Omon, Lansia yang Tetap Semangat Bersihkan Jalan Alternatif di Kab Bandung, Kini Banyak yang Lewat

Meski usianya sudah lansia, Omon (62) tetap semangat secara sukarela membersihkan jalan alternatif penghubung Rancamanyar, Baleendah dan Dayeuhkolot

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/LUTFI AHMAD MAULUDIN
Omon (62) tetap semangat secara sukarela membersihkan jalan alternatif agar pengendara nyaman, Rabu (15/3/2023). Jalan ini merupakan penghubung Rancamanyar, Kecamatan Baleendah dan Cisirung Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. 

"Saya bingung mau ngapain, lalu ke sini lihat jalan, kecil kurang nyaman. Udah aja bersih-bersih, itung-itung ibadah," ujar dia.

Tak disangka dengan suka rela membersihkan jalan itu, ia mengaku ada orang baik yang rela dan ridho memberi uang kepadanya.

"Ya awalnya gitu, jadi ada aja yang ngasih. Alhamdulillah, bisa digunakan untuk menafkahi anak," ucap Omon.

Sebab, kata di, istrinya sudah meninggal, dan kini ia hidup bersama anaknya yang masih duduk di kelas 3 SMA, di RT 2, RW, 2 Desa Cangkuang Wetan RW, Kecamatan Dayeuhkolot.

Ia menambahkan, biasanya ia mulai membersihkan jalan dari pagi sekitar 08.30 WIB sampai sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB.

"Itu jika tak ada kerjaan. Tapi jika tak ada yang nyuruh kerja paling setelahnya, baru ke sini bersih-bersih," tuturnya.

Omon mengaku, bisanya orang yang menyuruhnya berkerja seperti mengangkut pasir, bersih-bersih, dan lainnya.

"Apa aja, tapi paling ngangkut-ngangkut pasir gitu. Kalau tak ada, ya, cari rongsokan sambil bersihkan jalan ini," ucap dia.

Omon mengaku, dulu jalan tersebut jarang dilalui kendaraan, kini sudah banyak kendaraan yang melewatinya.

"Bahkan kalau pagi suka macet, jadi banyak yang lewat sini, sampai malam juga sekarang suka ada yang lewat sini," ujar Omon.

Omon mengatakan, tak hanya itu, bahkan hampir setiap hari, ada mobil yang lewat dari arah Rancamanyar.

"Walau sudah diberitahu tak bisa terus aja maju, pas di sana jalannya kecil, gang, baru dia balik lagi," kata dia.

Omon mengatakan, setiap harinya kerap mendapatkan uang dari pengguna jalan, namun jumlahnya tak menentu.

"Yang lewat ada yang ngasih ada yang engga, kebanyakannya yang enggak. Tapi tak apa, itung-itung ibadah saja," tuturnya.

Omon mengatakan, biasanya kalau hujan, pengguna jalan jarang yang memberi, tapi kalau tak hujan, pengguna jalan kerap ada yang memberinya uang.

"Dari yang ngasih-ngasih gitu, tak tentu dapatnya. Sehari kadang dapat Rp 17 ribu, Rp 80 ribu, pernah dapat juga Rp 100 ribu libih, jadi tak tentu," katanya.

Kalau pagi-pagi, kata Omon, kadang ada yang memberinya makanan juga.

"Ya, itu mah udah rezekinya, kadang banyak, kadang sedikit. Ibadah aja niatnya," ucapnya. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved