Berita Viral
Kisah Lastri Siswi SD Dibully Temannya Gara-gara Sering Bantu Ibu Cari Rongsokan, Nangis Sesenggukan
Lastri, siswi SD itu hanya bisa menangis sesenggukan menceritakan kisah pilunya sering dibully temannya gara-gara ia membantu ibunya mencari rongsokan
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Tangisan Lastri pecah ketika ia ditanya bullying yang dialaminya di sekolah.
Lastri, siswi SD itu hanya bisa menangis sesenggukan menceritakan kisah pilunya sering dibully temannya.
Ia dibully lantaran membantu ibunya mencari rongsokan setiap pulang sekolah.
Kisah Lastri itu dibagikan akun Twitter (X) ythftr_ dan kini menarik simpati publik.
Baca juga: Kronologi Bullying Murid SD yang Ditelanjangi dan Ditendang di Indramayu, Guru Sebut di Luar Sekolah
Lastri adalah salah satu siswi SD di Jawa Barat.
Selain sekolah, sehari-hari Lastri sering ikut membantu ibunya mencari rongsokan.
Bukan tanpa sebab, aksi itu dia lakukan demi membantu ibunya yang susah payah mencari nafkah.
Sang ibu bernama Rustini bekerja keras menghidupi ketiga anaknya seorang diri.
Ia menjadi tulang punggung keluarga lantaran sang suami sakit parah.
Ayah Lastri hanya bisa terbaring lemah di kasur.
Mirisnya, aksi terpuji Lastri membantu ibunya mencari rongsokan itu justru membuatnya dibully temannya di sekolah.
Tak hanya nasib pilu menimpa Lastri, pengalaman buruk pun pernah terjadi saat sang ibu sedang mencari rongsokan.
Ia pernah kehilangan uang, padahal uang itu akan digunakan untuk membayar kontrakan.
Keluarga Lastri pun sampai terancam diusir dari kontrakannya itu karena menunggah dua bulan.
Sementar itu, diketahui per hari Rustini mendapat penghasilan belasan ribu dari menjual rongsokan yang dia kumpulkan.
Ditambah lagi, Rustini itu juga harus mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan suaminya, ayah Lastri.
Diketahui sang ayah sakit karena asam lambung kronis.
Karena itu, demi membantu penghasilan tambahan uang, Lastri membantu ibunya.
Namun, ia malah diejek dan dibully teman-temannya karena mencari rongsokan.
Padahal, Lastri menjadi tukang rongsokan untuk bertahan hidup dan membantu perekonmian keluarganya yang serba kekurangan.
Akibat bullying yang dialaminya, bahkan Lastri mengaku tak memiliki teman di sekolahnya.
Lastri seringkali berangkat sekolah dengan seragam yang lusuh.
Bahkan sepatunya pun sudah bolong-bolong.
Namun, Lastri tak pernah malu dengan kondisi yang dialaminya itu.
Hanya saja, Lastri merasa tertekan karena ejekan yang diterimanya.
Lastri juga berusaha mencari uang untuk membeli peralatan sekolah.
Baca juga: Marak Kasus Bullying, Baim Wong Beri Pengakuan Pernah jadi Pelaku Bully Dapat Karma: Membekas Banget
Ingin Jadi Polwan
Di balik kisah pilunya yang keterbatasan ekonomi, siapa sangka Lastri memiliki cita-cita mulia.
Siswi SD itu bercita-cita ingin menjadi seoramg polwan.
"Polwan adalah cita-citanya sejak kecil. Ia dikenal sosok pekerja keras dan mandiri." tulisnya.
Dengan kondisi ekonomi keluarga untuk meraih cita-citanya, Lastri juga bisa saja putus sekolah.
Kini, kisah Lastri siswi SD dibully temannya karena membantu ibunya mencari rongsokan itu mendapat perhatian dari warganet.
Tak sedikit warganet meminta pemerintah setempat agar bisa memastikan kehidupan yang lebih layak untuk Lastri dan keluarga.
Berikut beragam komentar warganet.
"Tangisan yang sangat sesak di dada. Semoga kedepan hari hari mu penuh dengan kebahagiaan dek" tulis aku @fajarama
"Ya Allah neng, kmi doakan Eneng suatu saat jadi anak yg sukses karena berbakti kepada orang tua nya" tulis akun @redenwindy
"Kelak kamu akan jadi orang sukses dek" tulis akun @andra.
Kisah Lainnya - Kisah Aditya Pedagang Bakso di Jakarta, Dicap Anak Gagal oleh Keluarga
Kisah serupa dialami Aditya, pria yang merupakan pedagang bakso ini justri dibully tetangga dianggap anak gagal oleh keluarga.
Aditya pria asal Tegal, Jawa Tengah yang sedang mengadu nasib di Jakarta usai ayahnya meninggal dunia.
Pria berusia 20 tahun itu mengatakan ayahnya meninggal ketika ia masih sangat muda.
Ketika itu, kedua orangtunya diketahui memang sudah berpisah.
"(Saya) umur 18 tahun, bapak saya meninggal, orangtua juga bercerai," ucap Aditya ketika ditemui di lapak berjualannya yang ada di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (3/3/2024), dikutip dari Kompas.com.
Dicap sebagai Anak Gagal
Saat tiba di Jakarta, Aditya awalnya bekerja sebagai penjaga warung ayam penyet selama 1,5 tahun.
Hingga akhirnya ia ditawarkan oleh temannya untuk berdagang bakso keliling.
Dari hasil kerja kerasnya berjualan bakso, Aditya mendapatkan upah Rp 150.000 dalam sehari.
Dicap anak gagal
Berjuang menyambung hidup menjadi seorang pedagang bakso, pekerjaan Aditya itu dianggap kegagalan oleh saudara-saudaranya.
"Saya disebut sebagai 'anak gagal' sama saudara dan tetangga ibu saya," ucap Aditya sambil menahan tangis.
Ia mengaku selalu dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.
Kendati demikian, ia tidak merasa malu dengan pekerjaannya tersebut.
"Enggak malu. Kenapa harus malu karena saya dagang?" kata dia.
Putus sekolah
Ketika orangtuanya berpisah, Adit tinggal bersama sang ayah di Sukabumi.
Sementara kedua adiknya tinggal bersama sang ibu.
Karena hal itu juga, ia tidak dapat melanjutkan sekolahnya dan berhenti ketika duduk di kelas 2 sekolah menengah atas (SMA).
Adit merasa kecewa atas perceraian kedua orangtuanya sampai ia harus putus sekolah.
Akan tetapi, ia berpesa kepada sang ibu agar kedua adiknya tidak bernasib sama sepertinya.
"Kecewa. Adik saya jangan sampai putus sekolah, jangan kayak saya!" sambung Adit.
Ia juga bercerita ketika duduk di bangku SMP, ia bercita-cita sebagai seorang TNI.
Akan tetapi, ia harus mengubur mimpinya karena sang ibu tidak merestui.
Ibunya melarang Aditya menjadi TNI karena risiko dari profesi tersebut sangat tinggi.
Pedagang bakso ini juga merasa ibunya lebih mementingkan kakak-kakaknya.
"Dulu, ibu saya lebih mementingkan abang dan kakak dibanding saya," tutur dia.
Karena hal itu pula, semenjak kepergian sang ayah di tahun 2018, Aditya memilih mengadu nasib di Jakarta.
Menjalani kehidupan di Jakarta memang tak semudah yang dibayangkan.
"Hidup di Jakarta susah, harus punya etika, dan sopan santun," kata dia.
Persiapan ke Jepang
Kini, ia tengah mempersiapkan diri untuk mengadu nasib di Jepang.
"Saya niatnya mau bareng teman kerja ke Jepang, kerja bangunan. Tapi, sekarang saya lagi ikut paket C dulu," kata Aditya.
Ia hendak bekerja di Jepang untuk mengumpulkan modal agar bisa membuka usaha di Indonesia.
Aditya mengatakan, jika dirinya sudah sukses nanti, ia tetap akan memaafkan sang ibu.
"Saya udah maafin dari dulu, saya ngalah orangnya," pungkas Aditya.
(Tribunjabar.id/Salma Dinda Regina/Hilda Rubiah) (Kompas.com/Shinta Dwi Ayu)
Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.
Kisah Pilu Suwardi Penjual Kripik, Kayu Pikul Dagangan Dirampok OTK saat Demo di Solo, Dibantu Warga |
![]() |
---|
Sosok Eko Purnomo, Pengrajin Kostum Iron Man Asal Tulungagung yang Viral Dikira Milik Ahmad Sahroni |
![]() |
---|
Viral Driver Ojol Temui Wapres Gibran Rakabuming Dicurigai Warganet, Gojek hingga Maxim Buka Suara |
![]() |
---|
Videonya Salah Lafalkan Pancasila saat Dites Pendemo Viral, Ketua DPRD Wonosobo Minta Maaf |
![]() |
---|
Viral, Jam Tangan Mewah Rp11,4 Miliar Milik Ahmad Sahroni Dikembalikan: Nak Ini Bukan Hak Kita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.