Awalnya Orangtua Ingin Daffa Jadi Polisi, Kini Dukung Penuh setelah Jadi Kiper Timnas Indonesia

Orangtua Daffa, kini tinggal di Perumahan Perum Sindangkasih, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
Ibunda Daffa Fasya Sumawijaya, Wiwin Yulianingsih (43), saat ditemui di salah satu sekolah di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Senin (6/3/2023). Daffa merupakan kiper Timnas Indonesia U-20 

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Kiper Timnas U-20 Indonesia, Daffa Fasya Sumawijaya diketahui berasal dari Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Orangtua Daffa, kini tinggal di Perumahan Perum Sindangkasih, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.

Sebelum menapaki karier di dunia sepakbola, ternyata Daffa sempat diarahkan untuk menjadi seorang polisi.

Hal itu diungkapkan Ibunda Daffa, Wiwin Yulianingsih (43), saat ditemui di salah satu sekolah di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Senin (6/3/2023).

Wiwin menceritakan, anak pertamanya itu ingin memiliki prestasi atas usahanya sendiri.

Padahal, kata dia, Daffa hendak diarahkan menjadi seorang polisi.

Kiper Timnas Indonesia U-20, Daffa Fadya Sumawijaya.
Kiper Timnas Indonesia U-20, Daffa Fadya Sumawijaya. (IG timnas.u20)

"Sebenarnya mau jadi polisi, cuma Daffa maunya jalur prestasi murni karena kemampuan dia," ujar Wiwin kepada media, Senin (6/3/2023).

Kondisi seperti itu, membuat keluarga Daffa mendukung sepenuhnya sang anak menjadi seorang pesepakbola.

Wiwin pun tak menyangka, anak kelahiran tahun 2004 itu bisa bermain membela negara hingga terus menjadi pilihan pertama.

Baca juga: Rekam Jejak Daffa Fasya Sumawijaya, Bocah Majalengka Penjaga Gawang Andalan Timnas Indonesia U-20

Sebab, selain belum banyak pengalaman, Daffa juga harus bersaing dengan kiper-kiper lainnya.

"Jadi Alhamdulillah, kami mah dukung saja, ditambah target menjadi pemain sepakbola sudah terlampaui bahkan lebih karena bisa memperkuat timnas."

"Di timnas pun awalnya tidak berharap banyak, karena ada 3 kiper. Tapi kami dukung saja, pokoknya kamu tunjukkin kalau kamu bisa gitu aja," ucapnya.

Wiwin juga mengungkapkan, bahwa potensi Daffa di dunia sepakbola sudah terlihat sejak kecil.

Saat itu, Daffa terus berlatih meski harus pindah ke sejumlah sekolah sepakbola dengan lokasi yang terbilang cukup jauh.

"Dari kecil sudah kelihatan potensinya, posisi kiper juga muncul, dari kemampuan dia, niat dia berlatih juga cukup tinggi."

"Waktu kecil Daffa sudah bergabung di SSB Putra Kujang, Sumedang. Lalu karena pindah ke Majalengka waktu kelas 4 SD, dia lalu ikut latihan di Mandala (dekat rumah di Sindangkasih), lalu pindah ke Melati Jaya, terus lanjut bergabung dengan SSB Asag Biha dan terakhir di Borneo FC U-16," jelas dia.

Sebagai pesepakbola yang dituntut aktif di lapangan hijau, Wiwin menyebut, Daffa justru pendiam ketika di rumah.

Menurutnya, Daffa juga jarang keluar rumah untuk sekadar nongkrong, di mana waktunya dihabiskan untuk berlatih sepakbola.

"Pendiam, dia jarang keluar rumah nongkrong-nongkrong gitu jarang. Kalau keluar pun ngabarin saya."

"Jadi waktu nongkrong itu hampir jarang, kebanyakan waktunya ya latihan bola sama temen-temennya."

"Dia juga suka ngasih ke orang tua, suadaranya. Jadi lebih sering ngasih daripada dikasih gitu," katanya.

Kini, sebagai orang tua Wiwin terus mendukung karir sepakbola anaknya.

Bahkan dalam gelaran Piala Asia U-20 2023, ia terus menyaksikan anaknya bertanding di layar kaca.

"Untuk lihat langsung di stadion belum pernah nih liat langsung Daffa main di stadion, tapi kalau nobar di kampung sering begitu," ujarnya.(Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto)

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved