Berita Viral

Sempat Viral Jual Ginjal, Caleg DPRD Bondowoso Suaranya Kecil di Real Count, Singgung Politik Uang

Caleg DPRD Kabupaten Bondowoso yang sempat viral menjual ginjal ini kesulitan mendapatkan suara berdasarkan hasil real count.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Tribunjatim.com
Caleg DPRD Kabupaten Bondowoso yang sempat viral menjual ginjal ini kesulitan mendapatkan suara berdasarkan hasil real count. 

TRIBUNJABAR.ID - Calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Bondowoso yang sempat viral menjual ginjal, Erfin Dewi Sudanto kesulitan mendapatkan suara berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Erfin Dewi Sudanto mencalonkan diri dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Dapil Bondowoso I, yang meliputi wilayah Kecamatan Bondowoso, Tenggarang, dan Wonosari.

Saat masa kampanye Pemilu 2024, Erfin Dewi Sudanto sempat menghebohkan warganet karena beritanya yang menjual ginjal.

Hal itu Erfin lakukan demi mendapatkan modal berkampanye.

Masa pemungutan suara berlalu, perhitungan suara pun mulai dilakukan.

Dilansir dari situs KPU pada Rabu (21/2/2024) siang, perolehan suara sementara yang didapatkan Erfin Dewi Sudanto hanyalah 43 suara.

Di internal PAN, suara Erfin Dewi Sudanto terkalahkan oleh H. Malik Atamimi yang mendapatkan 1.276 suara.

Sumber Suara Erfin Dewi Sudanto

Dilansir dari Kompas.com, Erfin Dewi Sudanto bercerita bahwa 43 suara yang ia dapatkan itu berasal dari tempat tinggalnya, Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang.

Erfin Dewi Susanto, caleg DPRD Bondowoso yang menjual ginjalnya, saat bertemu dengan masyarakat. Ia tak mampu meraih banyak suara dalam Pemilu 2024.
Erfin Dewi Susanto, caleg DPRD Bondowoso yang menjual ginjalnya, saat bertemu dengan masyarakat. Ia tak mampu meraih banyak suara dalam Pemilu 2024. (Kompas.com/Bagus Supriadi)

Baca juga: Viral Unggahan Protes Penumpang Kereta Tiket Rp 700.000 Dapat Kursi Kotor, PT KAI Beri Penjelasan

Erfin menyadari bahwa memang kecil kemungkinan dirinya bisa memenangkan kontestasi Pileg 2024 ini.

Mengenai hal itu, Erfin pun menyinggung terkait adanya praktik politik uang dalam Pemilu 2024 yang tidak bisa dihindari.

Erfin mengatakan, praktik kotor seperti itu terjadi mulai dari level Caleg DPRD, DPR RI, hingga DPD.

"Money politic tak bisa dihindari, sedangkan saya modal apa adanya, akhirnya tumbang," kata dia kepada Kompas.com via telepon.

Selama masa kampanye berlangsung, Erfin mengaku telah berusaha semampunya untuk memikat hati masyarakat.

Namun, Erfin merasa, upayanya itu tetap kalah dengan adanya praktik politik uang.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved