Idul Adha 2023

Arti Bulan Dzulhijjah Beserta Asal Usul Penamannya, Bulan Bersejarah Islam, Berikut Keutamaannya

Berikut inilah arti bulan Dzulhijjah lengkap dengan asal usul penamaan, sejarahnya dalam Islam dan keutamannya

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Surya.co.id
Ilustrasi - Arti Bulan Dzulhijjah Beserta Asal Usul Penamannya, Bulan Bersejarah Islam, Berikut Keutamaannya 

Menurut tafsir Ibnu Katsir, malam ke 10 hari artinya 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Pada 10 hari pertama yang dicintai Allah ini, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa, membaca Al Quran, salat sunah, hingga bersedekah.

Tak hanya itu, di antara 10 hari pertama bulan Dzulhijjah tersebut juga terdapat hari khusus.

Yaitu puasa hari Tarwiyah, puasa hari Arafah dan hari An Nasr.

Hari Tarwiyah ini adalah tanggal 8 Dzulhijjah.

Disebut tarwiyah, karena pada tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berfikir dan merenungkan isi mimpinya.

Lalu, Hari Arafah adalah tanggal 9 Dzulhijjah.

Disebut hari Aarafah karena pada tanggal ini, jamaah haji melakukan wukuf di Arafah.

Ilustrasi
Ilustrasi (Pintu Islami)

Dengan demikian, hadis yang menyebutkan anjuran berpuasa Arafah adalah puasa di tanggal 9 Dzulhijjah.

Adapun Hari An Nasr adalah tanggal 10 Dzulhijjah.

Kata An Nahr secara bahasa artinya menyembelih binatang di bagian pangkal lehernya (tempat kalung).

Baca juga: Dalil Hadis Kurban Patungan 1 Ekor Sapi untuk 7 Orang dari Kisah Rasulullah SAW, Berikut Hukumnya

5. Berkurban

Pada tanggal 10 Dzulhijjah itulah umat Muslim juga menyembelih hewan kurban.

Selain itu, tanggal 10 Dzulhijjah itu juga disebut hari yanga afdal dalam setahun.

Sebagaimana tertera dalam hadis Abdullah bin Qurath Radhiyallahu ‘anhuma.

“Hari yang paling afdhal atau utama (dalam setahun) adalah hari raya qurban (10 Dzulhijjah).” (HR. Ibnu Hibban).

Namun tak selalu di tanggal 10 Dzulhijjah, kurban juga dilaksanakan hingga 12 Dzulhijjah.

Ibadah kurban dapat meningkatkan hubungan antara manusia dan manusia melalui pembagian dagingnya terutama kepada golongan fakir dan miskin.

Hal ini juga sebagai petunjuk bahwa takwa yang bersifat personal dan vertikal atau hablumminallah dan hablumminannas yang tidak terpisah satu dengan yang lain.

6. Bulan Haram untuk Berperang

Karena bulan Dzulhijjah bulan haram, maka juga diharamkan berperang di bulan tersebut.

Sebagaimana diketahui berperang diharamkan di emapt bulan mulia, seperti Muharram, Rajab, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

7. Waktu Siang yang Utama

Bulan Ramadhan dan Dzulhijjah memiliki kesamaan dalam waktu yang utama.

Ramadhan memiliki keutamaan pada malam hari, kebalikannya keutamaan Dzulhijjah terletak pada siang hari.

Dikutip dari gramedia.com, hal ini berdasarkan hadis berikut:

“Seseorang bertanya:”Yang manakah yang lebih afdhal sepuluh terakhir di bulan Ramadhan ataukah sepuluh awal bulan Dzulhijjah ?” Imam Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata “Jika dilihat pada waktu malamnya, maka sepuluh terakhir bulan Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka sepuluh awal bulan Dzulhijjah lebih utama.”

8. Memperbanyak Zikir

Umat Muslim dianjurkan memperbanyak zikir di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.


Hal ini sebagaimana diperintahkan Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 185.

“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”.

Imam Bukhari menuturkan, Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma keluar pasar sembari mengumandangkan takbir selama pada 10 hari tersebut lalu diikuti oleh orang-orang.

Adapun dari Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan:

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu.”

https://muslimah.or.id/2445-bulan-dzulhijah.html

https://www.gramedia.com/literasi/amalan-pada-bulan-dzulhijjah/#4_Hari_yang_afdhal

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved