Jelang Tahun Baru Imlek, Kue Jawadah Korang Alias Kue Keranjang Mulai Diserbu Pembeli di Kota Tasik

Menjelang Tahun Baru Imlek, perajin kue keranjang (jawadah korang) kembali bermunculan di Kota Tasikmalaya.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/FIRMAN SURYAMAN
Hom Sen dan dagangannya, kue keranjang (jawadah korang) di toko miliknya, Jalan Selakaso, Kota Tasikmalaya, Jumat (13/1/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA - Menjelang Tahun Baru Imlek, perajin kue keranjang (jawadah korang) kembali bermunculan di Kota Tasikmalaya.

Sejak sebulan lalu mereka mulai memproduksi dan langsung diserbu para penggemarnya.

Tak hanya kalangan Tionghoa tapi juga pribumi.

Kue khas Imlek yang rasanya legit ini dibuat tahan lama.

Satu kali pembuatan membutuhkan proses pematangan sekitar 12 jam.

Seperti yang dilakukan salah satu toko pembuat kue keranjang di Jalan Selakaso.

Ratusan kue keranjang sudah mereka buat dan mulai dijajakan.

Baca juga: 10 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2023 dalam Bahasa Inggris dan Terjemahannya untuk di Kartu Ucapan

"Setiap hari mulai ada yang beli. Tak hanya kalangan Tionghoa tapi banyak juga pribumi," kata Hom Sen, pemilik toko tersebut saat ditemui, Jumat (13/01/23) sore.

Menurut Hom Sen, bahan baku utama kue keranjang adalah beras ketan dan gula aren.

Karena itu, cita rasanya cocok di lidah siapa saja.

"Habis satu kue berdiameter 10 cm dengan tebal 5 cm tidak ada merasa enek, karena memang dibuat tak terlalu manis," ujar Hom Sen.

Isal (40), salah seorang warga yang tengah membeli kue keranjang, mengaku sudah biasa mengonsumsi kue keranjang sebagai camilan di rumah.

"Setiap masuki Imlek kami sudah rutin beli. Rasanya pas di lidah. Tidak terlalu manis serta tidak lengket di mulut. Itu yang kami suka," ujar Isal.

Hom Sen menambahkan, kue keranjang bisa tahan berbulan-bulan bahkan satu tahun tidak berjamur atau tengi.

Baca juga: Sambut Tahun Baru Imlek 2023, Inilah Sejarah Imlek Dirayakan dan Beberapa Tradisi yang Dilakukan

"Hal itu karena proses pembuatannya selain higienis juga memerlukan waktu pengodokan selama 12 jam," kata Hom Sen. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved