BPN Jabar Fokus Pengadaan Tanah di 41 Proyek Pembangunan di Jabar, Tol Gedebage sampai Jalur Kereta

Dibutuhkan kolaborasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan masyarakat, dalam rangka menyukseskan pengadaan lahan tersebut di Jawa Barat.

Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, Dalu Agung Darmawan. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pada 2023, setidaknya terdapat 41 pengadaan tanah untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah di Jawa Barat.

Dari total proyek tersebut, sebanyak 27 di antaranya adalah Proyek Strategis Nasional (PSN), sedangkan 14 lainnya adalah non-PSN.

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, Dalu Agung Darmawan, mengatakan dibutuhkan kolaborasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan masyarakat, dalam rangka menyukseskan pengadaan lahan tersebut di Jawa Barat.

Ia menjelaskan pengadaan lahan tersebut di antaranya untuk pembangunan 13 ruas jalan tol, 7 bendungan, 8 jalan arteri, kereta cepat, jalur rel ganda, LRT, petrochemical complex, sutet, pelabuhan, tempat ibadah, irigasi, instalasi pengelolaan air, jembatan, dan TPAS.

"Kita ingin kolaborasi dengan pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten, atau kota, itu lebih baik lagi untuk menyukseskan program-program strategis nasional yang ada di Jawa Barat. Lebih khusus lagi terkait dengan agraria dan tata ruang, sehingga proses perjalanan penyelesaian PSN yang ada di Jawa Barat ini lebih mantap lagi, lebih sukses lagi," kata Dalu di sela Rapat Kerja Daerah di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat di Bandung, Senin (30/1/2023).

Baca juga: Tahun 2023 Pemkot Bandung Fokus Bangun Infrastruktur, Termasuk Flyover Ciroyom dan Exit Tol Gedebage

Ia memberi contoh proyek yang tengah dikerjakan di antaranya Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Tol Jakarta-Cikampek II, Bendungan Leuwikeris, LRT, Tol Ciawi-Sukabumi, Jalan Lingkar di Kuningan dan Sumedang, sampai sejumlah jalan alternatif dan lintas.

Pengadaan tanah 41 proyek ini ditangani oleh 20 kantor pertanahan di Jabar.

"Tentu saja karena sebagian besar program strategis nasional ini dimanfaatkan oleh masyarakat, kita pengen masyarakat bisa terlibat langsung terlibat aktif. Partisipasi masyarakat ditingkatkan, tinggal diperlukan peran dari pemerintah daerah untuk membangkitkan partisipasi masyarakat ini," katanya.

Ia mengatakan untuk memperlancar pengadaan tanah 41 proyek tersebut, Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat melaksanakan rakerda dengan melibatkan seluruh satker yang ada di Jawa Barat.

Sekaligus menyiapkan program pada 3 Februari 2023 yakni pemasangan patok tanah bersama secara nasional.

"Kemudian untuk pengadaan tanah kami ada 20 lokasi satker yang meliputi 27 titik PSN, ini sangat penting karena berkaitan dengan infrastruktur kita. Kemudian tata ruang juga bagian terpenting karena tatu rang jadi panglima dari seluruh aktivitas yang ada di atas tanah itu," katanya.

Dalam kesempatan itu ia mengatakan terdapat 22,72 juta bidang tanah di Jabar. Dari angka tersebut, yang sudah terpetakan sebanyak 13,99 juta bidang atau 61,6 persen (12,69 juta bidang sudah terdaftar), dan yang belum terpetakan 8,7 juta bidang atau 38,4 persen.

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan atau BPHTB di Jabar pun, katanya, naik dalam tiga tahun terakhir, yakni Rp 4,2 triliun pada 2020, naik menjadi Rp 5,1 triliun pada 2021, dan pada 2022 menjadi Rp 6,3 triliun.

Hal ini menjadikan Jabar sebagai daerah dengan BPHTB terbesar di Indonesia, di atas DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved