Buntut Siswa dan Alumni Terjerat Tembakau Sintetis, SMAN 1 Lembang Agendakan Tes Urine

Pihak SMAN 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), langsung bergerak menentukan langkah setelah siswanya terjerat kasus narkoba.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
SMAN 1 Lembang. Delapan siswa dan sembilan alumni SMAN 1 Lembang ditangkap polisi karena kasus tembakau sintetis. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pihak SMAN 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), langsung bergerak menentukan langkah setelah pelajar dan alumni ditangkap polisi karena terlibat penyalahgunaan narkotika jenis tembakau sintetis.

Sebelumnya, polisi menangkap 38 orang terkait penyalahgunaan tembakau sintetis.

Dari jumlah tersebut, 17 orang di antaranya dari SMAN 1 Lembang, yakni delapan pelajar dan sembilan alumni.

Sedangkan 21 orang dari sekolah lain dan warga sipil.

Humas SMAN 1 Lembang, Bambang Setiawan, mengatakan, pihaknya akan mengagendakan tes urine terhadap siswa lain untuk memastikan mereka tidak terlibat penyalahgunaan narkotika.

"Untuk tes urine kami agendakan. Sebetulnya dari pihak sekolah pencegahan sudah ada dari dulu, seperti saat pelajar masuk, kami melakukan razia, dan tas juga digeledah," ujar Bambang saat dihubungi, Minggu (19/3/2023).

Dia mengatakan, saat ini pelajar yang terlibat tersebut sudah menjalani rehabilitasi dan sudah bisa masuk ke sekolah lagi.

Apalagi mayoritas dari mereka yakni kelas XII yang sedang melaksanakan ujian.

"Kalau yang kelas XII kasihan mereka lagi ujian, kalau kita cut, masa depannya bagaimana. Sudah apes, terus sama sekolah dikenakan sanksi ya kasihan juga," kata Bambang.

Sebelumnya, anggota Komite SMAN 1 Lembang, Solih Rudiyana, mengatakan, setelah adanya delapan pelajar dan sembilan alumni yang menyalahgunakan narkotika ini, pihak sekolah harus melakukan skrining sebagai langkah meningkatkan pencegahan.

"Pencegahannya bisa melalui tes urine kepada semua pelajar, tapi harus dilakukan dulu pembahasan bersama ketua komite, kepala sekolah, dan anggota komite lain untuk menentukan sistem yang akan diterapkan saat screening itu," ucap Solih.

Tak hanya itu, kata dia, pihak sekolah juga harus lebih ketat dalam melakukan pengawasan bagi semua pelajar agar kejadian yang sama tidak kembali terulang karena hal ini bisa mencoreng citra baik sekolah yang sudah dibangun.

"Pihak sekolah harus lebih aware, jangan sampai dengan perbuatan segelintir orang ini prestasi SMAN 1 Lembang seperti kemarau satu tahun basah dengan hujan satu hari. Artinya, dengan ada permasalah yang menonjol ini, akhirnya hilang semua prestasi yang pernah ada," katanya. (*)

Baca berita lainnya di GoogleNews

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved