Berita Viral

SIAPA Suku Hongana Manyawa, Viral setelah Hadang Buldoser di Halmahera, Mereka Suku Nomaden

Sebuah video memperlihatkan suku pedalaman Hongana Manyawa melawan buldoser di wilayah Halmahera, Maluku Utara, beredar viral di media sosial.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Ravianto
X @survival
Sebuah video memperlihatkan suku pedalaman Hongana Manyawa melawan buldoser di wilayah Halmahera, Maluku Utara, beredar viral di media sosial. 

TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video memperlihatkan suku pedalaman Hongana Manyawa hadang buldoser di wilayah Halmahera, Maluku Utara, beredar viral di media sosial.

Video dramatis tersebut dibagikan oleh akun X Survival International.

Dalam rekaman video tersebut, nampak dua orang suku Hongana Manyawa sedang mendekati buldoser yang diduga berada di sekitar tambang nikel.

Kedua orang itu nampak berusaha menghalau laju buldoser dengan memanah alat berat agar tidak memasuki wilayah mereka.

Dilansir dari situs resmi Survival International, Direktur Survival International Caroline Pearce menyatakan, tahun lalu pihaknya sudah berkampanye terkait bencana hak asasi manusia yang dialami suku pedalaman di Pulau Halmahera.

"Survival telah berkampanye melawan potensi genosida ini sejak tahun lalu, dan video ini adalah bukti nyata dari apa yang telah kami katakan--bahwa operasi penambangan di Halmahera kini merambah jauh ke dalam hutan hujan di wilayah tersebut. Hongana Manyawa," kata Pearce dalam situs Survival International.

Lantas siapakah sebenarnya suku Hongana Manyawa ini?

Berikut Tribunjabar.id rangkum mengenai suku Hongana Manyawa.

1. Suku di Halmahera Utara

Baca juga: Viral Video Detik-detik Penjaga Warung Gagalkan Perampokan dengan Lempar Toples, Pelaku Kocar-kacir

Dilansir dari Kompas.com, Wakil Rektor Universitas Halmahera (Uniera) Dr. Sirayandris J Botara MSi Teol menjelaskan suku Ohongana Manyawa atau Hongana Manyawa ini memiliki arti.

Jika diterjemahkan, ohongana berarti orang hutan, sementara manyawa itu manusia atau orang.

Tetapi, makna sebenarnya lebih tepat diartikan sebagai orang yang mendiami belantara hutan Halmahera, Maluku Utara, dan hidup bersama alam.

2. Berbahasa Tobelo Dalam

Menurut Siryandris, suku Hongana Manyawa menggunakan Bahasa Tobelo Dalam.

"Ohangana Manyawa menggunakan Bahasa Tobelo sehingga disebut Tobelo Dalam,” tuturnya.

Meski demikian, pelafalannya berbeda dengan tempat lain seperti di Kabupaten Halmahera Tengah.

Sebab, di Halmahera Tengah, Bahasa Tobelo sudah dipengaruhi oleh bahasa sub etnis terbaru yang berada di Kabupaten Halmahera Barat.

3. Dikenal Togutil

Selain itu, masyarakat setempat biasanya mengenal suku Hongana Manyawa sebagai suku Togutil.

Tetapi, penyebutan tersebut tidak sesuai dengan status kultural dari komunitas tersebut.

"Suku Togutil berkaitan dengan pelabelan terhadap komunitas, ini yang diwarisi sejak lama," ujarnya.

"Masyarakat lokal mengenal ini dengan Tugo Tukil, maka jadilah Togutil, sering dikaitkan dengan naluri berburu dari komunitas ini," sambungnya.

4. Pola hidup berdampingan dengan alam

Baca juga: "Mending Mati Daripada Malu" Viral Anggota DPRD Makassar Ngamuk, Sebut Ada yang Ganggu Keluarganya

Menurut Siryandris, suku Hongana Manyawa masih hidup secara alamiah berdampingan dengan alam.

"Jadi karena mereka masih hidup dari alam maka cara konsumsi makanan masih alamiah," ungkap Sirayandris.

Selain itu, suku Hongana Manyawa juga masih melaksanakan tradisi-tradisi yang dilakukan secara turun temurun seperti saat kelahiran bayi.

"Misal jika seorang bayi baru lahir, mereka tidak mengingat dengan penanggalan masehi tapi dengan jalan menanam pohon atau semacam tanaman," ujar Sirayandris.

"Kemudian tanaman itu ditanam bersamaan dengan plasenta bayi dari lahir, lalu bayi itu dinamakan sesuai dengan nama pohon itu. Jadi misal, tebu dengan bahasa Tobelo namanya Ugaka, maka anak itu diberi nama Ugaka," lanjutnya.

5. Hidup Nomaden

Masyarakat suku Hongana Manyawa masih hidup secara nomaden di hutan-hutan Halmahera Utara.

"Komunitas ini menurut saya adalah komunitas yang masih memelihara alam Halmahera dan merawatnya sepenuh jiwa jadi mereka perlu dilindungi," kata Siryandris.

(Tribunjabar.id/Rheina Sukmawati) (Kompas.com/Farid Assifa)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved