Breaking News

TERUNGKAP Begini Kondisi TKW Indramayu yang Ternyata Masih Hidup di Suriah, Paspor Hilang

Sopiyah (56) mengungkap kondisi anaknya yang selama ini dianggap sudah meninggal dunia, namun ternyata masih hidup.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Giri
Tribun Cirebon/Handhika Rahman
Sopiyah (56) saat menangis membayangkan anaknya yang ternyata masih hidup, di kediamannya di Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Senin (5/2/2024). Anaknya di Suriah 19 tahun dan dianggap sudah meninggal. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Sopiyah (56) mengungkap kondisi anaknya yang selama ini dianggap sudah meninggal dunia, namun ternyata masih hidup.

Masiroh (42), pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, sekarang berada di Kota Aleppo, Suriah.

Ia sebelumnya dianggap sudah meninggal karena hilang kontak selama sekitar 19 tahun.

Apalagi Suriah diketahui merupakan negara konflik. Perang terjadi di negara Timur Tengah tersebut.

Konflik perang yang terjadi di Suriah inilah yang membuat keluarga sempat mengira Masiroh sudah meninggal dunia.

Bahkan setiap acara tahlilan yang digelar keluarga dalam beberapa tahun terakhir ini, nama Masiroh selalu disebut untuk didoakan.

Sopiyah menceritakan, berbagai hal rupanya dialami oleh anaknya selama hilang di negara tersebut.

Baca juga: Sosok Masiroh, TKW Asal Indramayu 19 Tahun Hilang hingga Dianggap Meninggal, Terungkap Ada di Suriah

Masiroh menceritakan semua itu lewat sambungan telepon seusai keberadaannya berhasil diketahui seminggu yang lalu.

"Anak saya itu awalnya berangkat tahun 2005," ujar Sopiyah kepada Tribuncirebon.com, Senin (5/2/2024).

Di Suriah, Masiroh sempat pindah-pindah majikan. Pengalaman menakutkan dialami saat bekerja di majikan pertama.

Masiroh diperlakukan kasar oleh majikan.

"Katanya tuh sampai mau disiram air keras, tapi alhamdulillahnya belum," ujar dia.

Dari majikan yang pertama itu, Masiroh diketahui kabur. 

Masih di negara yang sama, ia kembali bekerja menjadi asisten rumah tangga (ART) di majikan yang kedua.

Di majikan yang kedua, diakui Masiroh, ia diperlakukan baik oleh majikannya.

Namun, saat itu suasana di Suriah kacau balau karena perang. Masiroh lalu dilepas oleh majikan keduanya tersebut.

Saat perang terjadi, Masiroh tidak memiliki arah tujuan. Ia juga kehilangan paspor sehingga tidak bisa pulang ke Indonesia.

Baca juga: Tolong Bantu Pulangin, Pak Ibu di Indramayu Ingin Bertemu Anak yang Masih Hidup di Suriah

Beruntung, saat itu, menantu dari majikan keduanya mau merawat Masiroh. Ia diambil lalu diajak bekerja menjadi ART.

Menurut pengakuan Masiroh, lanjut Sopiyah, anaknya diperlakukan dengan baik layaknya ART pada umumnya oleh majikan ketiganya ini.

"Mungkin karena kasihan saat itu. Jadi diambil sama menantu majikan keduanya itu," ujar dia.

Sopiyah mengatakan, Masiroh masih bekerja di rumah majikan ketiganya tersebut.

Namun, di sisi lain, Sopiyah juga mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan anak tersebut. Dia mengaku sangat rindu.

Baca juga: Geger TKW di Indramayu Dianggap Sudah Lama Meninggal Dunia, Ternyata Masih Hidup di Aleppo Suriah

Hal yang sama juga diungkap oleh Masiroh. Sopiyah pun berharap kepada pemerintah bisa membantu memulangkan Masiroh ke Tanah Air.

Masiroh terkendala pulang Indonesia karena biaya dan paspor miliknya yang hilang saat perang.

Majikan tempatnya bekerja juga, kata Sopiyah, belum mengizinkan Masiroh pulang.

"Rindu pengen ketemu, sudah lama enggak ketemu," ujar dia. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved