Kesal Hape Hasil Usahanya Sendiri Dijual Ibu, Arya Bocah 13 Tahun di Cirebon Itu Depresi Suka Ngamuk

Pasalnya, Arya Randi Pratama dikabarkan mengalami depresi di usianya yang baru saja menginjak angka 13 tahun pada 12 Mei 2024 kemarin.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih mendatangi rumah Arya, bocah yang alami depresi dari Kampung Gunungsari Bedeng, RT.4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Ade saat memeluk Arya. 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Arya Randi Pratama (13), bocah asal Kota Cirebon belakangan ini viral di berbagai platform media sosial.

Pasalnya, Arya Randi Pratama dikabarkan mengalami depresi di usianya yang baru saja menginjak angka 13 tahun pada 12 Mei 2024 kemarin.

Pemicu bocah bernama lengkap Arya Randi Pratama ini dikabarkan dari kekecewaan terhadap orang tuanya.

Ajat Supriadi Ketua RT 4 Kampung Gunungsari Bedeng, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Salah satu warga Ajat, bocah 13 tahun bernama Arya Randi Pratama mengalami depresi setelah hp miliknya dijual oleh ibunya, Siti Anita (38).
Ajat Supriadi Ketua RT 4 Kampung Gunungsari Bedeng, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Salah satu warga Ajat, bocah 13 tahun bernama Arya Randi Pratama mengalami depresi setelah hp miliknya dijual oleh ibunya, Siti Anita (38). (eki yulianto/tribun jabar)

Di mana, ibunya menjual handphone milik Arya yang dibelinya sendiri dari hasil menabung.

Faktor ekonomi menjadi alasan sang ibu menjual hp milik anaknya tersebut.

Usai ramai diperbincangkan, sejumlah pihak pun bergerak mencari tahu apa penyebab dari kisah miris itu.

Baca juga: Kisah Arya Bocah 13 Tahun di Cirebon Jawa Barat yang Depresi gara-gara Hape Dijual, Malas Sekolah

Salah satunya pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon yang mendatangi rumah Arya di Kampung Gunungsari Bedeng, RT.4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Pantauan Tribun di lokasi, rombongan dinas tersebut sudah berada di lokasi ketika awak media mendatangi rumah Arya.

Terlihat, perwakilan rombongan tersebut berinteraksi dengan Arya yang didampingi ibunya.

Namun tak lama berinteraksi, Arya terlihat mengamuk.

Arya menangis melihat banyak orang berdatangan ke rumahnya yang titiknya berada di dalam gang padat penduduk.

Informasi yang diterima, Arya hendak diajak berkeliling sebagai salah satu upaya menenangkan kondisi Arya.

Di mana ketika kumat, Arya kerap mengamuk dan merusak sejumlah barang yang ada di dalam rumah.

Namun ajakan itu ditolak Arya, sehingga rombongan yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih itu meninggalkannya dengan membiarkan Arya tenang di dalam rumah oleh ibunya.

Ade mengatakan, kondisi yang dialami oleh Arya menjadi perhatian oleh seluruh pihak, tak terkecuali Disdik Kota Cirebon.

Hasil kunjungannya ke rumah Arya, Ade menyebut, Arya awalnya terlihat baik dan cerdas dalam pelajaran dari kelas I hingga kelas VI.

Namun usai dua bulan menginjakkan kaki di kelas VI pada Agustus 2023 lalu, anak pertama dari pasangan Alipyanto dan Siti Anita itu mengalami masalah psikologis yang bermula dari permasalahan internal keluarga, terutama berkaitan dengan masalah ekonomi.

Menurut informasi dari pihak RT dan RW setempat, kata Ade, Arya kesal dan kecewa dengan ibunya yang menjual hp yang telah dibelinya dengan usahanya sendiri, melalui menabung.

"Kami juga tidak bisa menyalahkan ibunya pada akhirnya, hanya mungkin kesedihan si anak ini tidak bisa diluapkan, karena Arya termasuk orang pendiam," ujar Ade saat diwawancarai media, Senin (13/5/2024).

Meskipun berbagai bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Program Keluarga Harapan (PKH) telah diberikan oleh pihak terkait, termasuk bantuan dari kelurahan dan warga, namun penanganan terkait masalah psikologis dan mental Arya memerlukan pendekatan yang lebih khusus.

Ade juga menekankan pentingnya terapi yang berkelanjutan dan kontinyu untuk membantu Arya pulih dari kondisinya saat ini.

Meskipun demikian, ia menyatakan optimis bahwa masih besar kemungkinan Arya bisa kembali ke kondisi semula.

"Saya memperhatikan masih besar kemungkinan Arya bisa kembali ke sedia kala," ucapnya.

Sekadar diketahui, sebuah kisah pilu seorang bocah di Cirebon mengalami depresi ini menjadi sorotan.

Iya mengalami depresi di usianya yang masih berusia 13 tahun.

Kisah pilu ini dialami oleh Arya, bocah asal Cirebon, Jawa Barat.

Mirisnya, ternyata pemicu Arya depresi berawal dari kekecewaan terhadap orangtua.

Belakangan, kisah pilu Arya itu menjadi sorotan setelah diunggah aktivis sosial Pratiwi Noviyanthi di kanal Youtube-nya pada 8 Mei 2024 lalu.

Dalam video tersebut aktivis yang akrab disapa Novi mendatangi rumah Arya.

Menurut seorang tetangga awal mula Arya mengalami depresi diduga karena kekecewaan.

Tetangga Arya itu menceritakan Arya depresi setelah handphone (HP) yang dia beli dari hasil menabung dijual ibunya.

Diceritakan bahwa Arya suka menabung sejak kecil.

Dari hasil menabung, Arya bahkan bisa membeli handphone dan membeli sepeda sendiri.

Namun, ada satu waktu ketika orangtuanya tak punya uang, barang-barang Arya terpaksa dijual.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

#ViralLokal

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved