Kronologi Aktris Nanie Darham Meninggal usai Sedot Lemak, Biaya yang Membengkak Jadi Sorotan

Kuasa hukum keluarga, Hartono Tanuwidjaja, menjelaskan kronologi peristiwa tersebut lewat unggahan di YouTube beberapa waktu lalu.

Editor: Ravianto
instagram@indriedarham
Aktris Nanie Darham, pemain film Air Terjun Pengantin. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Aktris Nanie Darham meninggal dunia pada 21 Oktober 2023 karena diduga menjadi korban malpraktek operasi sedot lemak dari sebuah klinik.

Kuasa hukum keluarga, Hartono Tanuwidjaja, menjelaskan kronologi peristiwa tersebut lewat unggahan di YouTube beberapa waktu lalu.

Tanggal 6 Oktober 2023, Nanie Darham melakukan konsultasi di klinik tempatnya melakukan sedot lemak meskipun baru melahirkan dua bulan sebelumnya.

Dokter DM di klinik tersebut sepakat melaksanakan operasi, meskipun dokter kandungan lainnya menyarankan menunggu minimal 6 bulan setelah melahirkan.

Nanie sebelumnya telah berkonsultasi dengan dokter D di Rumah Sakit Brawijaya yang memberikan saran berbeda.

Namun, Nanie memilih melanjutkan dengan operasi di klinik tersebut.

“Yang pertama adalah bahwa kondisi korban Nani Darham ini adalah seorang ibu yang mempunyai anak balita, yang pertama anak usia 3 tahun laki-laki, yang kedua baru melahirkan 2 bulan sebelum tanggal pelaksanaan operasi yaitu pada bulan Agustus,” kata Hartono dikutip Tribunnews.com dari YouTube Hukum ID pada Sabtu (25/11/2023).

Hartono kemudian menuturkan bahwa Nanie membayar uang muka sebesar 10 juta rupiah untuk tindakan operasi sedot lemak.

Tindakan operasi tersebut awalnya dijadwalkan pada 6 atau 7 November 2023, namun tiba-tiba jadwalnya diubah menjadi 21 atau 24 Oktober.

Pihak kuasa hukum menyebut bahwa alasan Nanie menerima karena dipastikan bahwa operasi ini aman untuk dilakukan meskipun ia sedang menyusui.

“Jadi pada saat konsultasi ke dokter Danu, Nanie pada saat itu didampingi oleh rekannya yang bernama saksi Erika," jelas Hartono.

"Erika dalam penjelasan kepada pihak kepolisian menyatakan bahwa pada saat konsultasi, dokter D ini dari The Clinic hanya memperlihatkan tablet mengenai prosedur operasi liposuction atau sedot lemak itu," terangnya.

Nanie diyakinkan bahwa sedot lemak merupakan operasi yang ringan dan bisa dijalani dengan santai.

"Dia bilang bahwa operasi sedot lemak itu merupakan operasi yang ringan, biasa, bahkan pasien itu bisa dengan bius lokal itu bisa sambil main HP," bebernya

"Nah, di situ mungkin yang menjadikan satu faktor ketertarikan dari korban Nani untuk melakukan operasi liposaksion ini di The Clinic,” lanjut Hartono.

Hartono kemudian menjelaskan soal biaya yang harus dikeluarkan Nanie untuk proses operasi tersebut.

Ia mengatakan Dokter D menawarkan operasi tambahan di dua titik dengan tambahan biaya 100 juta rupiah.

Total biaya operasi yang awalnya 200 juta menjadi 300 juta rupiah dan kabarnya perubahan ini tidak dijelaskan dengan detail teknis atau risikonya.

Tak hanya itu operasi yang seharusnya berlangsung 2 jam, tiba-tiba menjadi 5 jam tanpa memberikan informasi lebih lanjut kepada keluarga atau pendampingnya yakni Erika.

“Pada saat itu Nani menghubungi suaminya, yang bernama James, dia mengajukan tambahan budget persetujuan tadi kan," katanta

"Karena kan yang dia lapor ke suami kan 200 juta nih, kok tiba-tiba dalam hitungan jam tiba-tiba jadi 300,” sambung Hartono.

Kini pihak kuasa hukum keluarga Nanie mempertanyakan prosedur mengapa tindakan operasi yang menghabiskan waktu 5 jam itu tidak ada permohonan persetujuan dari keluarga.

Tak lama setelah tindakan Erika dihubungi oleh klinik, dan diberitahu bahwa Nanie dalam kondisi tidak stabil dan perlu segera dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Suyoto.

Suami Nanie, James, diberitahu untuk menyusul ke rumah sakit, tetapi sayangnya, Nanie sudah meninggal dunia sebelum tiba di sana.

Namun kemudian informasi dari dokter di The Clinic dan di rumah sakit Dr. Suyoto sangat berbeda, meninggalkan banyak pertanyaan mengenai kondisi sebenarnya yang dialami oleh Nanie selama operasi.

“Jadi kan ini ada dua nih. Satu menyatakan sudah meninggal, satu bilang ini masih hidup. Nah itu nanti ranah kepolisian, sekali lagi, kita sekarang sedang menunggu,” ujar Hartono.

Keluarga Nanie Darham menuntut kejelasan dan keadilan terkait dugaan malpraktik yang mengakibatkan kehilangan yang tragis ini.

Diusut Polres Metro Jakarta Selatan

Polres Metro Jakarta Selatan mengusut dugaan kasus malapraktik hingga menyebabkan seorang artis bernama Nanie Darham meninggal dunia.

Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan bahwa Nanie diduga mengalami malapraktik saat melakukan operasi sedot lemak di sebuah klinik di Cipete, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10/2023).

"Dalam proses pelaksanaan operasi sedot lemak yang sedang berjalan ini kemudian terjadi informasi bahwa kondisi korban dalam kondisi tidak stabil," ujar Yossi kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jum'at (24/11/2023).

Adapun proses operasi sedot lemak itu dilakukan oleh tiga dokter yang berinisial D, M dan Y serta beberapa perawat di klinik tersebut.

Kemudian lanjut Yossi, ketiga dokter itu pun menghubungi ambulans untuk merujuk Nanie ke rumah sakit besar usai mendapati kondisi pasiennya itu tak stabil.

"Selanjutnya korban ditangani di IGD di rumah sakit daerah Barito dan korban dinyatakan meninggal dunia," tuturnya.

Kemudian sehari berselang, keluarga korban pun akhirnya melapor kejadian itu kepada polisi dengan dugaan malapraktik yang dilakukan klinik tersebut kepada Nanie.

Praktis Yossi pun menjelaskan bahwa pihaknya akan mengusut dan menindaklanjuti laporan tersebut.

"Saat ini kami sedang melaksanakan penanganan terhadap laporan polisi tanggal 22 Oktober 2023 terkait adanya dugaan malapraktik dengan korban saudari NA," pungkasnya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved