"Samarinda Lembap dan Panas" Kata Pelatih Persib Bandung setelah Meraih Hasil Imbang Lawan Borneo FC

TRIBUNJABAR.ID - Persib Bandung diselamatkan gol bunuh diri dari kekalahan di kandang Borneo FC Samarinda dalam duel papan atas Liga 1 2023/2024 pekan ke-16. 

Laga Borneo FC vs Persib Bandung berakhir dengan skor 1-1 di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (21/10/2023). 

Persib Bandung sempat dikejutkan oleh gol tendangan jarak jauh Leo Guntara menit ke-15.

Begitu kerasnya tendangan itu, sampai-sampai kiper Teja Paku Alam gagal menghalaunya. 

Baca juga: Jadwal Persib Bandung Pekan Ke-17: Lawan Tim yang Punya Dua Mantan Pemain Pangeran Biru

Babak pertama memang menjadi milik Borneo FC.

Namun, pada babak kedua pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, melakukan penyesuaian dengan beberapa opsi pergantian pemain.

Ketika Borneo FC memilih untuk menurunkan intensitas serangan dan tampak ingin mengamankan kemenangan 1-0, justru pemain bertahan yang baru dimasukkan Agung Prasetyo melakukan gol bunuh diri pada menit ke-85. 

Bermula dari tendangan bebas Ezra Walian, bola meluncur keras di depan gawang Borneo FC.

Agung Prasetyo berniat menghalau bola, tapi justru masuk ke gawang sendiri. 

Kemenangan di depan mata Borneo pun sirna.

Bojan Hodak mengaku puas dengan satu poin yang dibawa Persib dari Segiri. 

“Skor 1-1, saya tidak yakin ada banyak tim yang bisa pulang dengan membawa poin dari sini,” ucap Bojan Hodak seusai laga. 

“Di 15 menit awal kami memulai dengan baik, kami mempunyai dua peluang yang gagal berbuah gol."

"Setelah itu mereka bisa tiba-tiba mencetak gol, tendangan dari jarak sangat jauh dan tidak ada yang memblokirnya,” ujar Hodak. 

“Menurut saya, kami seharusnya bisa bereaksi lebih baik, tapi mereka terlihat kaget (oleh gol tersebut),” sambungnya. 

Pelatih asal Kroasia itu mengakui bahwa timnya sulit untuk mengontrol lini tengah.

Gelandang serang Persib Levy Madinda dikunci oleh Key Hirose, begitu juga dengan Marc Klok. 

Menurut Bojan Hodak, sulit memenangkan duel lini tengah melawan gelandang-gelandang Borneo FC yang energik malam itu.

Situasi semakin sulit ketika Dedi Kusnandar cedera.  

Cuaca Samarinda juga sangat berbeda dengan Bandung, begitu lembap dan panas sehingga tak mudah untuk pemain bermain. 

“Kami bermasalah karena sulit mengontrol lini tengah, karena jujur cuaca di sini sangat berbeda dengan Bandung. Karena di sini sangat lembap dan panas sehingga tak mudah untuk bermain,” katanya. 

Baginya, hasil 1-1 di kandang Borneo sangat adil.

Borneo adalah tim yang sulit dikalahkan di kandangnya, hanya RANS Nusantara FC dan Persib yang beruntung membawa poin dari sana. 

“Di babak kedua kami mulai bisa untuk menguasai permainan dan mencetak gol."

"Kami memiliki banyak peluang dan seharusnya bisa mencetak gol lebih cepat."

"Tetapi menurut saya hasil 1-1 itu adil untuk kedua tim,” ujarnya. 

Di pihak lain, pelatih Borneo FC, Pieter Huistra, mengaku tidak begitu senang.

Apalagi, Borneo FC awalnya tampil bagus pada babak pertama dengan melakukan serangan bertubi-tubi ke pertahanan Persib.

Pesut Etam juga berhasil mencetak gol lebih dulu dari Persib, yang memang merupakan salah satu tim bagus di Liga 1.

Pieter Huistra mengakui bahwa anak asuhannya sebenarnya pada babak pertama mampu menguasai permainan dengan bagus.

“Pertandingan berlangsung dengan banyak emosi, saya senang sekali dengan performa tim di babak pertama karena kami dapat mengontrol pertandingan dengan melakukan kombinasi yang bagus dan menunjukkan permainan dengan baik,” ujar Pieter Huistra kepada awak media seusai pertandingan, Sabtu (21/10/2023).

“Tetapi, jangan pernah lupa bahwa Persib Bandung adalah tim yang bagus di Liga 1,” lanjutnya.

Dengan kualitas yang dimiliki Persib, kata Huistra, Borneo FC memang sempat mengalami kesulitan.

Pelatih asal Belanda ini bahkan bingung dengan anak asuhnya yang banyak melakukan kesalahan.

“Namun, pada babak kedua saya sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi."

"Kami mengganti pemain dan melakukan permainan bertahan dengan baik, melakukan perubahan dengan bagus."

"Tetapi tidak tahu kenapa, jadi kami harus bicara nanti,” kata Pieter Huistra.

Melihat hasil ini, tentu saja pelatih berusia 56 tahun itu mengaku tidak senang.

Para pemainnya pada babak kedua dinilai kurang berani mengambil risiko.

Mereka justru banyak mendapatkan tekanan dari Persib hingga akhirnya Borneo FC hanya mampu meraih hasil imbang 1-1.

Huistra memang mengaku tidak senang, tetapi dia juga menyebut timnya kurang beruntung.

Dengan kekalahan ini, dia ingin para pemain bisa belajar sehingga ke depannya diharapkan lebih bagus lagi.

“Saya tidak senang dengan pertandingan pada babak kedua, kami harus coba, kami harus ambil risiko, dan harus berani bermain. Ini stadion Borneo, jadi kami harus coba lagi,” kata Pieter.

“Saya tidak senang dengan hasil itu, tetapi kami memang tidak beruntung.”

“Jadi perasaan saya tak senang hari ini, tetapi itu juga menjadi pelajaran yang bagus,” tegasnya.

Pemain Borneo FC Stefano Lilipaly juga merasa tidak senang dengan hasil yang diraih Borneo FC.

Menurutnya, Pesut Etam tak seharusnya meraih hasil imbang apabila bisa fokus hingga akhir pertandingan.

Apalagi, Persib hanya mencetak gol balasan dari gol bunuh diri.

“Babak pertama kami bermain sangat bagus, tampil dominan, bisa mencetak gol."

"Tetapi seperti Coach bilang, pada babak kedua kami kehilangan fokus, mereka bisa mencetak gol dari tendangan bebas,” tutur Stefano Lilipaly.

“Mungkin pada menit ke-87 itu kami tidak bisa main seperti itu. Kami harus tetap fokus hingga menit terakhir,” katanya. (*)

Baca berita-berita Persib Bandung di Tribunjabar.id