Viral di Media Sosial
Viral, Kisah Kakak Beradik Tinggal di Gubuk dengan Nenek, Ibu Tewas di Tangan Ayah, Minta Keadilan
Unggahan video dua anak kakak beradik tinggal di gubuk bersama sang nenek mendadak viral, kisahnya memilukan ditinggal ibu tewas, ayah melarikan diri
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Sebuah video dua anak kakak beradik tinggal di gubuk bersama sang nenek mendadak viral di media sosial.
Warganet merasa iba bukan saja karena mereka hidup serba keterbatasan ekonomi.
Mereka juga mengalami kisah memilukan dan tragis karena peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan sang ayah.
Alhasil mreka juga jadi korban penelantaran karena sang ayah sebagai pelaku rajapati ibunya itu justru melarikan diri.
Mirisnya, dikabarkan bahwa sang ayah melarikan diri dan masih berkeliaran belum ditangkap.
Baca juga: Viral, Kisah Rizqi Anak Driver Ojol Lolos Bintara Polri, Niatnya Tes Sekuriti Jadi Anggota Polisi
Padahal peristiwa sang ibu meninggal dunia di tangan ayahnya itu sudah berlalu 7 tahun silam.
Kini, video dua bocah kakak beradik itu pun menyita perhatian warganet yang merasa iba.
Seperti dalam tayangan video yang diunggah akun Instagram @ndorobei.official, Minggu (23/7/2023).
Diketahui kakak beradik ini adalah ARPP (11) dan SANR (9) di Lampung.
Dalam video tersebut, memperlihatkan dua bocah kakak beradik tersebut terlihat hanya terdiam dengan tatapan kosong.
Sekilas memang kondisi kakak beradik ini tidak berbeda dengan bocah lainnya.
Namun mereka terlihat begitu murung dan hidup sederhana diasuh neneknya di rumah gubuk sederhana.
Ternyata lebih dari itu, ada kisah pilu yang dialami kedua kakak beradik tersebut.
Siapa sangka di usia yang sangat belia mereka harus mengalami nasib getirnya kehidupan.
Hal itu lantaran peristiwa tragis yang dialami ibunya tewas di tangan sang ayah 7 tahun silam.
Dijelaskan dalam keterangan kronologi kejadian bahwa sang ibu meninggal dunia setelah mengalami sabetan senjata tajam ayahnya.
Hal itu bermula karena percekcokan antara sang ibu dan ayahnya.
Diketahui saat itu, ibu dan ayahnya telah bercerai.
Namun, suatu hari ayahnya datang untuk menginap di rumah neneknya, di mana ibu dan mereka (kakak beradik) tinggal.
Alasannya sang ayah saat itu datang karena rindu dan ingin sahur serta buka puasa bersama di bulan Ramadhan.
Di luar dugaan, keesokan harinya justru terjadi percekcokan antara ibu dan ayahnya.
Tragisnya, percekcokan itu berakhir karena aksi sang ayah secara spontan mengambil senjata tajam di dapur dan menyerang ibunya dengan membabibuta.
Alhasil sang ibu bersimbah darah dengan sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya, termasuk di wajah dan lehernya.
Sang ibu pun sempat dirawat di rumah sakit selama seminggu hingga akhirnya meninggal dunia.
Sementara ayahnya lepas tanggung jawab dan melarikan diri entah ke mana.
Setelah sang ibu meninggal, dua kakak beradik ini pun dirawat neneknya Sulastri (59).
Mereka tinggal di sebuah gubug kecil yang memprihatinkan di Dusun Adiluhur, Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Mirisnya, hingga saat ini sang ayah yang merupakan pelaku masih bebas dan belum ditangkap.
Disebutkan padahal sang ayah atau pelaku bernama Rangga Prayoga telah diketahui keberadaannya.
Baca juga: Kisah Rivan Bocah 13 Tahun Penjual Sepatu Unik sampai Dibeli Raffi Ahmad, Mereknya Local People Crew
Menurut penelusuran netizen, pelaku Rangga Prayoga sempat aktif di media sosial.
Terakhir pelaku juga diketahui sudah menikah lagi dan tinggal di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Lewat unggahan tersebut, keluarga korban berharap agar pelaku segera ditangkap.
“Besar sekali harapan keluarga korban agar pelaku bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tulis akun tersebut.
Kini, unggahan kisah pilu kakak beradik ini pun sontak menyita perhatian warganet.
Warganet merasa iba dan ramai memberikan komentar agar kepolisian segera mengatasi kasus yang dialami kedua kakak beradik tersebut.
Berikut beragam komentar warganet.
“Dengn kekuatan netijen psti baru noh polisi tangkap si pelakunya, no viral no justice,”
“Yuk 7 tahun baru viral, bisa lah langsung ditangkep nih. Bapak2 aparat memang perlu dipancing dlu sih ah”
“7 tahun ndoro... Bapaknya hidup enak"an sama Istri barunya. Coba perhatikan raut kedua anak ini.. Sedih, takut, rindu campur aduk.. Anak seusia mereka harusnya masih bermanja manja dgn orang tuanya, bermain dgn teman sebayanya. Semoga Allah SWT selalu melindungimu nak”
“Tunggu aku agak dewasa sedikit ayah. Maka akan ku cari sampai ke lubang semut engkau dan aku sendiri yg akan menghakimi mu”
“Pasukan BIN (Badan Intelijen Netizen) segera dikerahkan,” tulis beragam komentar warganet.
Baca juga: Masih Ingat Amel? Bocah yang Rawat Kakek dan Adiknya di Majalengka, Kini Bersekolah di SMP Favorit
Kisah Lainnya - Kisah Aria Naizar, Bocah di Tasik Jadi Tulang Punggung Ibu dan Adiknya, Ibu Sakit dan Ayah Kabur
Sebuah rumah kecil yang ditinggali oleh seorang Ibu beserta dua anaknya, menjadi satu-satunya tempat mereka berlindung dari terik dan hujan.
Rumah tersebut berada di ujung sebuah gang yang terletak di RT 04/RW 10 Kampung Mekarsari, Desa Manggungjaya, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dari sana lah seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun membawa barang dagangannya untuk menghidupi ibu dan adiknya.
Namanya Aria Naizar Syaputra, yang saban hari berkeliling belasan kilometer membawa makanan ringan tahu bulat untuk dijual.
Lantaran ibunya mengidap gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah selama dua minggu sekali, Aria memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pemasukan.
“Suami saya sudah 1 tahun tidak ada tanggungjawab (red: menafkahi). Beberapa bulan ke belakang pergi (meninggalkan keluarga), bahkan sudah nikah lagi,” ungkap Susan (31), ibu kandung Aria kepada TribunPriangan.com saat ditemui di kediamannya pada Rabu (19/7/2023).
Tambahnya, meski Aria memutuskan untuk berhenti sekolah, namun adik perempuannya yang baru kelas 3 di tingkat Sekolah Dasar (SD) masih tetap mengenyam pendidikan.
“Ini juga sama saya disuruh sekolah aja dulu, fokus. Tapi dia (red: Aria) nolak, katanya, ‘enggak, Bu, ah, lebih baik adik aja yang nerusin sekolah, saya mah lalaki, mau ngurus Ibu, biayain ini-itu’, katanya gitu,” kata Susan meniru perkataan anaknya, Aria.
Hal senada juga diutarakan guru-gurunya di tempat Aria besekolah dulu, Susan mengakui bahwa guru-gurunya itu kerap menghubungi dirinya supaya Aria kembali bersekolah.
“Katanya paling tidak tamat SD. Tapi Aria keukeuh, pengennya jualan,” lengkap Susan.
“Semenjak saya harus cuci darah, Aria mulai jualan tahu bulat. Tahu bulatnya mah ngambil dari orang, dia yang keliling. Ke Puskesmas Cihaurbeuti (Kabupaten Ciamis), Puskesmas Jamanis, Puskesmas Panembong, terus ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo (Kota Tasikmalaya),” lanjutnya.
Ia juga mengungkap, bahwa biasanya Aria menggunakan ojek terlebih dahulu dari rumahnya ke salah satu puskesmas tersebut, kemudian mulai berjualan dengan berjalan kaki.
Melalui pantauan TribunPriangan.com di lapangan, jarak tempuh tersebut sekira belasan kilometer.
“(Dari jualan tersebut) sehari dapat enggak tentu. Paling banyak, kotornya itu, paling Rp 100 ribu,” jelas Susan.
Meski cuci darahnya itu dibantu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), namun Aria bersikukuh untuk tetap berjualan demi memenuhi kebutuhan lainnya, seperti obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS, kebutuhan rumah, dan kebutuhan sekolah adiknya.
“Karena ‘kan ada obat-obatan yang harus dibeli, yang di luar BPJS,” pungkasnya.
kakak beradik
tinggal di gubuk
viral
ibu meninggal dunia
ayah melarikan diri
kisah memilukan
anak
Lampung
Viral Wanita Asal Bandung Diduga Jadi Korban Pelecehan Dokter di Malang, Modus Pakai Stetoskop |
![]() |
---|
Viral, Video Wanita Diduga Korban Begal, Ketemuan dengan Pria Lewat MiChat, Barang Berharga Dirampas |
![]() |
---|
VIRAL, Kisah Faisal Siswa SMP di Luwu Jalan Kaki 20 Km ke Sekolah, Seragam Pun Pinjam ke Tetangga |
![]() |
---|
Viral, Prajurit TNI Akad Nikah di Ruang ICU Saat Pengantin Wanita Jatuh Sakit Jalani Transfusi Darah |
![]() |
---|
Viral, Video Warga Banten Diteror Suara Ketukan Pintu Rumah Tiap Dini Hari, Pelaku Tak Berwujud |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.