Padamkam Api, Sekuriti SMAN 6 Jakarta Tewas, Ternyata APAR yang Dipakai Kedaluwarsa sejak 2016

Korban tewas diduga akibat menghirup gas karbon dari alat pemadam api ringan (APAR). APAR berukuran besar itu diduga sudah kedaluwarsa.

(Thikstock)
ilustrasi mayat - Nasib pilu dialami seorang sekuriti atau penjaga keamanan SMAN 6 Jakarta Selatan. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Nasib pilu dialami seorang sekuriti atau penjaga keamanan SMAN 6 Jakarta Selatan.

Sekuriti bernama Cecep Kohar meninggal dunia saat bertugas.

Cecep Kohar mencoba memadamkan api yang membakar salah satu ruangan di sekolah tempatnya bekerja.

Ternyata tabung alat pemadam api ringan (APAR) yang digunakannya kedaluwarsa.

Hal tersebut disampaikan Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Tribuana Seno.

Baca juga: Kebakaran di Jatigede Sumedang, Api Sambar Dua Kendaraan Berat, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Menurutnya, kebakaran awalnya diketahui seorang tukang keramik, Rahmat Hidayat, yang sedang bekerja sekitar pukul 08.30 WIB.

Ketika itu, Rahmat Hidayat sedang memasang keramik lantai di dekat panel listrik.

"Kemudian saksi 1 mendengar suara ledakan kemudian saksi melihat keluar asap dan api dari panel listrik, selanjutnya saksi langsung memanggil petugas sekuriti Cecep Kohar," sebut Tribuana dalam keterangannya, Jumat (29/9/2023).

Mendapat kabar tersebut, Cecep pun langsung mengambil tabung APAR besar dengan dibantu Gunawan selaku tukang bangunan, dan Ivan Wily petugas cleaning service yang ternyata telah kadaluarsa.

Mereka pun langsung masuk kedalam ruangan panel listrik dan menyemprotkan apar kadaluarsa tersebut, sehingga api pun bisa dipadamkan.

"Langsung menyemprotkan tabung APAR besar sehingga api dapat dikuasai oleh korban (Cecep). Dengan menggunakan satu buah APAR besar yang sudah kadaluarsa 2016. Sehingga ruangan panel listrik tersebut dipenuhi asap dan debu apar," bebernya.

"Setelah korban dapat menguasai api tersebut, korban sdr Cecep Kohar (MD) langsung bersandar di tiang besi garasi parkiran motor. Kemudian korban terjatuh tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke rumah sakit RSPP," tambah dia.

Namun, nyawa Cecep pun tidak tertolong akibat sesak nafas yang dialaminya setelah menghirup asap kebakaran ditambah gas APAR yang disemprotkan.

"Sementara kami tetap penyelidikan dulu apa penyebabnya. Tapi fokusnya, kita lebih kepada kematian dulu karena kematiannya kenapa, terus kalau kita lihat wajarnya itu ke musibah, bukan karena kelalaian atau kenapa," ujarnya.

Baca juga: Viral Video Detik-detik Kebakaran Acara Pernikahan di Irak saat Pengantin Dansa, 100 Orang Tewas

"Tapi nanti tetap kita mintakan autopsi mudahan-mudahan dari pihak keluar mau agar kita tahu penyebabnya," sambung dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved