Tetua Marga Kogoya Akan Bujuk Egianus Kogoya Bebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens

Philip Mark Mehrtens diketahui ditahan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya setelah mereka membakar satu pesawat Susi Air.

Editor: Ravianto
tribun-papua/ist
Tampak pasukan KKB bersama Pilot Pesawat Susi Air Philips Mark Methrtens di Hutan Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, saat ini. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Pilot Susi Air yang disandera Kelompok Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, Philip Mark Mehrtens belum juga dibebaskan.

Philip Mark Mehrtens diketahui ditahan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya setelah mereka membakar satu pesawat Susi Air.

Staf Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Politik dan Keamanan, Lenis Kogoya, mengatakan telah melaporkan perkembangan upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kepada Presiden  Joko Widodo (Jokowi). 

Adapun penyanderaan pilot Susi Air itu dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya. 

Lenis mengatakan pendekatan kekeluargaan akan diterapkan melalui marga Kogoya. 

Dia menyebut sejumlah orang yang dituakan dalam marga Kogoya akan menemui Egianus.

Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kagoya.
Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kagoya. (TRIBUNNEWS.COM / SRIHANDRIATMO MALAU)

"Kami lembaga adat harus turun tangan, kami marga Kogoya turun tangan supaya kami ajak janganlah pembunuhan gak baik," ujar Lenis ditemui di Kompleks Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2023).

Lenis mengatakan pihaknya akan berupaya untuk membujuk Egianus untuk membebaskan Philip tanpa ada kekerasan. 

Dia menyebut akan mengedukasi Egianus bahwa pada dasarnya saat ini masyarakat Papua telah mendapatkan kemerdekaanya dengan adanya provinsi baru.

Baca juga: TNI-Polri Bisa Saja Habisi KKB Pimpinan Egianus Kogoya yang Sandera Pilot Susi Air, Ini Syaratnya

"Karena ini otonomi khusus (otsus) itu sama saja merdeka, kalau mau meredeka orang disana dilibatkan jadi kepala dinas, staf, berapa persen lah itu," jelasnya. 

Selain itu, Lenis akan mengevaluasi setiap upaya yang dilakukan untuk memebebaskan Philip. 

Jika Egianus melalukan tindakan kekerasan, pihaknya akan mempertimbangkan secara matang untuk melalukan tindakan yang serupa. 

"Kalau negatif ya kita baku perang, (tapi) kita langkah positif dulu, kalau mereka menyerang ini seperti apa positif dan negatifnya. Sekarang pendekatan positif dulu dengan hati," kata dia. 

Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Kisdiyanto mengungkapkan sampai saat ini satuan TNI di wilayah Papua masih melaksanakan operasi bersama Polri terkait pembebasan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua.

Namun demikian, kata dia, operasi penegakan hukum tersebut mengutamakan keselamatan sandera.

Hal tersebut disampaikannya di sela-sela kegiatan Media Gathering Puspen TNI di Markas PMPP TNI di Sentul Bogor Jawa Barat pada Rabu (15/3/2023).

"Seperti Bapak Panglima sampaikan, bahwa kalau kita mau, satuan khusus yang dimiliki oleh TNI mampu untuk segera mengeksekusi para separatis itu," kata Kisdiyanto.

"Namun kita, karena mengikuti kebijakan pemerintah bahwa kita (pemerintah daerah) bernegosiasi dulu agar sandera ini selamat tanpa ada cedera apapun," sambung dia.

Negosiasi tersebut, kata dia, merupakan permintaan dari pemerintah Selandia Baru. Duta Besar Selandia Baru, kata dia, juga telah menghadap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan menawarkan bantuan.

Namun demikian, lanjut dia, Yudo menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan tersebut.

Proses negosiasi tersebut, kata dia, diperkirakan membutuhkan waktu yang panjang.

Untuk itu, kata dia, diperlukan kesabaran semua pihak karena hal tersebut menyangkut nyawa manusia yang harus diselamatkan meskipun hanya satu orang.

Dengan demikian, kata dia, TNI tidak akan asal-asalan dalam menindak KST.

"Memang KST ini memang sudah sangat meresahkan dan mereka tidak peduli pada rakyat Papua sendiri. Terbukti apa, masyarakat dan anak-anak menjadi korban, jadi tameng hidup buat mereka," kata dia.(Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved