Pemilu 2024

Kisah Polisi di Papua Jalan Kaki 12 Jam untuk Angkut Kotak Suara ke TPS, 'Jalan Rusak dan Putus'

Meski pencoblosan telah usai, kisah di balik perjuangan petugas demi terselenggaranya Pemilu 2024 jadi sorotan, seperti kisah polisi jalan kaki 12 jam

Editor: Hilda Rubiah
Kolase Kompas.com/ist
Kisah anggota polisi yang ditugaskan membantu penyelenggara Pemilu 2024, memikul kotak suara jalan kaki 12 jam ke TPS tujuan  

TRIBUNJABAR.ID - Meski momen pencoblosan telah usai, kisah di balik perjuangan petugas demi terselenggaranya Pemilu 2024 tak luput dari sorotan.

Ada kisah perjuangan polisi yang rela berjalan kaki 12 jam untuk mengangkut kotak suara di TPS.

Para polisi ini memikul kota suara di Keerom, Provinsi Papua

Ia terpaksa memikul kotak suara tersebut karena jalan rusak dan terputus.

Baca juga: Kisah Ozy, Sopir di Rangkasbitung Diusir Mertua karena Coblos Anies, Sempat Diusir Akhirnya Damai

Kisah perjuangan ini datang dari anggota polisi di Polres Keerom yang ditugaskan mengawali dan membantu penyelenggaraan Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024).

Salah satu anggota Polres Keerom membantu memikul logistik berjalan kaki selama 12 jam ke TPS yang berada di Kampung Milki, Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.

Kondisi jalan yang rusak dan putus  membuat kendaraan yang mengangkut logistik ke Kampung Milki, Distrik Towe, tidak bisa melewatinya.

Hal ini membuat para anggota Polres Keerom yang ikut pengamanan logistik pemilu harus turun membantu memikul logistik sambil berjalan kaki menuju ke lokasi TPS yang berada di Kampung Milki.

Kapolres Keerom AKBP Christian Aer mengungkapkan, kondisi jalan yang rusak dan putus membuat mobil yang digunakan untuk mengangkut logistik pemilu ke Kampung Milki, Distrik Towe, terpaksa tidak bisa melewatinya.

Kondisi ini, menurut Christian, anggota Polres Keerom yang ikut bertugas melakukan pengamanan terpaksa ikut membantu mengangkut logistik sambil berjalan kaki selama 12 jam perjalanan.

“Ada jalan yang rusak dan putus, membuat kendaraan tidak bisa melewatinya, sehingga logistik pemilu harus dibawa dengan cara dipikul sambil berjalan kaki selama 12 jam,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).

Hal ini membuat pelaksanaan pemilu yang seharusnya dilaksanakan pada Rabu (14/2/2024) terpaksa harus ditunda dan baru dilaksanakan pencoblosan pada Jumat (16/2/2024) di Kampung Milki, Distrik Towe.

“Kami bersyukur karena pelaksanaan pencoblosan di TPS yang berada di Kampung Milki, Distrik Towe sudah dilaksanakan pada Jumat kemarin. Selama pelaksanaannya juga berjalan dengan aman dan lancar,” ucapnya.

Dia menyatakan, setelah pencoblosan, para penyelenggara pemilu dan anggota kepolisian yang bertugas membawa kotak suara dari Kampung Milki menuju Distrik Senggi, guna dilakukan rekapitulasi suara di tingkat distrik.

“Kita patut bersyukur karena pencoblosan sudah dilaksanakan, meski sempat tertunda. Tapi puji Tuhan semua bisa berjalan dengan aman dan lancar.

Baca juga: Keluarga PAM TPS yang Wafat Dapat Santunan Rp 46 Juta, KPU Pangandaran Sebut Pejuang Demokrasi

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved