Korban Truk Terguling di Saguling Bandung Barat Bisa Sedikit Tenang, Tak Perlu Pusing soal Biaya RS

Korban kecelakaan truk di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tak perlu pusing memikirkan biaya perawatan di rumah sakit.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun jabar/Hilman Kamaludin
Kondisi truk dengan nomor polisi D 8304 WY yang mengalami kecelakaan di Jalan Kampung Leuwibudah, RT 03/08, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (26/1/2024). Korban yang dirawat dibebaskan dari biaya rumah sakit. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Para korban kecelakaan truk di Kampung Leuwibudah, RT 03/08, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tak perlu pusing memikirkan biaya perawatan di rumah sakit.

Pemerintah memastikan akan menanggung biaya mereka.

Sebelumnya, truk dengan nomor polisi D 8304 WY yang dikemudikan Heri Sudrajat (61) mengalami kecelakaan sehingga lima orang meninggal dunia.

Truk itu mengangkut 28 warga Kampung Cinagrog, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, saat pulang dari ziarah dari Cianjur.

Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung Barat, Ade Zakir, mengatakan, pemerintah akan menjamin biaya pengobatan semua korban kecelakaan tersebut sesuai dengan instruksi dari Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif.

Baca juga: FAKTA Baru Truk yang Akibatkan 5 Orang Meninggal Setelah Kecelakaan di Saguling Bandung Barat

"Sekarang kita sedang mencari skema pembiayaan yang paling tepat karena bagaimana pun itu warga kami. Jadi insyaallah kita akan carikan untuk pembiayaan," ujar Ade di Perkantoran Pemda KBB, Selasa (30/1/2024).

Dari total 23 korban luka-luka, 17 orang masih dirawat di rumah sakit.

Sebanyak 13 orang ditangani di RSHS Bandung, 4 di RS Cahya Kawaluyan, dan 6 orang sudah diperbolehkan pulang.

Ade mengatakan, biaya perawatan korban ditanggung oleh pemerintah karena asuransi kecelakaan atau BPJS tidak bisa digunakan karena kendaraan yang dipakai merupakan angkutan barang.

Baca juga: Viral Kisah Guru Ngajar di Daerah Terpencil Madiun, Sempat Ngeluh,Kini Pikirkan Nasib Murid: Kasihan

"Kita juga sudah koordinasi dengan Jasa Raharja, tapi tetap tidak bisa. Namun, kami punya skema alternatif pembiayaan untuk para korban diantaranya dari zakat ASN atau donasi sukarela," kata Ade.

Pihak kecamatan, kata dia, sudah koordinasi dengan Baznas karena hal itu termasuk pada kebutuhan mendesak mengingat ada beberapa orang korban yang harus menjalani tindakan operasi di rumah sakit.

Ade mengimbau masyarakat supaya tidak lagi menggunakan angkutan barang untuk membawa penumpang orang agar menekan risiko dampak kecelakaan.

"Kita melalui Dishub koordinasi dengan aparat kepolisian serta tokoh masyarakat setempat untuk mengimbau soal pemakaian angkutan barang tak dipakai untuk orang karena tingkat fatalitas tinggi," ucapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved