Kue Pancong Warkop Berkah di Mekargalih, Sumedang, 24 Jam Non-Stop Selama 73 Tahun
Wangi adonan bersantan terbakar menyeruak ke halaman sebuah bangunan ruko yang tak pernah tutup.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Wangi adonan bersantan terbakar menyeruak ke halaman sebuah bangunan ruko yang tak pernah tutup.
Legitnya wangi itu mengalahkan aroma asap kendaraan dan debu akibat kemarau dari jalan raya di depannya.
Sumber wangi itu ternyata dari panggangan kue pancong buatan Warung Kopi "Berkah".
Warkop Berkah di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut, tak pernah tutup.
Warkop yang sudah beroperasi sejak tahun 1950-an ini akan libur pada hari Lebaran saja.
"24 jam, non-stop!" kata Agus (52), salah satu pemilik warung kopi tersebut saat dikunjungi TribunJabar.id, Selasa (3/10/2023) malam.
Kue pancong menjadi andalan di warung kopi ini. Kue ini bentuknya tak berbeda dengan kudapan bandros namun berukuran lebih panjang dan lebih ramping. Rasanya juga manis karena campuran gula.
Namun, jika bandros adalah kudapan khas Jawa Barat, maka pancong disinyalir telah ada di Betawi sejak penjajahan Belanda.
Pancong sendiri awalnya dipanggang pada cetakan dari tanah liat, namun zaman mengubahnya menjadi cetakan logam.
Kata pancong sendiri merujuk pada proses pengangkatan kue tersebut dari cetakannya tatkala matang dengan cara dicongkel. Banyak versi yang menyebutkan sejarah kata pancong.
Di Warkop Berkah, semua bahan yang digunakan adalah bahan yang asli, termasuk gula yang bukan rafinasi. Dalam sehari, bahan kue pancong di warkop ini bisa habis 15 kilogram tepung beras.
"Dulu sih bisa sehari sekarung (25 kg), tapi sekarang sekarung baru habis 3 hari," kata Agus.
Hal ini mungkin disebabkan semakin banyaknya pilihan kuliner di sekitar Dangdeur.
Di jajaran warkop ini berada, orang bisa memilih untuk membeli apa saja, mulai dari bakso, martabak, hingga kue-kue berkelas ala perhotelan.
Kondisi itu berbeda ketika leluhurnya memulai usaha tersebut pada 73 tahun silam. Di mana di daerah itu, belum banyak penjual penganan seperti sekarang ini.
Namun, Agus mengaku tetap bisa bertahan dengan keunggulan warkopnya tak pernah tutup dan menyajikan kue yang harganya terjangkau dan enak. Satu kue pancong dijual Rp2 ribu.
Di tempat itu, ada juga sajian kopi susu, bubur kacang, mi rebus, telur ayam kampung rebus dan setengah matang, dan sejenis gorengan lainnya.
"Saya generasi ketiga di sini. Dari awal berdiri sudah buka 24 jam. Ini usaha milik keluarga. Giliran setiap dua bulan sekali. Kalau sedang bukan giliran usaha, saya bertani di kampung, menanam padi," kata Agus, warga Kecamatan Cisaruq, Kabupaten Sumedang itu.
Dulu, warkop ini punya beberapa cabang di sekitar Rancaekek, tidak jauh dari Mekargalih. Ada juga cabang di Jakarta. Namun saat ini, sisa satu itu saja yang Agus tempati.
Dalam gilirannya, Agus ditemani dua orang. Agus berjaga siang hari, dua orang lainnya berjaga saat malam hari.
Di tengah gempuran zaman, kue pancong di Warkop Berkah tetap laku. Orang singgah untuk membeli. Apalagi ada kue pancong yang diberi topping susu, keju, dan coklat dengan harga Rp12 ribu per porsi.
Pembelinya beragam, mulai dari sopir angkot, sopir truk yang bertujuan ke Tasikmalaya, Garut, dan Priangan Timur lainnya, atau para pekerja yang kembali dari kota.
Selasa malam itu, Ayu (30), warga Desa Haurpugur, Kecamatan Rancaekek singgah ke tempat itu untuk membeli kue pancong. Ayu mengaku sering singgah jika pulang kerja. Sekalian lewat karena lokasi itu merupakan jalurnya untuk pulang.
"Sering sekali ke sini," katanya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
Sumedang Aman dan Kondusif, Kapolres Ucapkan Terima Kasih Atas Kerja Sama Semua Pihak |
![]() |
---|
Pelajar Tenggak Arak Ikut Demo di Sumedang, Wabup Minta Satpol PP Keliling Operasi Warung Miras |
![]() |
---|
Bupati-Wabup Kompak Ucapkan Terima Kasih untuk Warga Sumedang yang Tetap Damai di Tengah Gejolak |
![]() |
---|
Wabup Sumedang Fajar Aldila Temui 25 Pelajar Tejaring Mau Ikut Demo, Beri Wejangan Begini |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Lantik 59 ASN, Ingatkan Sumpah Bukan Sekadar Formalitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.