Kajian Islam

Bacaan Surat Al-Kahfi Ayat 1-10, Dianjurkan Dibaca Hari Jumat Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal

Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat Islam. Salah satu amalan yang dianjurkan pada Hari Jumat adalah membaca surat Al-Kahfi.

Penulis: Magang Tribunjabar | Editor: Hermawan Aksan
pinterest.com
Isi bacaan surat Al-Kahfi. Salah satu amalan yang dianjurkan pada hari Jumat adalah membaca surat Al-Kahfi. 

TRIBUNJABAR.ID – Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat Islam. Salah satu amalan yang dianjurkan pada hari Jumat adalah membaca surat Al-Kahfi.

Allah SWT telah memuliakan umat Rasulullah SAW untuk berlomba-lomba dalam mencari pahala kebaikan.

Hal tersebut selaras dengan pernyataan Ustaz Adi Hidayat dalam kanal YouTubenya bahwa anjuran agar mendapat pahala dan kemuliaan di hari Jumat adalah membaca surat Al-Kahfi.

Surat Al Kahfi merupakan surat ke-18 di dalam Al-Quran yang terdiri dari 110 ayat, dan diturunkan di Kota Mekkah.

Baca juga: Doa Naik Kendaraan Darat, Laut, dan Udara Lengkap dengan Aksara Latin, Dianjurkan Rasulullah

Surat ini mengisahkan ashabul kahfi hingga Zulkarnain, Yakjuj, dan Makjuj.

Setiap hari Jumat umat Islam dianjurkan untuk membaca dan menghafal sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi agar terhindar dari fitnah Dajjal.

Hal tersebut sesuai dengan riwayat Abu Darda’ R.A, Rasulullah SAW bersabda,

"Barang siapa yang menghafal 10 ayat pertama dari surat Al-Kahfi maka ia akan terlindungi dari Dajjal (fitnah)".

Selain terhindar dari fitnah Dajjal, membaca surat Al-Kahfi juga akan disinari cahaya pada hari kiamat kelak, Wallahu A'lam.

Sebagaimana hadis riwayat Abu Bakar bin Mardawaih, Rasulullah SAW yang bersabda,

"Barang siapa yang membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat."

Berikut ini bacaan surat Al-Kahfi ayat 1-10 beserta artinya, yang dianjurkan Rasulullah SAW setiap hari Jumat,

Dikutip dari laman tafsirweb.com

(1)  ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا

Al-hamdu lillaahillazii anzala ‘alaa ‘abdihil-kitaaba wa lam yaj’al lahu ‘iwajaa.

” Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok.”

(2)  قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

Qayyimal liyunzira ba`san syadiidam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`miniinallaziina ya’malunas-saalihaati anna lahum ajran hasanaa.

“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk mengingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik.”

(3)  مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا

Maa Kisiina fiihi abada.

“Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.”

(4)  وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا

Wa yunzirallaziina qaaluttakhazallaahu waladaa.

“Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak.”

(5)  مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Maa lahum bihii min ‘ilmiw wa laa li`aabaa`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwaahihim, iy yaquluna illaa kaziba.

“Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.”

(6)  فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

Fa la’allaka baakhi’un nafsaka ‘alaa aktsarihim il lam yu`minu bihadzal-hadisi asafa.

“Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).”

(7)  إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلً

Innaa ja’alnaa maa ‘alal-ardi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu ‘amalaa.

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang baik perbuatannya.”

(8)  وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

Wa innaa lajaa’iluna maa ‘alaihaa sa’iidan juruzaa.

“Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.”

(9)  أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا

Am hasibta anna as-haabal-kahfi war-raqiimi kaanu min aayaatinaa ‘ajabaa.

“Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?”

(10)   إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Iz awal-fityatu ilal-kahfi fa qaalu rabbanaa aatinaa mil ladungka rahmataw wa hayyi` lanaa min amrinaa rasyadaa.

“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”

(MagangTJ/Chyntia Risdayandini)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved