Kualitas Udara Kota Sukabumi Tidak Sehat, Banyak Debu Beterbangan, Penyakit ISPA Mulai Mengintai
Tingginya kasus ini, lanjut Wita, disebabkan faktor banyaknya debu yang berterbangan di musim kemarau.
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Ravianto
TRIBUJABAR.ID, SUKABUMI - Dinas Kesehatan Kota menghimbau warga Kota Sukabumi untuk mewaspadai penyakit akibat polusi tinggi.
Terkini Rabu (30/08/2023), updata pukul 15.00 WIB, kualitas udara di Kota Sukabumi memasuki zona oranye kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif berdasarkan dengan air quality index (AQI).
Kepala Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan drg. Wita Darmawanti mengatakan, ada beberapa jenis penyakit yang harus diwaspadai oleh masyarakat selama tingkat polusi udara tinggi.
"Penyakit-penyakit terkait dampak dari udara saat ini yang perlu diwaspadai yaitu, ISPA, diare dan DBD" ujarnya,
Bahkan berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, saat ini kasus ISPA di Kota Sukabumi masih tinggi.
Periode Januari-Juli 2023 pihaknya telah menangani 35.045 kasus ISPA yang didominasi oleh anak-anak.

Secara rinci, Januari sebanyak 6.188 kasus, Februari 5.022, Maret 4.303, April 3.614, Mei 6.725, Juni 4.689, dan Juli 4.507 kasus.
"Kasusnya ditemukan itu kebanyakan penderita ISPA ini merupakan usia anak- anak," ungkap Wita.
Apalagi pada musim kemarau saat ini, kata Wita, kultur cuaca dapat berubah secara tiba-tiba dari panas menjadi dingin, sehingga menyebabkan tubuh harus beradaptasi cukup keras.
Baca juga: Waspada Pneumonia, ISPA Jadi Penyakit Paling Dominan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kota Cirebon
Dampaknya berpotensi menyebabkan imunitas tubuh menurun dan masyarakat rentan terkena penyakit.
Tingginya kasus ini, lanjut Wita, disebabkan faktor banyaknya debu yang beterbangan di musim kemarau.
"Gejala ISPA yang dialami warga biasanya batuk-batuk, tenggorokan sakit, dan badan pegal-pegal. Jika mengalami gejala tersebut, warga dapat berobat ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis," ucapnya.
Selain ISPA, kasus DBD dan diare pun cukup banyak. Pihaknya mencatat ada 159 kasus DBD, satu warga di antaranya meninggal dunia. Sedangkan diare, per Januari-Juli 2023 tercatat ada 2.214 balita mengidap diare dari total warga yang mengalami diare 5.757 orang.
Pihaknya mengimbau warga Kota Sukabumi untuk menjaga protokol kesehatan dengan menggunakan masker saat berkegiatan di luar ruangan.
"Pencegahan terhadap penyakit seperti ini harus dilakukan dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Tetap jaga prokes (memakai masker). Upaya lainnya istirahat dengan waktu yang cukup, dan berolahraga secara teratur," imbuh Wita.(Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah.)
Tragis! Perempuan Pekerja Pabrik di Sukabumi Tewas Kecelakaan Pagi Hari Tadi di Jalan Pelabuhan II |
![]() |
---|
Sensor Lingkungan Axis Communications, Pantau Kualitas Udara dan Bisa Deteksi Asap |
![]() |
---|
Viral Bocah SD di Sukabumi Pakai Sepeda Listrik di Jalan Raya, Kasatlantas Koordinasi dengan Disdik |
![]() |
---|
Kisah Pendaki Sukabumi: Yuswandi Berpulang di Gunung Slamet, Istri Temani Hingga Napas Terakhir |
![]() |
---|
Pendaki Asal Sukabumi Meninggal Dunia di Gunung Slamet Jawa Tengah, Evakuasi Dilakukan Malam Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.