Kisah Pilu Juwanto Pemuda 19 Tahun Alami Obesitas Bobotnya 200 KG, Putus Sekolah Pupuskan Impiannya
Kasus obesitas kembali muncul, dialami Ahmad Juwanto pemuda 19 tahun berat badan mencapai 200 kg, pilu tak bisa beraktivitas hingga putus sekolah
TRIBUNJABAR.ID - Beberapa waktu lalu, pria 27 tahun asal Tangerang alami obesitasnya hingga meninggal dunia sempat menggegerkan publik.
Ternyata, kasus serupa dialami Ahmad Juwanto, memiliki berat badan 200 kilogram.
Namun, hingga kini Ahmad Juwanto masih bisa bertahan dan terus berupaya untuk menurunkan badannya kembali normal.
Diketahui Ahmad Juwanto merupakan pemuda 19 tahun.
Ahmad Juwanto yang merupakan warga jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, ini tak bisa beraktivitas normal.
Hal ini akibat obesitas yang diderita seluruh aktivitas sehari-harinya terganggu dan harus dibantu orang lain.
Baca juga: Masih Ingat Arya Permana? Bocah yang Sempat Obesitas, Begini Kondisinya Kini, Dibantu Ade Rai
Bobot tubuhnya sekarang membuat Juwanto tidak memungkinkan untuk berjalan.
Seluruh waktunya dihabiskan dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.
Tak hanya itu, Juwanto juga kerap mengalami insomnia atau sulit tidur.
Juwanto baru bisa tidur lelap saat dini hari, selama tak bisa tidur dia hanya bermain HP.
Mirisnya lagi Juwanto kini putus sekolah, dia dan keluarganya sangat berharap bantuan dari pemerintah.
Di sisi lain, Juwanto memiliki angan dan cita-cita seperti pemuda umumnya.
Ahmad Juwanto (19) mencurahkan isi hatinya alias curhat terkait obesitas yang dideritanya hingga berbobot 200 kilogram.
Akibat obesitas diderita sejak usia 10 tahun, Juwanto tak dapat beraktivitas sehingga hanya bisa menghabiskan waktu dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.
Warga Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur itu memimpikan berat badan yang normal.
Ia ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter.
Niat mulia Juwanto, mau menolong orang banyak.
Hal itu disampaikannya kepada awak media saat disambangi di kediamannya, Rabu (5/7/2023).
"Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter, biar bisa bantu orang tua sama orang lain," kata Juwanto.
Juwanto mengaku merasa terbebani dengan bobotnya, karena untuk beraktivitas sehari-hari saja dia membutuhkan bantuan pihak keluarga yang merawatnya.
Bahkan akibat kondisi dialami, sudah dua tahun terakhir sejak beratnya mencapai lebih dari 200 kilogram Juwanto mengalami insomnia sehingga baru bisa tidur pada dini hari.
"Semenjak sakit (obesitas) susah tidur, baru bisa tidur jam 02.00 WIB, jam 03.00 WIB. Kalau enggak bisa tidur paling main handphone saja. Maunya bisa sembuh," ujar Juwanto.
Baca juga: Fajri Pria Berbobot 300 Kg dari Tangerang Itu Meninggal, Dokter Ungkap Penyebab Dia Wafat
Juwanto Remaja di Jakarta Timur Obesitas 200 Kg Harap Bantuan Pemerintah
Ahmad Juwanto (19), warga Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur tidak bisa beraktivitas dengan normal akibat obesitas diderita.
Pemuda yang karib disapa Juwanto tersebut memiliki berat lebih dari 200 kilogram sehingga mengakibatkan seluruh aktivitas sehari-harinya terganggu dan harus dibantu orang lain.
Bobot tubuhnya sekarang membuat Juwanto tidak memungkinkan untuk berjalan.
Seluruh waktunya dihabiskan dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.
"Sejak umur 10 tahun (mulai obesitas). Waktu itu masih bisa beraktivitas sampai umur 17 tahun. Naik drastis (berat badan) umur 18 tahun," kata Juwanto di Jakarta Timur, Rabu (5/7/2023).
Sudah Dibawa ke 3 RS Tapi Tak Ada Hasil
Sebelum beratnya lebih dari 200 kilogram pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya membawa Juwanto ke sejumlah fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan medis.
Sudah tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Timur didatangi, tapi karena tidak membuahkan hasil dan pihak keluarga terbebani dengan biaya akomodasi pengobatan pun terpaksa terhenti.
Keterbatasan ekonomi pihak keluarga dan obesitas diderita juga membuat Juwanto terpaksa putus sekolah, hal ini diperburuk dengan minimnya perhatian pemerintah.
Setelah sekolah swasta tempat Juwanto belajar tutup karena kekurangan murid, hingga kini Juwanto belum melanjutkan pendidikan ke jenjang kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP).
"Inginnya seperti teman-teman lain, mau sembuh," ujar Juwanto.
Pihak keluarga sendiri tidak mengetahui pasti penyebab obesitas yang diderita Juwanto, sehingga mereka tidak dapat berbuat banyak untuk memulihkan kondisi Juwanto.
Nenek Juwanto, Lina (54) menuturkan sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) cucunya tersebut memang sudah mengalami obesitas dan bobotnya terus bertambah hingga dewasa.
"Memang badannya gede dari kecil sih, dari SD juga sudah besar badannya. Sudah kelihatan gede," tutur Lina.
Pada Jumat (30/6/2023) lalu petugas medis dan jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur sempat hendak mengevakuasi Juwanto ke rumah sakit.
Namun karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan selama Juwanto menjalani perawatan di rumah sakit dari Pemprov DKI Jakarta, tawaran tersebut sempat ditolak.
"Ntar masalah biaya bagaimana. Dua tahun lalu sudah pernah berobat selama enam bulan, dapat bantuan. Tapi enggak ada perubahan. Cuman dibilang pola makan diatur," lanjut Lina.
Lina mengatakan pihak keluarga tidak menolak Juwanto dirawat di rumah sakit, dengan catatan pemerintah menjamin menanggung seluruh biaya pengobatan dan akomodasi.
Pasalnya keterbatasan ekonomi pihak keluarga membuat pihak keluarga bingung untuk memenuhi ongkos perjalanan dari rumah di Kelurahan Ceger menuju rumah sakit.
"Kita enggak ada duit, duit dari mana," sambung dia.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Berikut 5 Dampak Penyakit Pada Anak yang Obesitas
Hari ini Pemuda Obesitas 200 Kilogram di Jakarta Timur Dievakuasi ke RS Adhyaksa
Ahmad Juwanto (19), warga Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur yang menderita obesitas akan dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Adhyaksa.
Nenek Juwanto, Lina (54) mengatakan cucunya yang kini memiliki berat lebih dari 200 kilogram tersebut akan dirujuk ke RS Adhyaksa, Kecamatan Cipayung pada Kamis (6/9/2023).
"Rencananya besok pagi jam 09.00 WIB. Dievakuasi sama Damkar dan dari pihak Puskesmas, tapi belum tahu bagaimana cara evakuasi," kata Lina di Jakarta Timur, Rabu (5/7/2023).
Diharapkan penanganan medis diberikan RS Adhyaksa tersebut dapat memulihkan kondisi Juwanto, sehingga dapat beraktivitas sebagaimana teman sebayanya.
Sebab, akibat obesitas diderita sejak usia 10 tahun, Juwanto tak dapat beraktivitas sehingga hanya bisa menghabiskan waktu dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.
"Kita sih berharapnya ada bantuan pembiayaan untuk di rumah sakit. Karena kita enggak mampu. Sebelumnya juga sudah sempat dibawa ke rumah sakit, tapi enggak ada perubahan," ujar Lina.
Pada Jumat (30/6/2023) lalu petugas medis dan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur sebenarnya sempat hendak mengevakuasi Juwanto ke rumah sakit.
Namun karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan selama Juwanto menjalani perawatan di rumah sakit dari Pemprov DKI Jakarta, tawaran tersebut sempat ditolak.
"Besok evakuasi dari Puskesmas, Damkar, dan BPBD. Mobil untuk evakuasi sudah disiapkan. Kemarin sudah diperiksa pihak Puskesmas, beratnya sekarang 230 kilogram," tutur Lurah Ceger, Ratno.
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
obesitas
Ahmad Juwanto
pemuda 19 tahun
berat badan 200 kilogram
putus sekolah
kisah pilu
Jakarta Timur
Kisah Pilu TKW Indramayu di Singapura, 9 Tahun Kerja Cuma Digaji Rp 12 Juta, Pulang-pulang Depresi |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi: Masih Banyak Warga Jabar Sulit Berobat, Bukti Kemerdekaan Belum Sepenuhnya Dinikmati |
![]() |
---|
Kisah Pilu 5 Bersaudara Ditelantarkan Orang Tua di Gresik, Jual Perabot Rumah Demi Bisa Makan |
![]() |
---|
Pilu Revan Putus Sekolah Akibat Anemia Plastik, Kini Hidup Bersama Nenek Angkat, Ibu TKI di Malaysia |
![]() |
---|
13.096 Anak di Bandung Barat dan Cianjur Putus Sekolah pada 2025, Naik 4.631 Anak dari Angka 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.