Ramadhan 2023

Apa Itu Munggahan? Tradisi Masyarakat Sunda yang Biasa Dilakukan Menjelang Bulan Puasa Ramadan

Menjelang bulan Ramadan yang penuh berkah ini, pelbagai tradisi dilakukan oleh masyarakat, salah satunya munggahan.

Istimewa
Warga menyambut ramadan atau munggahan dengan makan bersama liwet kekinian 

TRIBUNJABAR.ID - Umat muslim akan segera menjalani ibadah puasa Ramadan.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan, 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.

Menjelang bulan Ramadan yang penuh berkah ini, pelbagai tradisi dilakukan oleh masyarakat.

Salah satunya adalah munggahan, tradisi asal Sunda yang biasa dilakukan menjelang bulan Ramadan.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan munggahan?

Munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan yang biasa dilakukan pada akhir bulan Sya'ban (satu atau dua hari menjelang Ramadhan).

Munggahan berasal dari Bahasa Sunda, Unggah artinya naik, memiliki makna bulan yang suci atau tinggi derajatnya.

Masyarakat Sunda dalam menjalankan tradisi ini dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Allah, untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun sebelumnya dan supaya terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Lalu, apa saja bentuk kegiatan yang ada pada tradisi ini?

Tentunya, dalam tradisi ini bentuk pelaksanaanya bervariasi.

Baca juga: 20 Kata-kata Minta Maaf ke Orang Tua Sebelum Puasa Ramadan 2023, Berharap Dosa Diampuni

Umumnya, seperti berkumpul bersama kerabat, makan bersama (botram), saling bermaafan, dan berdoa bersama.

Selain itu, ada juga yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam keluarga atau orang saleh, atau mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada sehari sebelum puasa).

Orang Sunda yang merantau biasanya akan mudik terlebih dulu pada awal Ramadan. Hal itu mereka lakukan untuk bisa munggahan di kampung bersama keluarga.

Disitulah manfaat dari tradisi Munggahan ini terlihat, yaitu sebagai bentuk silaturahmi.

Di Indonesia, banyak sekali tradisi untuk menyambut ramadan.

Memiliki nama yang berbeda tapi mempunyai konsep yang sama.

Bagi masyarakat Indonesia yang multi kultur, kaya akan tradisi, kebiasaan menjelang ramadhan diekspresikan beraneka ragam.

Setiap tradisi merupakan budaya turun temurun yang harus dipertahankan oleh setiap generasinya.

Tradisi yang telah ada harus dipegang teguh karena sebagai salahs atu bentuk rasa hormat masyarakat terhadap leluhur di daerah tempat tradisi itu berkembang.

Kini, sebuah kebudayaan dengan mudahnya dapat tergerus.

Maka, melestarikan dan mewariskan suatu tradisi adalah kewajiban bagi generasi penerus.

Baca artikel Tribun Jabar lainnya di GoogleNews

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved