Mudik Lebaran 2024
Pengamat Otomotif Imbau Jarak Tempuh Pengguna Kendaraan Listrik Saat Mudik Tak Lebih dari 200 KM
Para pengguna kendaraan listrik atau electric vehicle sebaiknya bijak dalam memilih kendaraan untuk mudik, lantaran belum meratanya Stasiun Pengisian
Penulis: Nappisah | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Para pengguna kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) sebaiknya bijak dalam memilih kendaraan untuk mudik, lantaran belum meratanya Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Otomotif, Jusri Pulubuhu guna antisipasi lonjakan kendaraan saat musim mudik.
"Volume kendaraan yang tinggi dibanding tahun lalu akan menimbulkan kemacetan. Saya tidak menyarankan para pemudik menggunakan EV dengan jarak tempuh lebih dari 200 KM," ujarnya, saat dihubungi Tribunjabar.id, Minggu (31/3).
Jusri menuturkan, rata-rata jarak tempuh kendaraan listrik mencapai 300 kilometer hingga 650 kilometer.
"Pada situasi mudik, volume kendaraan itu over kapasitas. Kemudian akan ada rekayasa lalu lintas seperti one way, ganjil genap, menjadi PR bagi pengendara EV mengingat keterbatasannya stasiun charger," paparnya.
Baca juga: PT PLN UP3 Cianjur Sebut Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik di Cianjur Aman Bagi Pemudik Lebaran
Kemudian, para pengendara harus mengantisipasi puncak arus mudik maupun balik.
"Harus diantisipasi, kecuali sebelum musim mudik sudah bergerak menuju daerah tujuan. Selain itu bisa menghindari macet di jalanan," kata Jusri.
Lebih lanjut, ukuran kendaraan EV bukan jarak tempuh, namun waktu tempuh yang harus diperhatikan.
"Yang biasanya jarak tempuh Jakarta-Semarang hanya empat jam, karena rekayasa lalu lintas dengan trafic tinggi, bisa saja sampai sepuluh jam," katanya.
Hal tersebut dapat menguras daya baterai kendaraan listrik.
"Pada saat terjebak macet, sebaiknya buka ventilasi udara, kemudian matikan mesinnya agar tidak menyedot daya baterai," ungkapnya.
Jusri menyarankan, para pengguna kendaraan listrik tidak membawa beban berlebih.
"Karena akan over kapasitas, nantinya ada beberapa faktor yang akan terganggu seperti aspek dari kenyamanan maupun aspek stabilitas kendaraan," ujarnya.
"Konsumsi daya akan terganggu karena kendaraan akan menggunakan daya lebih saat menggerakan bobot yang lebih berat," katanya.
Baca juga: Viral, Warganet Curhat Terjebak Macet 3 Jam saat Keluar Parkiran Mall di Kota Bandung: Kaya Mudik
Kemudian, aspek keselamatan akan terganggu saat bobot kendaraan melebih ambang batas.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
"Dari aspek keselamatan akan terganggu, jarak pengereman dan efek gaya dari pergerakan akan timbul. Sebaiknya barang-barang yang diperlukan di kampung halaman dapat dikirim terlebih dahulu, sebelum puncak mudik tiba," ucap Jusri. (*)
kendaraan listrik
otomotif
electric vehicle
Mudik Lebaran 2024
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
ganjil genap
rekayasa lalu lintas
Bobotoh Geulis Sebut Persib Jangan Terpancing Drama Guling-guling, Namun Akui Bali Punya Kiper Bagus |
![]() |
---|
Sisa-sisa Arus Balik Lebaran Masih Terlihat di Jalur Pantura Cirebon, Jumlahnya Turun Drastis |
![]() |
---|
Bus dari Jakarta Banyak yang Lewat Jalur Alternatif ke Pusat Kota Indramayu Menuju Jawa Tengah |
![]() |
---|
Hari Terakhir Libur Lebaran, 20 Ribu Warga Jakarta Tinggalkan Bandung Raya Gunakan Whoosh |
![]() |
---|
UPDATE Arus Balik pada H+5 Lebaran: Ribuan Pemudik Masih Padati Jalur Arteri Pantura Indramayu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.