi, Pulang Jalan Kaki Pinggir Tol: Demi Kebutuhan Anak-Istri |
![]() |
---|
Viral Surat Terbuka Siswa SMAN 26 Terancam DO dari Sekolah Usai Ditangkap Demo, Sudindik Klarifikasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.