Kisah Inspiratif, Penyandang Tunanetra Jadi Sarjana Unisba, Sering Salah Naik Angkot Saat ke Kampus
Sebuah pepatah Man Jadda wajada yang berarti barang siapa yang berusaha Insha Allah akan mendapatkan hasil yang diusahakannya.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Menurut Nu’man, minimnya fasilitas aksesibilitas di kampus bagi penyandang tunanetra seperti dirinya, bukanlah menjadi kendala dan hambatan baginya dalam menempuh studi di Unisba.
Terlebih, keramahan dari para dosen, tenaga kependidikan, serta teman-temannya menyenangkanlah yang membuat aktivitas perkuliahan dirinya, menjadi nyaman dan banyak terbantu.
Nu’man juga menambahkan, para dosen di Prodi Pendidikan Agama Islam selalu memberikan kemudahan dan pengertian kepadanya dalam berkuliah, salah satunya memberikan kesempatan mengerjakan tugas dengan mengetik menggunakan laptop.
“Selama ini ada dosen yang selalu memberikan pengertian, misal ketika memberikan tugas dengan tulis tangan, saya bisa diganti dengan mengetik karena saya menggunakan laptop yang berbasis audio," ucapnya
"Jadi untuk hal semacam tugas-tugas itu tidak terlalu menyulitkan,” tambahnya.
Ia pun memberikan kesan yang baik selama menjadi mahasiswa Unisba karena menurutnya bisa banyak mendapatkan wawasan baru, teman baru, ilmu baru dan pengalaman baru yang tentunya sangat menyenangkan.
"Suka duka yang dialami adalah hal yang wajar, terutama saat kondisi pendemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Tapi secara keseluruhan, kuliah di Unisba sangat menyenangkan walaupun kondisi saat pandemi Covid-19 saat itu, perkuliahan tetap berjalan maksimal sehingga tidak mengurangi ilmu yg didapatkan,” ujarnya.
Meski di tengah kesibukannya membagi waktu sebagai mahasiwa dan guru di SLBN Citeureup, Nu'man pun mengaku, turut aktif mengikuti beberapa organisasi di Unisba, salah satunya sebagai anggota di Badan Operasional Mentoring-Pendidikan Agama Islam dan pernah juga diamanahi dalam mementor BTAQ (Baca Tulis Al Qur'an).
Prestasi non akademik pun tercatat pernah Nu’man peroleh selama menjadi mahasiswa Unisba yakni sebagai Juara 1 Musabaqah Hifdzil Qur’an / MHQ dalam Musabaqah (Perlombaan) Tilawatil Qur’an (MTQ) Unisba 2020.
Setelah resmi menyandang gelar sarjana, Nu’man pun tak lupa mengungkapkan rasa terima kasih kepada kedua orang tuanya, yang keseharianya merupakan wiraswasta makanan ringan, atas segala doa, kesabaran, ketekunan, dan ketabahan keduanya, meski harus tinggal jauh.
Mereka, lanjutnya selalu mendoakan dan mengingatkan untuk bermurojaah agar ia terus belajar dan istiqamah, sehingga bisa tetap melaksanakan berbagai aktivitas seakan-akan diawasi orang tuanya.
Dalam hal perkuliahan pun, orang tuanya selalu memberikan motivasi dan semangat terutama doa dan dukungan.
"Semoga Allah SWT angkat derajat dan kemuliaan mereka di dunia terlebih lagi di akhirat kelak,” ucapnya.
“Saya berpesan kepada diri dan teman-teman untuk tetap selalu rendah hati dan jangan merasa ini adalah akhir semua perjuangan kita. Bahwasannya ini masih tahap awal. Semoga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya sampai ke puncak akademik/gelar yang tersedia saat ini,” katanya
Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. Edi Setiadi menjelaskan bahwa pada gelaran wisuda gelombang pertama tahun akademik 2023-2024, pihaknya melantik lebih dari 1.400 orang lulusan, yang terdiri dari Progeram studi Doktor, Magister, Profesi dan Sarjana.
Meriahkan Hari Anak Nasional, CIMSA FK Unisba Ajak Anak-Anak SLB Rumah Hasanah Berkreativitas |
![]() |
---|
Kisah Anak Pedagang dan Tukang Las Diterima di ITB, Kondisi Ekonomi Pas-pasan Tak Halangi Mimpi |
![]() |
---|
Kisah Suci Mahasiswi Penerima KIP Kuliah Lulus di Unsika IPK Nyaris Sempurna, Motivasi Jadi Kunci |
![]() |
---|
Kisah Imam Diterima di UI Rela Jadi Kuli Panggul Demi Ongkos Kuliah, Dapat Rezeki Tak Terduga |
![]() |
---|
Kisah Dua Anak Sopir Taksi Online di Bogor Berhasil Masuk Fakultas Kedokteran, Terungkap Rahasianya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.