Perjuangan Guru Honorer di Sukabumi, Jualan Cilok Demi Tutupi Ongkos Perjalanan, Tetap Semangat

Seorang guru honerer yang mengabdi belasan tahun mengabdi di SDN Suradita, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, rela berjualan cilok.

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
Yayan Maryanah (46) guru honor SDN Suradita Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id SUkabumi, Dian Herdiansyah

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI -  Seorang guru honerer yang telah mengabdi belasan tahun mengabdi di SDN Suradita, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, rela berjualan cilok.

Namanya Yayan Maryanah (46). Dia tinggal di Desa Gegerbitung yang sangat jauh letaknya dengan lokasi dia mengajar

Untuk sampai tempat mengajarnya, dia harus melewati jalan beberapa kilometer dengan kondisi dianggap membahayakan bagi seorang perempuan.

Bahkan dia harus rela melewati jalan terjal bebatuan, becek, dan mengarungi perbukitan hutan lembah gunung. 

Kendati harus penuh perjuangan, namun Yayan tidak pernah menyerah untuk mencerdaskan anak bangsa mengabdi di SDN Suradita. 

Untuk bisa sampai ke tempat mengajar yang berlokasi di Suradita, Desa Ciengang, membutuhkan ongkos perjalanan Rp 55 ribu tiap harinya. 

Ongkos itu sebenarnya tak sebanding dengan honor yang dia dapat.

Baca juga: Gara-gara Pengemudi Alami Kaku Tubuh, Mobil Toyota Rush Tabrak Warung dan Pom Mini di Sukabumi

"Saya menjadi guru honorer berawal sejak tahun 2006. Kalau sampai saat ini mungkin 16 tahun ya jadi honor di sini," ujar Yayan kepada Tribunjabar.id, Selasa (10/01/2023).

Untuk sampai tempat kerja, dia naik ojek.

"Untuk sampai ke sini Rp 50 ribu ongkosnya untuk berangkat saja," tuturnya.

Untuk menutupi ongkos perjalanannya, dia rela berjualan cilok buatannya sendiri di tempat mengajar.

"Jadi ibu setiap hari bawa cilok ke sekolah, untuk dibeli anak-anak, buat ongkos setiap hari," ucapnya.

Sebelum memutuskan untuk menggunakan ojek, Yayan sempat membawa motor sendiri ke sekolahnya dengan melewati jalanan terjal, hutan, dan pegunungan. 

Namun, dia tak lama melakukannya karena trauma akibat pernah terjatuh hingga tertimpa pohon tumbang.

Baca juga: Tingkat Hunian Kamar Hotel di Sukabumi Turun saat Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Penyebabnya

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved