Berita Viral

Kisah Sadikun 32 Tahun Jadi Marbut Masjid di Jaksel, Pernah Ditawari Umrah Gratis tapi Gagal

Berikut ini kisah Sadikun perantau yang berjuang hidup di kerasnya Jakarta, 32 tahun jadi marbut.

(KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
Marbut bernama Sadikun (56) saat ditemui Kompas.com di Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024). 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut ini kisah Sadikun perantau yang berjuang hidup di kerasnya Jakarta.

Pria 56 tahun itu adalah seorang marbut di Masjid Raya Palapa Baitus Salam.

Ia mencari nafkah di masjid yang berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu sejak 1992 alias sudah 32 tahun.

Baca juga: Kisah Surahman 10 Tahun Bekerja di Atas Gunung Sampah, Kini Penglihatannya Rabun, Harus Operasi

Sadikun berpesan kepada orang yang hendak merantau ke Jakarta untuk mengurungkan niat jika tidak memiliki keahlian.

Menurutnya, keahlian itulah yang akan menjadi modal perantau untuk bertahan di kerasnya Jakarta.

“Enggak usahlah ke Jakarta. Di Jakarta kalau enggak punya keahlian, pendidikan rendah, mending di kampung, usaha, dan enak bisa kumpul sama keluarga,” kata Sadikun, dikutip dari Kompas.com.

Ia menyampaikan pesan tersebut berdasarkan pengelamannya yang sudah mengadu nasib 32 tahun dan kini menetap sebagai warga Depok, Jawa Barat.

“Iya (berdasarkan pengalaman). Di Jakarta kalau enggak ada saudara, mau ngapain? Mau minta bantuan sama siapa? Apalagi kalau lagi sakit,” ujar Sadikun.

Untuk diketahui, Sadikun merantau dari Blora, Jawa Tengah untuk mengadu nasib di Jakarta pada 1987.

Setelah lima tahun melanglang buana mencoba berbagai macam pekerjaan, Sadikun akhirnya berlabuh di Masjid Raya Palapa Baitus Salam dan bekerja sebagai marbut.

Sadikun mengikuti jejak ayahnya yang sudah lebih dulu menjadi marbut di masjid tersebut.

Ia mendapatkan gaji Rp 1,2 juta per bulan.

Namun, apabila dalam satu bulan tersebut banyak kegiatan, ia bisa menerima lebih dari Rp 2 juta.

Sadikun bersama istri dan dua anaknya kini tinggal di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Kediamannya sekarang sudah menjadi hak milik itu dia beli dari uang jual tanah warisan, tabungan selama menjadi marbut, dan pinjaman bank.

Anak sulung Sadikun tengah berkuliah di perguruan tinggi di Jakarta. Sedangkan, si bungsu bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta.

Istri Sadikun membuka usaha kecil-kecilan di rumah sambil menjalani tugas sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Kata Sadikun, penghasilannya sebagai marbut tidak akan menutup kebutuhan keluarga sehari-hari jika istrinya tidak membantu mencari nafkah.

Walau begitu, Sadikun tetap bersyukur karena telah diberikan rezeki yang berlimpah oleh Sang Pencipta

Baca juga: Kisah Tamin, Dulu Pemain Gaple Kini Jadi Marbut Masjid, Tobat usai Dengar Orang Ngaji:Ingat Kematian

Pernah ditawari umrah

Sadikun mengaku sempat mendapatkan tawaran umroh dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk umrah secara gratis.

"Waktu itu pernah ditawain sama kru DKM< pengurus href="https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/23/11415711/marbut-di-jakarta-selatan-sempat-ditawari-umrah-gratis-tapi-gagal-karena">Kompas.com.

Akan tetapi, tawaran itu tidak bisa ia terima karena Sadikun tidak bisa memenuhi persyaratannya.

“Cuma kan persyaratannya harus pindah domisili. Nah, saya enggak ngerti,” ujar warga Depok tersebut.

“Pindah dulu, urus domisili dulu. Terus daftarnya di mana, saya juga enggak mengerti. Pernah ditawari kayak gitu, cuma domisili ya kan, ya saya enggak mau ribet. Saya tinggal di Depok, kok KTP Jakarta, kan enggak enak,” ujar Sadikun.

Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempunyai program pemberangkatan umrah gratis untuk para marbut di Jakarta. Pada 2023, 12 marbut diberikan apresiasi berupa ibadah ke tanah suci. Pemprov DKI bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk pemberian hadiah tersebut.

Pertimbangannya, para marbut tersebut telah mengabdi lebih dari 10 tahun, mengurus dan menjaga rumah ibadah.

"Semoga apresiasi ini menjadi wujud peningkatan pembangunan mental dan spiritual umat di Kota Jakarta," ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota, Kamis (23/11/2023).

Pemberian ibadah umrah kepada para marbut ini sudah beberapa kali dilakukan Pemprov DKI, seolah menjadi tradisi gubernur DKI Jakarta.

Jauh sebelum Heru Budi, gubernur DKI terdahulu juga memberangkatkan para marbut umrah.

Pemberian hadiah ibadah umrah juga pernah dilakukan oleh gubernur DKI Jakarta sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

 

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved