KA Brantas Tabrak Truk di Semarang, Begini Penjelasan Kereta Tak Bisa Berhenti Mendadak
Secara umum, biasanya kereta baru bisa benar-benar berhenti setidaknya 1,6 kilometer sejak pengereman.
TRIBUNJABAR.ID - Peristiwa kecelakaan KA Brantas yang menghantam truk mogok di perlintasan kereta api Madukoro Raya, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/7/2023), memang sulit dihindari secara teknis.
Meski sopir truk mengklaim sudah memberi tahu dengan melambaikan tangan, namun kereta api tidak bisa berhenti begitu saja.
Hal ini karena kereta api yang melaju kencang tidak bisa menghentikan lajunya secara tiba-tiba.
Secara umum, biasanya kereta baru bisa benar-benar berhenti setidaknya 1,6 kilometer sejak pengereman.
Ini disebabkan bobot kereta yang dapat mencapai ribuan ton memerlukan energi yang besar agar dapat menghentikan lajunya.
Dilansir dari Minnesota Operation Livesaver, kereta membutuhkan 1,6 kilometer untuk benar-benar berhenti sejak melakukan pengereman.
Hal ini merupakan perhitungan dengan rata-rata panjang kereta 16 sampai 20 meter yang bergerak dengan kecepatan 88 hingga 128 kilometer per jam.
Bobot kereta yang bergerak mencapai 6.000 ton, hal itu memerlukan energi yang besar untuk membuat kereta bisa berhenti.
Semakin besar dan berat kendaraan, maka jarak yang dibutuhkan agar kendaraan bisa berhenti akan semakin panjang.
Alasan lain kereta api tidak bisa berhenti mendadak adalah sistem pengeremannya.
Perlu diketahui, sistem pengereman kereta berbeda dengan yang ada pada kendaraan lainnya, seperti mobil.
Ketika kereta bergerak, itu artinya kereta menghasilkan energi kinetik yang besar. Energi inilah yang harus diubah untuk membuat kereta berhenti.
Dilansir dari Kompas.com, ada dua cara yang sudah diterapkan untuk menghentikan laju kereta api.
Pertama adalah pengereman balok, dimana ada balok yang menempel di roda sehingga menghasilkan energi panas untuk memperlambat laju kereta.
Kedua adalah rem udara, yakni udara yang akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat kereta perlahan berhenti.
Meskipun kini kereta sudah banyak yang dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.
Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Kabar Terbaru Sri Mulyani usai Lengser, Mantan Menteri Keuangan Terekam Santai Liburan Bareng Suami |
![]() |
---|
KRONOLOGI Kecelakaan di Tol Cipularang Truk Derek Dihantam Bus, Nyeberang ke Jalur Sebelah |
![]() |
---|
Truk ODOL Bikin Masalah di Pangandaran, Terbalik dan Tutup Sebagian Jalan Raya Kalipucang |
![]() |
---|
'Saya Nggak Takut' Dedi Mulyadi Ancam Tutup Tambang Parung Panjang Buntut Banyak yang Melanggar |
![]() |
---|
Bandara Ahmad Yani Semarang Tambah Rute Penerbangan, Konektivitas Jawa Tengah Kian Terbuka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.