Menikmati Tutut Dcokcrox, Enaknya Juara, Bumbunya Enggak Pelit, Bayarnya Bisa Pakai QRIS BRI

Anda, para pencinta kuliner tutut menikmati Tutut Dcokcrox, produksi UMKM asli Kota Bandung. Bayarnya bisa pakai nontunai menggunakan QRIS BRI.

Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
dok Dcokcrox
Tutut Dcokcrox, hasil produksi usaha micro kecil dan menengah (UMKM), milik Devi Katantri, kerap mengikuti event bazar. Maju berkat dukungan KUR BRI. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sudahkah Anda, para pencinta kuliner tutut menikmati Tutut Dcokcrox, produksi UMKM asli Kota Bandung?

Untuk menikmati kuliner ini, Anda bisa menyambangi kedainya di Jalan Sindangsari I Gang Mekarsari VI, Antapani Wetan, Antapani, Kota Bandung.

Untuk datang ke sana, tidak sulit. Sebab, dari Jalan AH Nasution atau Alun-alun Ujungberung Kota Bandung, hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor. Jika Anda berada di sekitar Rumah Sakit Hermina Arcamanik, lokasi Kedai Tutut Dcokcrok berada di belakangnya, sekitar 900 meteran.

Banyak layanan transportasi online yang juga bisa Anda manfaatkan untuk sampai ke sana.

Ketika Anda sampai di Kedai Dcokcrox, akan ditawarkan 6 varian rasa tutut. Mulai dari rasa original, rendang, sambalado, sambal rica-rica, sambal hijau, dan sambal bangkok.

Harganya bervariasi, mulai dari Rp 16 ribu hingga Rp 20 ribu.

Kedai ini buka dari pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Inong, perempuan asal Kota Bandung, yang pernah mencicipi Tutup Dcokcrox, mengaku ketagihan dan akan memesan lagi.

Saat itu, dia mencoba empat varian rasa tutut, original, rendang, sambalado, dan sambal rica-rica.

"Enak banget Ya Allah, bumbunya enggak pelit. Rasanya asli juara," ujarnya, dalam video testimoni yang dibagikan oleh Devi Katantri (38), sang pemilik UMKM Tutut Dcokcrox, Selasa (23/4/2024).

Devi membuka kedai setelah banyak pelanggan yang menginginkan untuk bisa menikmati secara langsung tutut yang baru saja diangkat dari kuali.

Selain itu, membuka kedai adalah perluasan usaha yang sebelumnya hanya memasarkan tutut via online atau digital.

Ia bersyukur, sejak kedai itu dibuka, banyak pelanggan yang kembali datang untuk menikmati tutut.

Sejauh ini, komentar terhadap rasa dan tempat pun positif.

"Saya bisa bertahan di usaha ini (tutut) itu karena ada pelanggan setia," ujar Devi.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved