Sehari Terjadi 10 Kali Bencana di Indonesia Sepanjang Tahun 2023, Ini yang Dilakukan BNPB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 2.000 kejadian bencana di wilayah Indonesia.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan (kiri), saat ditemui seusai acara Penyaluran Bantuan Dana Siap Pakai (DSP) Perbaikan Infrastruktur Terdampak Bencana di Pendopo Gedung Negara, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Selasa (22/8/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 2.000 kejadian bencana di wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, mengatakan, jumlah tersebut merupakan yang tercatat di Pusdalops BNPB selama Januari-Juli 2023.

Bahkan, menurut dia, dari data itu pun tercatat sebanyak tujuh hingga 10 bencana terjadi hampir setiap hari di wilayah Indonesia meski kategorinya tergolong kecil.

"Itu data yang tercatat di Pusdalops BNPB hingga akhir Juli 2023," kata Fajar Setyawan saat ditemui seusai Penyaluran Bantuan Dana Siap Pakai (DSP) Perbaikan Infrastruktur Terdampak Bencana di Pendopo Gedung Negara, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Selasa (22/8/2023).

Ia mengatakan, data tersebut juga menjadi bukti bahwa semua daerah di Indonesia memiliki risiko bencana meski indeks risiko bencana di setiap daerahnya berbeda-beda.

Pihaknya mengakui, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, setiap penanganan bencana harus memprioritaskan keselamatan warga terdampak bencana.

Karenanya, pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk memfokuskan upaya mitigasi bencana sehingga tidak menunggu terjadinya bencana untuk melakukan tindakan.

"BPBD di tiap daerah harus mempunyai peta rawan bencana dan langkah antisipasinya seperti apa, karena cepat atau lambat bencana pasti terjadi," ujar Fajar Setyawan.

Ia menyampaikan, ancaman bencana tidak seperti perang yang dapat dihitung dan direncanakan sehingga pemerintah daerah sudah seharusnya mempunyai langkah antisipasi bencana.

Misalnya, pada musim kemarau seperti sekarang bencana yang dapat dipredksi terjadi ialah kekeringan dan kebakaran hutan atau lahan, serta jika musim hujan maka berpotensi banjir, longsor, dan lain-lain.

"Ada juga bencana yang tidak dapat diprediksi, yaitu gempa bumi, tetapi yang paling penting adalah menyiapkan antisipasinya, dan tidak perlu menunggu bencananya terjadi," kata Fajar Setyawan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved