Potensial SDM di Jawa Barat Dorong Pesatnya Industri Start Up

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kebiasaan para pelaku usaha di Jawa Barat dalam berinovasi, disinyalir menjadi pesatnya pertumbuhan Start Up di Jawa Barat.  Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Deputi Bidang Kewirausahaan, Christina Agustin pada kegiatan kolaborasi Kementrian Koperasi dan UKM RI kolaborasi dengan Business Incubator Center (BICUBE) Politeknik STIA LAN Bandung "Demo Day" di Hotel Mercure, Supratman Kota Bandung pada Selasa (19/9/2023). 

"Perkembangan Start Up di Jawa Barat sekarang, semakin hari semakin meningkat. Bahkan saat ini di dunia Industri Start Up Indonesia peringkat ke-6," ujarnya, saat ditemui di lokasi, Selasa (19/9/2023). 

Ia menuturkan, daerah Jawa Barat sudah tidak diragukan, salah satu provinsi yang sangat potensial untuk pengembangan Start Up dibandingkan provinsi lain. 

Baca juga: Partisipasi TelkomGroup Dukung Pendanaan Startup Nasional melalui Peresmian Merah Putih Fund

"Orang-orangnya senang berkreasi dan pesatnya teknologi inovasi di Bandung atau Jawa Barat simbol bangkitnya industri Start Up," imbuhnya. 
 Menurutnya, para pelaku usaha harus menjagkau pasar Internasional. 

"Saat ini para pelaku usaha bersemangat untuk memproduksi produk terutama dalam negeri dan mendorong pasar global. Namun, tidak melupakan produk unggulan daerah masing-masing atau kearifan lokal," kata dia. 

Canggihnya teknologi dalam menjangkau pasar, mendorong Start Up menjadi industri berbasis teknologi inovasi. 

Program inkubasi bisnis, lanjutnya, para peserta akan diberi fasilitas mulai dari bootcamp, coaching clinic, hingga presentasi di hadapan investor. 

Christina tak menampik, tantangan Industri Start Up mempertahankan eksistensi bisnisnya. 

Baca juga: 20 Startup terpilih dari wilayah Jawa Barat mengikuti Bootcamp Program Peningkatan Kapasitas Startup

"Tantangannya adalah apakah mereka bisa eksis dengan bisnis yang mereka pilih sekarang, karena kebanyakan taraf itu gagal seiring berpindahnya mindset berpikir," ungkapnya. 
Sikulus bisnis yang berubah, kata dia, dapat menggoyahkan para pembuka lapangan pekerja menjadi pegawai di instansi pemerintahan atau perusahaan swasta. 

"Padahal startup itu sangat menjanjikan, apabila dia lanjutkan dan eksis tergabung dalam inversi bisnis," ujarnya. 

Menurutnya, para pelaku usaha dapat memanfaatkan lembaga inkubator dan inkubasi untuk mengembangkan bisnisnya. 

"Mereka tidak mengeluarkan uang atau non budgeting, karena semuanya dibiayai dan mendapat konsultasi melalui pendampingan yang menjadi kebutuhan Start Up saat ini," ucapnya. 

Christina menuturkan, para pelaku Start Up menyasar semua segmen usia. Bahkan, kalangan muda menjadi potensial dalam mengembangkan bisnisnya. 

Baca juga: Thegreaterhub SBM ITB Menggelar Bandung Startup Pitching Day 2023

"Saat ini mahasiswa sudah terjun dalam industri bebasis teknologi, mungkin dulu kita hanya berpikir teksbook tidak pernah berpikir bagaimana hasil kajian atau karya tulis kita menjadi bisnis," tuturnya. 

Ia menilai, kajian atau hasil karya tulis yang kerap dikerjakan mahasiswa sebagai modal awal merancang bisnis. 

 "Sehingga bisa memberdayakan orang banyak, mempekerjakan orang dan impact-nya luar biasa. Bukan hanya sekedar karya tulis," ujarnya. 

"Bisa menggerakkan roda ekonomi, baik untuk diri sendiri, tentunya mengurangi beban orang tua, keluarga dan berdampak postif untuk lingkungan sekitar," pungkasnya.