Viral Video Aksi Pria Berkopiah Hitam di Pekalongan Salat di Tengah Jalan, Warganet Curiga Hal Ini

Berikut beberapa komentar beragam dari warganet.

jangan pernah meninggalkan sang pencipta demi ciptaanya

aing

"jangan pernah meninggalkan sang pencipta demi ciptaanya"

FBA

"memang syarat sah sholat adalah berakal tapi malah yg berakal jarang/ga pernah salat"

Robi Bois

"dia masih ingat Tuhan"

ZULPA

"dia mungkin lupa dg dirinya tapi tidak dengan Tuhannya"

REINCity

"ya begitulah lah, terkadang gw malu dan diri gw sendiri"

Lexv.

"sangat tertampar, saya yang waras terkadang lupa dengan sang pencipta"

SnakeheadFishNFT

"secara langsung kita di tampar, memang Tuhan punya cara untuk mengingatkan"

Baca juga: Fakta-fakta Ibu Aniaya 3 Anak Kandungnya di Brebes, Dugaan Gangguan Jiwa hingga Masalah Ekonomi

Gangguan Jiwa Menurut Pandangan Islam

Keberadaan orang dengan gangguan mental atau gangguan jiwa merupakan bagian dari kehidupan manusia.

Kebanyakan masyarakat mengasumsikan penyakit tersebut timbul karena gangguan kesehatan depresi, gangguan jin atau hukuman dari Allah.

Ternyata selama ini beberapa asumsi tersebut adalah keliru.

Dikutip dari tayangan kanal YouTube Ibunda, diriwayatkan dalam hadis pernah datang seorang wanita kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Wanita tersebut berkata kepada Rasulullah:

"Ya Rasulullah saya memiliki kondisi jiwa yang membuat saya kadang lepas kontrol.

"Bisakah Anda (Rasulullah) berdoa pada Allah dan meminta-Nya untuk menyembuhkan saya?"

Rasulullah berkata padanya: "Lihat, kamu memiliki satu dari dua pilihan"

"Aku dapat meminta kepda Allah untuk menyembuhkanmu dan kamu akan sembuh.

"Atau kamu dapat bersabar dengan penyakitmu dan bagimu surga."

Dalam riwayat tersebut tampak Rasulullah mengakui bahwa hal itu merupakan penyakit.

Rasulullah tidak mengasumsikan terkait dengan gangguan jin atau setan maupun hukuman.

Sebagaimana dalam medis psikologi dijelaskan gangguan jiwa atau mental adalah kondisi yang mempengaruhi acara berpikir dan berperilaku seseorang.

Orang dengan gangguan mental bukanlah pilihan.

Gangguan mental bukan mencari perhatian, bukan kelemahan fisik, mental maupun kelemahan spiritual. (*)