Wawancara Eksklusif

Wawancara Khusus dengan Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti: Whoosh Kian Diminati

Berikut wawancara khusus antara Pemimpin Redaksi Tribun Jabar Adi Sasono dengan Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Foto ilustrasi Kereta Cepat Whoosh saat berada di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis (19/10/2023). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejak diresmikan oleh Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden RI Joko Widodo, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, atau yang kini bernama Whoosh, kian diminati penumpang.

Jumlah penumpang kereta cepat tersebut tampaknya tidak pernah surut di masa promosi hingga akhir November 2023.

Lantas bagaimana perkembangannya saat ini? Berikut wawancara khusus antara Pemimpin Redaksi Tribun Jabar Adi Sasono dengan Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti.

Bagaimana perkembangan operasional Whoosh saat ini?

Whoosh adalah kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, rutenya itu sepanjang 142,3 kilometer dari Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

Saat ini yang beroperasi baru tahap awal itu di Stasiun Halim, Padalarang, dan Tegalluar.

Sejak diresmikan secara komersial oleh Presiden Jokowi dan XI Jinping 17 Oktober lalu, penumpang sudah mencapai 145.000 dengan rata-rata 9.000 penumpang per hari.

Keterisiannya beragam, dari 85, 90, sampai 100 persen.

Pada tanggal tertentu, di weekend pernah 14.000 penumpang per hari dan di weekday kemarin di 11.000, itu 90 persen.

Tiket bisa dipesan H-7, melalui aplikasi sampai di mesin vending machine.

Selama ini, apakah masih ada penumpang yang coba-coba, atau sudah rutin untuk wisata atau bisnis?

Berdasarkan pantauan di lapangan, memang ada penumpang itu yang baru pertama kali, coba-coba, ada.

Yang sudah beberapa kali mencoba ada, yang memang rutin menggunakan, ada juga. Ini terlihat dari kegiatan selama di stasiun.

Contoh ketika dia datang masih menanyakan di mana keberangkatannya atau nanti turun bagaimana, itu masih baru.

Banyak juga yang sudah terbiasa, dia sudah tahu jadwalnya jam berapa, datang harus ke mana, itu terlihat langsung.

Ada yang jalan-jalan di Bandung, pergi pagi pulang sore, hanya ngopi dan beli oleh-oleh, pulang lagi.

Ada juga yang bisnis dia dari Bandung ke Jakarta, rapat atau kerja, pulang sore.

Jadi mereka banyak terbantu dengan kereta cepat ini karena efisiensi tadi dari perjalanan 2 sampai 3 jam dengan mobil cukup 45 menit saja dari Bandung ke Halim.

Dengan antusiasme yang tinggi, apakah terjadi penambahan jadwal keberangkatan?

Banyak yang minta jadwalnya ditambah lebih pagi. Jadi kemarin pas penambahan jadwal dari 14 jadwal menjadi 28 kita mengakomodasi masyarakat Bandung yang ingin tiba lebih pagi di Jakarta.

Tadinya dari Tegalluar pukul 6.40 sehingga di Jakarta sampai 7.30, sekarang kita sudah menyediakan yang paling pagi jam 5.50 sehingga sampai di Jakarta jam 6.30.

Karena banyak yang ingin sampai bekerja di Jakarta di bawah jam 7.00, mereka sudah masuk kantor.

Adakah masukan bagi KCIC dalam hal pelayanan lainnya?

Banyak yang ingin ada kuliner di stasiun jadi selama menunggu bisa menikmati dulu.

Akhirnya, per tanggal 27 Oktober kami menyediakan bazar kuliner di Tegalluar karena banyak penumpang yang tidak terburu-buru, jadi datang lebih awal tapi di stasiun berharap bisa menikmati makanan.

Kita buka awalnya di Halim, sudah banyak sekarang di Tegalluar, tenant makanan tradisional, makanan brand ternama, ada oleh-oleh disediakan di Tegalluar supaya penumpang bisa menunggu dengan nyaman di stasiun.

Ada juga masukan terkait sinyal, ada di perjalanan belum mendapatkan sinyal yang cukup baik.

Kita terus komunikasi dengan provider internet, komunikasi untuk membantu menyediakan jaringan selama dalam perjalanan sehingga komunikasi tetap berjalan mulus selama dalam kereta cepat.

Bagaimanakah pelayanan bagi penyandang disabilitas?

Dari mulai datang penumpang, sudah ada di stasiun itu, pasti flow-nya nyaman. Kita memiliki kursi roda bagi yang tidak bawa, bagi yang memiliki sendiri sudah menyediakan jalur khusus dan gate lebih lebar.

Ada elevator di setiap bangunan. Ada tempat khusus kursi disabilitas ada di paling ujung, supaya aksesnya paling pertama masuk dan keluar.

Ada petugas juga untuk membantu menangani, istilahnya key passanger, penumpang kunci atau penumpang prioritas.

Jadi petugas kami sudah sejak uji coba sudah mulai tahu bagaimana pelayanan bagi penumpang ini, mereka sudah terlatih dan sudah terbiasa melayani penumpang kunci ini.

Beberapa waktu sempat ada kejadian kereta Whoosh terhenti akibat kendala listrik. Bagaimana penanganannya ke depan?

Saat kejadian pada 10.30, ada listrik yang mati dari supply PLN. Saat kejadian kita langsung kontak ke PLN dan bisa mengaktifkan kembali dan alhamdulillah 15 menit berjalan kembali.

Ini bukan kereta yang mogok, tapi supply-nya mati dari jaringannya.

Itu menjadi evaluasi bagi kami ketika ada kendala-kendala tersebut, bagaimana keretanya tetap beroperasi dengan baik.

Bagaimana mitigasi ke depan ketika terjadi hal tersebut, apakah supply dari jaringan yang berbeda.

Bagaimana cara PT KCIC membuat bisnisnya berkelanjutan sehingga masa pakai kereta yang diprediksi selama 100 tahun bisa berjalan baik?

Kami memiliki dua lini bisnis, yaitu ticketing dan non-ticketing. Jadi untuk ticketing itu pendapatan dari penjualan tiket.

Yang kedua non-ticketing adalah pendapatan dari pengusahaan aset yang dimiliki misalnya pengembangan kawasan TOD, pengusahaan di terminal, atau penyewaan jalur untuk fiber optik.

Kita berusaha perusahaan ini berkelanjutan sehingga dari bisnis penumpang maupun non angkutan kita jalankan beriringan.

Kita sudah menyediakan tenant-tenant di stasiun, mereka juga ada sewa dan melakukan penjualan, ada pendapatan, jadi kita sudah mulai di tahap awal yang sifatnya pelayanan kepada penumpang.

Setelah masa promo tiket ini usai, bagaimanakah ke depannya?

Kita menentukan strategi setelah November. Bagaimana ticketingnya akan dibahas lebih lanjut berdasarkan evaluasi berakhirnya masa promo kereta Whoosh ini, apakah pakai dynamic pricing atau bagaimana ke depannya.

Selama ini kan per 1 November kita menjalankan 28 perjalanan per hari.

Dari Tegalluar keberangkatan pagi jam 5.50 untuk Senin sampai Kamis, untuk Jumat jam 6.40. Kalau weekend yang terakhir dari Tegalluar 20.55, weekday-nya sekitar 19.45 untuk mengakomodasi yang liburan di Bandung.

Bagaimana konektivitas transportasi dari stasiun Padalarang atau Tegalluar?

Dari Halim mereka turun di Padalarang lalu lanjut kereta feeder sampai Bandung. Saat ini beredar Damri, ada 8 armada dengan rute saat ini menuju Stasiun Bandung dari Tegalluar melalui Al Jabbar, Gedebage Kiaracondong, Alun-alun Bandung, Pasar Baru.

Damri dari Tegalluar ada yang terkoneksi ke Summarecon, ada juga taksi dan taksi online.

Dari Stasiun Padalarang itu ada feedernya berupa kereta api feeder ke Cimahi dan Bandung, bisa langsung juga pakai kereta lokal ke Garut atau Rancaekek.

Apakah Whoosh akan bersainag dengan Kereta Api Argo Parahyangan?

Kami di KCIC menargetkan mengalihkan orang dari pengguna jalan raya ke transportasi umum berupa kereta cepat. Karena kami melihat bahwa yang kita sasar pengguna jalan raya. Karena kalau dibandingkan dengan Argo Parahyangan itu segmennya berbeda.

Argo Parahyangan start dari Stasiun Gambir yang di tengah kota sedangkan kalau Halim di Jakarta Timur identik dengan penumpang yang menggunakan mobil dari arah Cawang.

Argo Parahyangan yang menonjolkan suasana alam, kami adalah kecepatannya.

Terakhir, apa pesan bagi para calon penumpang Whoosh?

Karena stasiun kami luas, kami meminta penumpang datang 30 menit sebelum keberangkatan. Karena ketepatan waktu kami 99,95, yakni keterlambatan yaitu 20 detik rata-rata.

Jadi tidak bisa keretanya menunggu penumpang, karena 2 menit sebelum kereta berjalan, itu pintu kereta sudah ditutup.

Kemudian silakan gunakan masa promo ini dengan baik, untuk rute-rute tertentu sangat cepat habisnya, sampai kita menambah lagi jadwal. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved