Berita Viral
Viral Video Bullying Siswi SMA di Langkat, Hijab Korban Ditarik oleh Pelaku Diduga Keponakan DPRD
Sebuah video memperlihatkan bullying atau perundungan sesama siswi SMA di Langkat beredar viral di media sosial.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video memperlihatkan bullying atau perundungan sesama siswi SMA di Langkat beredar viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, korban diolok-olok oleh pelaku, sesama perempuan, ketika ia sedang duduk di bangku sebuah kelas.
Kemudian, pelaku menarik hijab korban beberapa kali hingga lepas dari kepala korban.
Bahkan, pelaku menarik hijab itu ke belakang hingga posisi korban tercekik.
Terlihat pula pelaku memegang bagian dada korban sambil tertawa.
Belakangan diketahui bahwa peristiwa tersebut terjadi di SMAN 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, pada Jumat (13/10/2023).
Korban berinisial A, sementara terduga pelaku berinisial BNQ.
Diduga, BNQ adalah keponakan anggota DPRD Langkat.
Sementara itu, kejadian direkam oleh terduga pelaku lainnya berinisial FDM yang berakhir viral di media sosial.
Baca juga: "Efek Buruk ke Kampus" Kata Warek UIN Jambi Soal Mahasiswi Viralkan Video Bullying Dianggap Bersalah
FDM sendiri merupakan anak aparat kepolisian.
Orang Tua Korban Cari Keadilan
Orang tua A, berinisial W menjelaskan, aksi bullying yang menimpa anaknya itu baru ia ketahui setelah mendengar keterangan dari teman sang anak.
"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini," ungkap W pada Minggu (15/10/2023), dikutip dari Tribun-Medan.
"Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," lanjutnya.
Menurut W, para pelaku dan orang tua mereka sudah mendatangi rumahnya satu hari setelah kejadian.
"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.
Sementara, W tidak mengizinkan anaknya untuk bersekolah karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
Tetapi, kata W, pihak sekolah tetap meminta korban untuk datang.
"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu. Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W.
Lebih lanjut, W berharap agar para pelaku perundungan itu bisa mendapatkan sanksi setimpal atas perbuatannya.
"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama," kata W.
"Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya.
Selain itu, W juga mengaku sudah mengetahui adanya video klarifikasi dari pihak pelaku berinisial FDM.

Baca juga: Viralkan Video saat Jadi Korban Bullying, UIN Jambi Minta Cintria Buat Surat Pernyataan Bersalah
Tetapi, W tidak mau menerima klarifikasi begitu saja karena hanya dilakukan secara sepihak.
"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W.
Pertemuan Orang Tua
Pihak SMAN 1 Stabat menggelar pertemuan antara orang tua korban dan pelaku setelah video bullying itu beredar viral.
Pertemuan digelar di ruang perpustakaan SMAN 1 Stabat pada Senin (16/10/2023).
Dilansir dari Tribun-Medan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Binjai-Langkat, Syaiful Bahri, turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Orang tua satu pelaku berinisial FDM yang disebut anggota Polres Langkat juga hadir di dalam pertemuan tersebut.
Ketiga pelaku yang melakukan aksi bullying terhadap korban juga dihadirkan di dalam pertemuan dan meminta maaf kepada keluarga korban.
Dari hasil pertemuan tersebut, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan psikologis terhadap korban.
"Paling tidak dalam waktu dekat sudah datang psikolognya, kita antar ke rumah korban," ujar Nano.
Sementara ketiga pelaku akan tetap bersekolah di SMA tersebut.
"Kita sudah mengambil keputusan, pelaku tetap di sekolah, toh dia punya cita-cita," ujar Nano.
"Jadi orang tua sepakat, pelaku tetap sekolah di sini, yang penting korban diberikan pendampingan psikolog untuk memperbaiki mental," tegasnya.
(Tribunjabar.id/Rheina Sukmawati) (Tribun-Medan.com/Muhammad Anil Rasyid/)
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
#BeritaViral
Kakak Adik di Bogor yang Gantian Seragam Sekolah Ternyata Juga Pakai Sepatu Giliran: Gak Ada Lagi |
![]() |
---|
Kisah Haikal dan Haezar, Kakak-Adik di Parung Bogor yang Viral Gantian Seragam, Hanya Punya Satu |
![]() |
---|
Viral, Ayah di Tangerang Buat 600 Lukisan untuk Souvenir Pernikahan Anak, Buat Terharu Warganet |
![]() |
---|
Viral Video Kakak Adik di Parung Gantian Seragam & Sepatu Demi Sekolah, Bupati Bogor: Menyentuh Hati |
![]() |
---|
Cerita Pegawai Shell yang Viral Jualan Kopi di Pinggir Jalan, Inisiatif Demi Bertahan Hidup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.