Polemik Regulasi Liga 1 Musim Depan, Pemain Persib Bandung Tak Mau Ada Diskriminasi

Polemik menyertai regulasi yang akan diterapkan di Liga 1 musim depan, yang berkenaan dengan pemain naturalisasi.

Editor: Giri
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pesepak bola Timnas Indonesia Marc Klok melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas Thailand dalam pertandingan Grup A Piala AFF 2022 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (29/12/2022). Klok melawan regulasi diskriminasi pemain naturalisasi yang akan diterapkan di Liga 1 musim depan. 

TRIBUNJABAR.ID - Polemik menyertai regulasi yang akan diterapkan di Liga 1 musim depan. Hal ini berkenaan dengan rencana pembatasan pemain naturalisasi di setiap tim, kompetisi yang akan berubah nama menjadi Liga Indonesia.

Sejumlah pemain naturalisasi yang pernah membela timnas Indonesia seperti Alberto Goncalves, Diego Michiels, Ezra Walian, hingga Marc Klok, turut bersuara terkait polemik tersebut.

Mereka yang telah dinaturalisasi sebagai warga negara Indonesia (WNI) merasa tidak seharusnya mendapat perlakuan berbeda ketika membela klub.

Sementara itu, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) juga telah memberikan respons terkait polemik pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1.

Menurut APPI, pembatasan pemain naturalisasi pada kompetisi sepak bola Liga 1 merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Pelatih Persik Kediri Tebar Ancaman, Tegaskan Pemainnya Sedang On Fire, Mampu Lahap Persib Bandung?

Para pemain naturalisasi seperti Marc Klok dkk menyuarakan pendapatnya melalui unggahan di akun media sosial.

Sebelum itu, rencana pembatasan kuota pemain Naturalisasi di Liga 1 menjadi salah satu topik yang dibahas dalam sarasehan sepak bola Indonesia, Sabtu (4/3/2023).

Agenda sarasehan sepak bola Indonesia yang diinisiasi oleh kepengurusan baru PSSI itu turut dihadiri oleh klub-klub peserta Liga 1 dan Liga 2.

Dalam proyeksi yang dihasilkan dalam kesempatan tersebut, regulasi baru wacananya akan mengatur dan membatasi kuota pemain naturalisasi menjadi maksimal dua pemain di setiap klub Liga 1.

Rencana tersebut menjadi kabar kurang mengenakkan bagi para pemain naturalisasi yang berkarier di Indonesia.

Marc Klok, gelandang Persib Bandung, yang menjadi bagian timnas Indonesia dalam ajang Piala AFF 2022, mengatakan bahwa pemain naturalisasi seharusnya memiliki kesamaan hak dengan pemain lokal lainnya.

Baca juga: Kompetisi Liga 1 Musim Depan Pakai Format Baru, Bos Persib Bandung Ungkap Formatnya

Menurut Marc Klok, aturan pembatasan kuota pemain naturalisasi terlihat seperti mendiskriminasikan mereka yang sudah bulat memilih Merah Putih sebagai kewarganegaraan.

Kami WNI, dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama, namun kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi,” tulis Klok di akun Instagram pribadinya.

Marc Klok berharap Liga Indonesia bisa menjadi kompetisi yang ramah, terlepas dari latar belakang setiap pemainnya.

"Kami memilih Indonesia karena kami mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepak bola di sini,” tulis Klok.

Kami harap liga yang ramah bagi semua pemain, terlepas dari asal mereka dan latar belakang mereka," lanjut dia.

Alberto Goncalves turut mengutarakan pendapat yang senada dengan Marc Klok.

"Waktu di timnas kita lokal. Sekarang di liga kita jadi naturalisasi. Coba hargai kita dan semua yang kita buat untuk negara ini," tulis Beto lewat fitur Instagram Story.

Pernyataan serupa juga datang dari Diego Michiels dan Ezra Walian yang sama-sama pernah membela timnas Indonesia setelah resmi dinaturalisasi menjadi WNI.

"Kebangsaan Indonesia, keluarga Indonesia, tinggal di Indonesia, kenapa main di klub jadi naturalisasi?" tulis Ezra Walian mempertanyakan wacana pembatasan pemain naturalisasi.

"Saya seorang Indonesia, saya ada darah Indonesia. Saya tidak setuju kalau pemain seperti saya dimasukkan dalam wacana tersebut,” tulis Diego Michiels, bek Borneo FC.

"Namun, kalau orang yang tidak punya darah Indonesia, saya setujui," katanya lagi.

Setelah suara dari pemain naturalisasi ramai di media sosial, APPI mengunggah pernyataan resmi.

APPI menilai, pembatasan pemain naturalisasi pada kompetisi sepak bola Liga 1 merupakan bentuk pelanggaran terhadap HAM.

APPI berpedoman pada Universal Declaration of Player Rights dan FIFA's Human Rights Policy ketika mengeluarkan respons tersebut.

"Pembatasan pemain naturalisasi merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), setelah seseorang dinyatakan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), seyogyanya ia mendapatkan hak yang sama dengan WNI lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia," demikian tertulis dalam unggahan di laman resmi APPI, Senin (6/3/2023).

APPI berpandangan bahwa pembatasan pemain naturalisasi bukanlah langkah tepat untuk menyelesaikan polemik yang ada.

"Jika naturalisasi dianggap suatu polemik di sepak bola nasional, perlu dicari solusi terbaik dan bukan malah membatasi jumlahnya dalam setiap tim," tulis APPI.

"Terlebih sebagian dari pemain-pemain tersebut pernah dan bahkan masih menjadi pemain aktif dari tim nasional Indonesia. Sebagian dari mereka memilih menjadi WNI karena kebutuhan dan permintaan untuk tim nasional," demikian lanjutan pernyataan APPI terkait rencana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polemik Pembatasan Pemain Naturalisasi: Beto hingga Klok Bersuara, APPI Bicara HAM"

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved