Mengenal Bubur Suro, Bubur dengan Seratus Bahan Baku yang Hanya Dibuat di Bulan Muharram

Seperti di Desa Malang Semirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/7).

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
Tribun Jabar
Ibu-ibu membuat bubur suro di Desa Malang Semirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - NAMANYA Bubur Suro. Dinamakan begitu karena bubur satu ini hanya dibuat di bulan Muharram atau Suro dalam kalender Jawa.

TRADISI turun-temurun ini rupanya masih terus dilestarikan oleh masyarakat. Seperti di Desa Malang Semirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/7).

Sejak pagi buta pukul 05.00 WIB, warga sudah sibuk untuk membuat bubur yang hanya ada sekali dalam satu tahun tersebut. Pembuatan Bubur Suro ini dilakukan secara gotong royong. 

Pembuatan bubur suro oleh warga di Desa Malang Semirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/7/2023).
Pembuatan bubur suro oleh warga di Desa Malang Semirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Minggu (30/7/2023). (Tribun Cirebon/ Handhika Rahman)

Ada yang bertugas memasak bubur, menyiapkan bumbu, hingga menyiapkan styrofoam untuk wadah bubur. Soal styrofoam, ini tentu "bagian" yang muncul belakangan.

Kepala Desa Malang Semirang, Rusmono Syafi'i, mengatakan tradisi membuat bubur Suro ini semata-mata sebagai ungkapan rasa syukur warga atas berkah yang diterima selama satu tahun terakhir.

Tak hanya itu, warga juga memohon doa agar diberi keselamatan dan rezeki yang melimpah setahun ke depan.

Baca juga: Tradisi Membuat Bubur Suro ala Warga Indramayu, Hanya Dibuat Sekali Dalam Satu Tahun

"Sebelum membuat bubur, kami melakukan doa bersama dan tahlilan dahulu sebagai bentuk meminta keberkahan dari Allah SWT atas hasil bumi yang berlimpah," ujar Rusmono.

Rusmono mengatakan, sudah menjadi agenda rutin masyarakat di desanya untuk membuat bubur Suro setiap tahunnya. Warisan nenek moyang ini terus dipertahankan sampai sekarang.

Untuk membuat bubur Suro, semua bahan baku disumbang oleh warga dari hasil bumi yang mereka tanam masing-masing. Ada yang membawa beras, umbi-umbian, pisang, kentang, ayam, dan lain sebagainya. Total ada 100 jenis bahan baku.

Semua bahan baku itu kemudian dimasukan dalam wajan besar dan dicampur lalu diaduk menjadi satu. Perlu waktu dua jam untuk mengaduk semua bahan baku itu sampai bubur benar-benar matang.

Rusmono mengatakan, bubur yang telah matang nantinya akan dibagikan kepada seluruh warga.

"Kita menyiapkan 1.000 lebih porsi bubur Suro yang nantinya akan kita bagikan kepada masyarakat di Desa Malang Semirang," ujar dia.

Salah seorang warga, Yati (55) mengaku sudah rutin ikut gotong-royong membuat Bubur Suro.

Selain menyumbang bahan baku, ia juga menyumbang tenaga untuk memasak. Secara bergantian, Yati dan warga lainnya terus mengaduk bubur selama dua jam lamanya.

"Harus diaduk terus menerus biar bumbu beserta bahan yang lainnya bisa tercampur dengan baik, kalau berhenti menganduk bisa gosong dan tidak enak untuk dimakan," ujarnya. (tribuncirebon/handhika rahman)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved