Perajin Tempe di Cimahi Terpaksa Lakukan Cara yang Paling Dihindari, Imbas Harga Kedelai Naik

Seperti diketahui, saat ini perajin tempe membeli kedelai dengan harga Rp12.700 dari awalnya hanya Rp10 ribu per kilogram.

Tribun Jabar/Deanza Falevi
Sujoyo (53), perajin tempe di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan tingginya harga kedelai yang meroket. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Para perajin tempe di Jalan Margaluyu, RT 07/02, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, harus memutar otak agar bisnisnya tidak gulung tikar disaat harga kedelai terus mengalami kenaikan.

Seperti diketahui, saat ini perajin tempe membeli kedelai dengan harga Rp12.700 dari awalnya hanya Rp10 ribu per kilogram, sehingga para perajin tempe itu saat ini tengah mencari solusi agar bisnisnya tetap berjalan.

Seorang perajin tempe, Kusnanto (54) mengatakan, setelah harga kedelai naik, pihaknya akan memperkecil ukuran tempe karena untuk menaikan harga tak mungkin dilakukan mengingat daya beli masyarakat menurun.

Meskipun menurunya memperkecil tempe pun sangat dihindari namun terpaksa harus dilakukan.

"Solusinya paling ukuran tempe dikecilkan, paling nanti konsumen bertanya kenapa jadi kecil. Tapi kita dilema kalau enggak dikecilkan biaya produksinya tinggi," ujar Kusnanto di tempat produksinya, Selasa (14/11/2023).

Solusi lain pihaknya juga bisa saja memakai kedelai yang lebih murah, tetapi hal ini juga tidak mungkin dilakukan karena nantinya kualitas tempe yang dijual akan jelek.

"Jalan tengahnya ya ukuran dikecilkan, kalau ukurannya tetap kita kecempet. Jadi, kita meminta kesadaran masyarakat, termasuk pemerintah harus melakukan tata kelola impor kedali karena kebanyakan kedelai ini kan impor," katanya.

Selain itu pemerintah juga, kata dia, harus menyiapkan solusi yang konkret terkait kenaikan harga kedelai ini, seperti bergerak mengendalikan harga kedelai agar takĀ  sampai memberatkan para perajin tempe.

Kenaikan harga kedelai tersebut dipicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, namun untuk saat ini pihaknya tetap menjual tempe dengan harga normal yakni Rp 7 ribu, Rp 8 ribu, dan Rp 10 ribu per potong tergantung ukuran.

"Kita enggak bisa menentukan harga kedelai ini karena penentuan harganya itu dolar. Sedangkan pada dasarnya kita jual beli pakai rupiah akibatnya rakyat kecil seperti kita yang akhirnya terseok-seok," ucap Kusnadi.

Sebetulnya, kata Kusnadi, pernah ada subsidi harga kedelai dari pemerintah, tetapi hal itu hanya bersifat sementara atau tidak berkelanjutan, sehingga ketika sudah tak ada lagi subsidi, harga kedelai kembali naik.

"Nah yang paling penting sekarang, tata kelola kedelai itu yang harus ditangani pemerintah dengan baik dan benar," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved